Pages

Sabtu

Penelitian Tindakan Kelas – Aneka Teknik Pengumpulan Data PTK

Penelitian Tindakan Kelas – Aneka Teknik Pengumpulan Data PTK


JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini


Muhammad Faiq Dzaki

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian untuk menyebut jenis observasi yaitu :
¨ Observasi non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
¨ Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan pedoman sebagai pengamatan.

Wawancara atau Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

Metode dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Jadi dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.

Macam kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa tergantung pada sudut pandangan :
Di pandang dari cara menjawab maka ada :
¨ Kuesioener terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
¨ Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

Di pandang dari jawaban yang diberikan pada :
¨ Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.
¨ Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

Di pandang dari bentuknya maka ada :
¨ Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
¨ Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner tercheck list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda cehck (v) pada kolom yang sesuai.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian (Research) – Definisi

Penelitian (Research) – Definisi


JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini



Muhammad Faiq Dzaki

Seringkali penelitian (research) didefinisikan sebagai sebuah upaya menemukan pengetahuan baru. Dan hal ini memang sudah sewajarnya karena pengetahuan merupakan sesuatu yang dicari dan ingin dimiliki oleh manusia untuk dapat memahami hal-hal di sekitarnya. Dalam perkembangannya penelitian didefinisikan sebagai sebuah upaya menemukan jawaban secara ilmiah dari sebuah masalah yang dihadapi manusia. Ilmiah dalam konteks tersebut, diartikan sebagai berlandasakan atas bangunan ilmu tertentu. Dengan demikian pengetahuan yang bersifat ilmiah diperoleh melalui sebuah proses pendekatan ilmiah yang disebut penelitian ilmiah dan dibangun di atas teori tertentu.

Teori yang berkembang melalui penelitian yang sistematis dan terkendali akan dapat diuji validitas dan reliabilitasnya, artinya jika penelitian tersebut dilakukan oleh orang lain dengan metode dan kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang sama pula. Jadi pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut bersifat obyektif dan tidak diwarnai hal-hal yang bersifat subyektif.

Penelitian sebagai bentuk khusus dari metode ilmiah memiliki beberapa sifat yang penting, yaitu penelitian mempergunakan teknik-teknik yang teliti dan sistematik, dan pemecahan masalah didasarkan atas pengetahuan yang sejauh ini telah dicapai oleh penelitian yang terdahulu. Dengan bertolak pada pengetahuan itu, penelitian disusun secermat mungkin, dengan teknik-teknik yang memiliki validitas setinggi mungkin.

Pengumpulan data yang dilakukan penekannya adalah untuk menguji, bukan mutlak membuktikan, kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis. Dalam penelitian dilakukan pengolahan data dan mengorganisasikannya dalam ukuran-ukuran kuantitatif atau kualitatif, yang kemudian dianalisis serta disimpulkan hasilnya. Selanjutnya hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk yang sistematis, mengandung penjelasan masalah, tujuan, jenis penelitian, pengumpulan data, analisis dan kesimpulan.

Di bawah ini dituliskan beberapa arti penelitian, yang mana penelitian adalah :
¨ Proses pembuktian dari sebuah teori yang diajukan.
¨ Proses mencari atau menemukan jawaban secara cermat dan sistematik, dari pertanyaan atau hal-hal yang ingin diketahui jawabannya.
¨ Proses mencari jawaban secara ilmiah dari pertanyaan yang diajukan secara deduktif, induktif atau verifikatif.
¨ Proses mencari jawaban secara ilmiah melalui kegiatan kajian pustaka, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan penyimpulan.
¨ Kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
¨ Kegiatan ilmiah guna menemukan pengetahuan baru, prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, oleh DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas – Definisi

Penelitian Tindakan Kelas – Definisi


JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini


Muhammad Faiq Dzaki

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.

Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005).

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Makalah PTK dari Jurnal Ilmiah:
Laporan PTK: Pendekatan Realistik Matematika SD
Laporan PTK: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Laporan PTK: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Laporan PTK Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Directed Accelerated Reading (DRA)
Laporan PTK tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Laporan PTK tentang Lesson Study 

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK

Penelitian Tindakan Kelas - Tahapan PTK


JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini


Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Tahap 1: Perencanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.

Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan
Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan
Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan ”self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga obyektifitas tersebut seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Makalah PTK dari Jurnal Ilmiah:
Laporan PTK: Pendekatan Realistik Matematika SD
Laporan PTK: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Laporan PTK: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Laporan PTK Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Directed Accelerated Reading (DRA)
Laporan PTK tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Laporan PTK tentang Lesson Study 

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas – Teknik Pengumpulan Data PTK

Penelitian Tindakan Kelas – Teknik Pengumpulan Data PTK


JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini


Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal sebagai metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang lazim dilakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah metode observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan tes, yang kesemuanya merupakan sebagian dari metode pengumpulan data.

Seringkali orang mengartikan observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan mengunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas – Jenis-Jenis PTK

Penelitian Tindakan Kelas – Jenis-Jenis PTK


JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini


Muhammad Faiq Dzaki

Terdapat empat jenis Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :
¨ Jenis Diagnostik maksudnya penelitian dilakukan untuk menuntun peneliti ke arah suatu tindakan karena suatu masalah yang terjadi, misalnya adanya konflik antar siswa di kelas, adanya pertengkaran di antara siswa dan sejenisnya.
¨ Jenis Partisipan maksudnya penelitian dilakukan dengan keterlibatan langsung peneliti dari awal sampai akhir proses.
¨ Jenis Empirik maksudnya penelitian dilakukan dengan cara merencanakan, mencatat pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar arena kelas, jadi dalam penelitian jenis ini peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang melaksanakan tindakan di kelas.
¨ Jenis Eksperimental maksudnya penelitian dilakukan sebagai upaya menerapkan berbagai teknik, metode atau strategi dalam pembelajaran secara efektif dan efisien.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Makalah PTK dari Jurnal Ilmiah:
Laporan PTK: Pendekatan Realistik Matematika SD
Laporan PTK: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Laporan PTK: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Laporan PTK Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Directed Accelerated Reading (DRA)
Laporan PTK tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Laporan PTK tentang Lesson Study

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas – Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas – Hasil Penelitian dan Pembahasan
JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini


Muhammad Faiq Dzaki

Di dalam sebuah laporan penelitian, maka bagian yang memaparkan tentang hasil penelitian merupakan inti dari laporan tersebut. Untuk itu dalam penelitian tindakan kelas bagian tersebut harus menjadi perhatian utama karena sederet apapun latar belakang masalah, berbaris-baris landasan teori dan uraian metodologi penelitian, tidak akan ada artinya tanpa paparan hasil
penelitian yang kemudian dibahas atau dianalisis untuk selanjutnya disimpulan,

Saat memberikan paparan hasil penelitian, pertama kali harus diuraikan tentang latar penelitian yang meliputi di mana dan kapan penelitian dilakukan, sehingga pembaca dibawa ke suasana di mana penelitian dilakukan. Kalau perlu bagian ini dilengkapi dengan foto sekolah dan kelas di mana penelitian di lakukan.

Kemudian, laporkan langkah-langkah demi langkah yang dilakukan tiap siklus mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, bagaimana pengamatan dilakukan dan hasil refleksi yang telah dilakukan.

Demikian pula halnya, urutan kegiatan sebagaimana telah dituliskan dalam tabel kisi-kisi indikator proses harus diuraikan sehingga jelas apa tindakannya dan bagaimana tindakan itu dilakukan.

Di dalam laporan, dengan berdasarkan refleksi siklus pertama, maka harus jelas pula upaya apa yang dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus ke dua dan seterusnya.

Jadi harus jelas perbedaan urutan kegiatan pada siklus pertama dan kedua sebagai wujud ”perbaikan tindakan pertama”, kalau perlu uraikan keunggulan dari tindakan yang dilakukan pada siklus kedua dibandingkan dengan tindakan pada siklus pertama.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas – Karakteristik PTK

Penelitian Tindakan Kelas – Karakteristik PTK

JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini



Muhammad Faiq Dzaki

Beberapa pakar mengemukakan karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
¨ didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran;
¨ dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama dengan pihak lain;
¨ peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi;
¨ bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran; dan
¨ dilaksanakan dalam rangkaian langkah yang terdiri dari beberapa siklus;
¨ yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan, meliputi efektifitas metode, teknik, atau proses pembelajaran (termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian);
¨ tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.

Pakar yang lain menyebutkan ada enam karakteristik penelitian tindakan kelas (Winter: 1996), yaitu :
¨ kritik refleksi, yaitu adanya refleksi yang bersifat evaluasi pelaksanaan pembelajaran;
¨ kritik dialektis, yaitu adanya pandangan kritis dan obyektif terhadap kelemahan atau hambatan dalam pelaksanaan;
¨ kolaboratif, yaitu adanya kerjasama dengan pihak lain untuk mengamati atau sumber data atas masalah yang dihadapi dalam pembelajaran;
¨ resiko, berarti peneliti atau guru sendiri harus berani mengambil resiko bahwa hipotesisnya meleset atau beresiko untuk melakukan perubahan yang bersifat perbaikan;
¨ susunan jamak, yaitu bersifat reflektif, dialektis, partisipatif dan kolaboratif; dan
¨ intenalisasi teori dan praktik, artinya teori dan praktik bukanlah hal yang terpisah, tetapi hanya merupakan satu hal yang memiliki tahapan berbeda, yang saling bergantung satu sama lain, dengan demikian pengembangan teori akan berakibat pada praktik demikian juga pengembangan praktik yang berdampak pada teori.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas – Persiapan dan Pelaksanaan PTK

Penelitian Tindakan Kelas – Persiapan dan Pelaksanaan PTK



JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini



Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, perjelas lebih dulu latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Yang perlu dilakukan adalah adanya kesinkronan antara masalah dan tujuan penelitian. Karena tujuan penelitian adalah memecahkan masalah maka apabila rumusan masalah berbunyi :”Apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran mampu meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran Fisika kelas IX SMPN 105 Palangkaraya Tahun Ajaran 2008/2009?”,

Maka, tujuan penelitian yang sesuai adalah :”Untuk mengetahui keberhasilan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran guna meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran Fisika kelas IX SMPN 105 Palangkaraya Tahun Ajaran 2008/2009”.

Setelah jelas masalah dan tujuannya maka ditentukan Indikator Keberhasilan penerapan Metode Pemberian Tugas Proyek, yang selanjutnya juga dibuat Indikator Proses dan Urutan Kegiatan sesuai tabel kisi-kisi di atas. Urutan kegiatan itulah yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan urutan kegiatan tes, catatan lapangan, atau hasil angket bila ada. Yang perlu diingat adalah, sejauh mana penerapan tindakan tersebut telah mencapai keberhasilan sebagaimana ditunjukkan dalam Indikator Keberhasilan dan sejauh mana prosesnya telah sesuai dengan Indikator Proses yang direncanakan. Dari hasil refleksi yang berupa evaluasi pelaksanaan pembelajaran ini maka guru merencanakan tindakan lanjutan yang berupa perbaikan atas kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pemberian tindakan yang telah direncanakan.

Demikian seterusnya proses berjalan siklus demi siklus sampai dirasakan bahwa tindakan yang diterapkan telah berhasil meningkatkan mutu pembelajaran. tersebut dapat ditentukan instrumen yang diperlukan yakni berupa lembar pengematan (untuk mengamati tingkah laku siswa, guru, dan penggunaan sarana pembelajaran). Apabila dirasakan perlu mengorek keterangan lebih jauh maka dapat disiapkan pedoman wawancara atau bahkan disiapkan angket bagi siswa sekolah menengah (bagi siswa SD tentunya tidak cocok bila menggunakan angket). Setelah instrumen penelitian disiapkan maka disiapkan segala keperluan yang akan digunakan dalam pembelajaran, misalnya lembar materi, lembar tes, alat peraga dan sebagainya. Apabila sudah siap maka dimulailah penerapan tindakan dalam kelas yang diajar oleh guru.

Penerapan tindakan mungkin saja dilakukan dalam beberapa kali tatap muka. Setiap kali tatap muka maka sekaligus dilakukan pengamatan oleh rekan mitra kerja atau oleh guru sendiri.

Selesai satu tindakan, selanjutnya guru melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran atas dasar pengamatan yang sudah dilakukan. Dalam hal ini guru mengkaji isi lembar observasi, hasil tes, catatan lapangan, atau hasil angket bila ada. Yang perlu diingat adalah, sejauh mana penerapan tindakan tersebut telah mencapai keberhasilan sebagaimana ditunjukkan dalam Indikator Keberhasilan dan sejauh mana prosesnya telah sesuai dengan Indikator Proses yang direncanakan.

Dari hasil refleksi yang berupa evaluasi pelaksanaan pembelajaran ini maka guru merencanakan tindakan lanjutan yang berupa perbaikan atas kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pemberian tindakan yang telah direncanakan. Demikian seterusnya proses berjalan siklus demi siklus sampai dirasakan bahwa tindakan yang diterapkan telah berhasil meningkatkan mutu pembelajaran.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas:

Penelitian Tindakan Kelas – Persyaratan Terkait Kegiatan Pengembangan Profesi

Penelitian Tindakan Kelas – Persyaratan Terkait Kegiatan Pengembangan Profesi


JASA  PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH, SKRIPSI BP/BK DAN PTK BP/BK.

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi dan 


perangkat BK Klik Disini

Untuk Pilihan Judul dan Detail Harga PTK BK Klik Disini



Beberapa hal di bawah ini antara lain merupakan persyaratan untuk diterimanya laporan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dalam kaitannya dengan penilaian prestasi kerja (angka kredit) guru dalam unsur Kegiatan Pengembangan Profesi.

¨ Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran, dan berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

¨ Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi; hasil pencermatan tersebut akan menetukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti.

¨ Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang- kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan; informasi dari siklus yang terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu siklus yang kedua, ketiga dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya.

¨ Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan siswa, baik yang dikenai atau siswa lain. Makna darim kalimat ini adalah bahwa tindakan yang dilakukan guru tidak hanya memilih anak-anak tertentu, tetapi harus semua siswa dalam kelas.

¨ Penelitian tindakan kelas disadari betul oleh pelakunya, sehingga yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa, hal-hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

Beberapa artikel tentang penelitian tindakan kelas: