Pages

Selasa

Contoh Proposal PTK : Model Pembelajaran 5E

Contoh Proposal PTK : Model Pembelajaran 5E


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini




Tulisan sebelumnya di blog sederhana http://penelitiantindakankelas.blogspot.com ini membahas tentang apa itu model pembelajaran 5E atau yang dikenal juga dengan siklus belajar 5E. Pada tulisan yang bertajuk Model Pembelajaran 5E itu telah dibahas pula betapa model pembelajaran ini cocok dengan Standar Proses pembelajaran: EEK (Eksplorasi-Elaborasi-Konfirmasi) pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karena ketiga langkah itu teercakup pula di dalam model pembelajaran ini. Pada tulisan itu disebutkan juga beberapa kelebihan plus kekurangan dari model pembelajaran 5E (siklus belajar 5E) ini.

Pada tulisan kali ini, kami berupaya memberikan contoh proposal penelitian tindakan kelas (proposal ptk) yang mengusung model pembelajaran 5E ini sebagai alternatif pemecahan masalah dan menjadi dasar dilakukannya action (tindakan) untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Contoh proposal PTK yang dimaksud di atas dapat di download pada situs ziddu dengan mangklik tautan berikut ini: Contoh Proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang Menggunakan Model Pembelajaran 5E.

Demikian, semoga posting kali ini bermanfaat buat anda. Salam penelitian tindakan kelas.

Model Pembelajaran 5E


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini



Bila pada pembelajaran di kelas anda siswa tampak kurang termotivasi dan anda ingin melibatkan mereka secara aktif dalam pembelajaran agar tercipta sikap ilmiah pada diri mereka, maka tidak ada salahnya jika anda mencoba menggunakan model pembelajaran 5E. Melalui model pembelajaran 5E ini diharapkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat lebih bermakna  bagi siswa.

Nah, sebelum mencoba menggunakan model pembelajaran yang sangat sesuai dengan standar proses pembelajaran yang diamanahkan oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu harus memuat langkah EEK (Eksplorasi, Elaborasi,dan Konfirmasi), maka akan ada baiknya jika kita cermati terlebih dahulu sintaks (langkah-langkah) model pembelajaran ini. Model pembelajaran ini termasuk ke dalam kelompok siklus belajar (learning cycle),yang diberi nama berdasarkan singkatan dari huruf-huruf awal sintaks (langkah) pembelajaran.

Menurut Bybee (2006), fase-fase dalam model siklus belajar 5E adalah sebagai berikut:
  1. Engagement (Persiapan). Pada fase ini guru mengasses pengetahuan awal (prior knowledge) siswa dan membantu mereka untuk tertarik dengan konsep-konsep baru melalui penggunaan kegiatan singkat untuk memicu rasa ingin tahu. Kegiatan yang dilakukan harus menghubungkan antara pengalaman belajar sebelumnya dengan pengalaman belajar yang akan dilakukan, mengekspos konsepsi awal yang telah dimiliki siswa, dan mengorganisasikan pemikiran siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  2. Exploration (eksplorasi). Pada fase exploration (eksplorasi) siswa mempunyai kesempatan melakukan kegiatan di mana konsep yang telah mereka miliki, miskonsepsi, proses belajar dan keterampilan-keterampilan diidentifikasi dan perubahan konsepsi difasilitasi. Siswa dapat menyelesaikan kegiatan laboratorium yang akan membantu mereka menggunakan pengetahuan awal untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru, mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan dan kemungkingan-kemungkinan, dan mendesain dan melaksanakan penyelidikan.
  3. Explanation (penjelasan).Fase explanation (penjelasan) memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek tertentu dari pengalaman belajar mereka pada fase engagement (persiapan) dan exploration (eksplorasi) dan menyediakan kesempatan untuk mendemonstrasikan pemahaman konsep-konsep, keterampilan-keterampilan proses sains, atau tingkah laku tertentu. Fase ini juga menyediakan kesempatan kepada guru untuk secara langsung menyampaikan konsep-konsep, proses-proses, atau keterampilan- keterampilan. Siswa menjelaskan pemahaman mereka terhadap konseo-konsep. Penjelasan dari guru dapat membimbing mereka menuju pemahaman yang lebih mendalam, yang merupakan bagian terpenting dari fase ini.
  4. Elaboration (elaborasi).Pada fase elaboration (elaborasi) guru menantang dan memperluas pemahaman konseptual dan keterampilan-keterampilan siswa. Melalui pengalaman-pengalaman belajar yang baru siswa membangun pemahaman yang lebih dalam dan luas, memperoleh informasi-informasi, dan keterampilan-keterampilan. Siswa mengaplikasikan pemahaman mereka tentang konsep-konsep tertentu dengan melakukan kegiatan-kegiatan tambahan.
  5. Evaluation (evaluasi).Pada fase terakhir dari model siklus belajar 5E ini, yaitu fase evaluation (evaluasi), siswa berupaya mengasses pemahaman dan kemampuan mereka. Selain itu pada fase ini guru juga mempunyai kesempatan untuk mengevaluasi kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Menurut Wibowo (2010), penerapan model siklus belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan  sebagai berikut:
  1. Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar (siswa) dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
  2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pebelajar
  3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna

Adapun kekurangan penerapan model siklus belajar yang harus selalu diantisipasi adalah sebagai berikut:
  1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran
  2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran
  3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi
  4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran. 
Contoh proposal PTK model pembelajaran 5E

Senin

Contoh Lembar Observasi Frekuensi, Penyebaran, dan Kualitas Pertanyaan Siswa dalam Pembelajaran


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini

Saat kegiatan MGMP di tempat saya beberapa hari yang lalu, ada seorang guru yang punya ide untuk meneliti melalui penelitian tindakan kelas (PTK) berkaitan dengan pertanyaan siswa. Penelitiannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan salah satu indikatornya adalah adanya peningkatan frekuensi, penyebaran, dan kualitas pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

Ketika sampai ke rumah dan ada waktu senggang, saya kepikiran bahwa ide penelitian tindakan kelas beliau itu bagus juga. Suatu pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat salah satunya dari aspek pertanyaan yang dilontarkan siswa selama pembelajaran. Makin banyak siswa bertanya dapat diasumsikan makin aktif pembelajaran itu, pun bila siswa yang bertanya menyebar (tidak siswa yang itu-itu saja yang bertanya), juga kualitas pertanyaan itu sendiri apakah berada pada level c1 saja, ataukah pada level yang lebih tinggi.

Seandainya saya akan menggali data, sebagaimana yang kawan guru di MGMP tadi inginkan, maka saya akan menggunakan lembar observasi yang kira-kira dapat efektif menjaring semua data yang dibutuhkan tersebut. Setelah dirancang-rancang, akhirnya saya menemukan format seperti di bawah ini. Sebagai catatan, lembar observasi/pengamatan frekuensi, penyebaran, dan kualitas pertanyaan yang saya buat ini hanya contoh saja. Mungkin anda dapat merancang lembar observasi pertanyaan siswa yang lebih baik.



hal 1

hal 2
Silakan klik di link berikut: Lembar Pengamatan/Observasi Frekuensi, Penyebaran, dan Kualitas Pertanyaan Siswa untuk mendownload filenya dari ziddu. Anda juga dapat mengklik gambar untuk memperbesar ukuran, untuk sekilas melihat tampilan lembar observasi tersebut dalam format jpeg. Semoga bermanfaat.

Minggu

Menentukan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Menentukan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini





Kegiatan guru saat merancang pembelajaran amatlah krusial. Salah satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran ini adalah menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Apabila guru memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang tidak tepat dapat dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Sementara bila guru berhasil memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya kemungkinan besar akan berjalan efektif.

Nah, untuk menentukan atau memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sesuai, maka guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal, seperti:

  • Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. 
Tidak semua pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran cocok dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran seringkali punya kompatibilitas tertentu dengan tujuan pembelajaran tertentu. Taruh contoh mudah, bila tujuan pembelajaran adalah: Siswa dapat merakit sebuah PC, maka metode ceramah atau diskusi tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran ini, sebaliknya mungkin metode pembelajaran aktif akan berhasil.

  • Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan materi pembelajaran
  Sudah barang tentu materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sangat mempengaruhi pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Ada materi-materi yang hanya cocok diberikan melalui pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran tertentu dan tidak cocok jika diberikan melalui pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang lainnya. Misalnya jika materi pembelajaran berupa fakta maka ceramah dapat dipilih dan berfungsi dengan baik. Sedangkan materi seperti pengetahuan prosedural seperti langkah-langkah membuat kue donat cocok diberikan dengan pembelajaran langsung.
  •  Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
Beberapa pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya, guru kembali harus memperhatikan ketersedian media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar. Apakah guru dapat melaksanakan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran bila alat, bahan, sumber, dan media yang diperlukan tidak tersedia?

  • Kemampuan Siswa.
Dalam menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran tertentu, seringkali guru juga harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Ada pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang mudah untuk diterapkan pada berbagai kemampuan/jenjang pendidikan/tingkat/kelas siswa. Tetapi adapula pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sulit diterapkan pada siswa di kemampuan/jenjang pendidikan/tingkat/kelas tertentu. Contohnya: di suatu sekolah yang sering melakukan kegiatan laboratorium, metode inkuiri atau penemuan terbimbing mungkin dapat dengan mudah dilaksanakan, tetapi pada sekolah tertentu yang sama sekali tidak pernah melakukan kegiatan di laboratorium dan berlatih keterampilan proses sains, maka metode inkuiri dan penemuan terbimbing mungkin akan sulit dilaksanakan.

  • Gaya belajar siswa.
Setiap siswa mempunyai gaya belajar masing-masing yang mungkin berbeda satu sama lain. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda.

  • Ketersediaan waktu.
Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang sangat penting dalam pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran kadangkala dalam penerapannya memerlukan waktu yang banyak, sementara pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang lain hanya membutuhkan sedikit waktu.

  • Jaminan adanya variasi.
Guru juga harus mempertimbangan bahwa ada jaminan variasi dalam penggunaan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan jenis kecerdasan yang dimiliki siswa.

  • Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa.
Interaksi antar anggota kelas, dalam hal ini antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin banyak interaksi yang terjadi, dan berlangsung dari berbagai arah, maka akan semakin besar proses pembelajaran yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya mempertimbangkan aspek ini saat menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang akan digunakannya.


Selain itu untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang dilaksanakannya, ada baiknya guru rajin untuk membaca berbagai literatur terkait berbagai pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sedang berkembang dan banyak digunakan dewasa ini.

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum di Sekolah

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum di Sekolah


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini



Apa yang dimaksud dengan kurikulum? Prinsi-prinsip apa yang harus dipenuhi saat seorang pendidik mengembangkan kurikulum? Nah, untuk menjawab kedua pertanyaan ini, marilah kita ikuti uraian berikut ini.

Apakah yang dimaksud dengan kurikulum?
Kurikulum, menurut Tyler (1945) dapat didefinisikan dengan menjawab ke-4 pertanyaan berikut ini:
  1. Tujuan pendidikan apa yang harus dicapai di sekolah?
  2. Pengalaman pendidikan apakah yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut?
  3. Bagaimana pengalaman pendidikan ini dapat dikelola secara efektif?
  4. Bagaimana kita dapat menentukan bahwa tujuan pendidikan ini telah dicapai?
 Kemudian, dengan demikian maka langkah-langkah pengembangan kurikulum akan meliputi:
  1. merumuskan tujuan pendidikan.
  2. menyusun pengalaman belajar.
  3. mengelola pengalaman belajar.
  4. menilai pembelajaran.
Berikutnya marilah kita beranjak kepada prinsip-prinsip yang tetap harus selalu dipegang oleh para praktisi pendidikan (misal guru) dalam mengembangkan kurikulum.

Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.

Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan macam, antara lain:
  • Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
  • Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
pengembanga kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
  • Prinsip Efisiensidan Efektifitas.
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepat oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.
  • Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian. Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
  • Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
  • Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan terhadap pengembangan pribadi.
  • Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
  • Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diaharapkan.

 Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
  1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
  2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
  3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
  4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
  5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.


Kemampuan Awal Siswa, Bagaimana Cara Mengetahuinya


Kemampuan Awal Siswa, Bagaimana Cara Mengetahuinya


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini



Saya yakin semua guru pasti tahu betul pentingnya kemampuan awal siswa dalam proses pembelajaran. Bila guru memolakan dan mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti suatu pembelajaran, maka tentunya apa-apa yang akan dilakukan guru saat memfasilitasi proses pembelajaran itu akan menjadi lebih efisien.

Ada beberapa strategi/cara yang dapat guru lakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, misalnya:
  1. Asesmen Kemampuan Awal Siswa Berbasis Kinerja 
  2. Asesmen Kemampuan Awal Mandiri (Self Assessment) 
  3. Peta Konsep 

Berikut penjelasan masing-masing cara tersebut:
Asesmen Kemampuan Awal Siswa Berbasis Kinerja 
Cara paling reliabel dalam melakukan asesmen ini adalah dengan memberikan sebuah tugas, dapat berupa kuis, atau bentuk lain, yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diberikan, yang dalam pengerjaan tugas tsb akan memerlukan penggunaan pengetahuan awal yang telah mereka miliki sebelum mengikuti pembelajaran anda. Tentunya, saat merancang kuis atau tugas tersebut, terlebih dahulu guru mengidentifikasi pengetahuan prasyarat atau keterampilan prasyarat apa yang diperlukan untuk pembelajaran yang akan dilakukan.

Asesmen Kemampuan Awal Mandiri (Self Assessment) 
Untuk melakukan cara yang kedua ini, guru dapat membuat sebuah angket singkat untuk evaluasi mandiri (evaluasi diri) setiap peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran. Cara ini sebenarnya relatif mudah dilakukan, karena angket yang dibuat sederhana saja. Berikut contoh angket untuk asesmen kemampuan awal mandiri:
Beberapa Contoh Angket Sederhana Untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa
Contoh 1
Seberapa luas pengetahuanmu tentang fotosintesis:
  1. Saya belum pernah mendengar istilah itu.
  2. Saya tahu pada organisme apa fotosintesis terjadi dan apa tujuannya.
  3. Saya tahu pada organisme apa fotosintesis terjadi, tujuannya, reaksi kimianya, bahkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  4. Saya pernah melakukan percobaan mengenai fotosisntesis dan memahami dengan baik pada organisme apa fotosintesis terjadi, tujuannya, reaksi kimianya, bahkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Contoh 2 Seberapa akrab kamu dengan "Uji-T"?
  1. Apa ya? Saya belum pernah mendengar tentang "Uji-T"
  2. Pernah mendengar, tapi tidak tahu sama sekali apa itu "Uji-T"
  3. Sedikit sekali yang saya tahu tentang "Uji-T", pemahaman saya tidak begitu jelas tentang itu.
  4. Saya tahu apa itu "Uji-T" dan apa kegunaannya.
  5. Saya tahu apa itu "Uji-T', kapan harus digunakan, dan bagaimana menggunakannya.
Contoh 3 Seberapa dalam pengetahuanmu tentang photoshop?
  1. Saya tak pernah menggunakannya, pernah mencoba tapi tak tahu harus bagaimana caranya.
  2. Saya dapat melakukan pengeditan sederhana dengan menggunakan photoshop.
  3. Saya dapat memanipulasi gambar dan membuat efek-efek yang saya inginkan dengan menggunakan photoshop.
  4. Saya dapat membuat gambar-gambar dengan efek-efek yang saya ingin dengan mudahnya bila menggunakan photoshop.

Peta Konsep
Ternyata peta konsep dapat dijadikan alat untuk mengecek pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Caranya, tuliskan sebuah kata kunci utama tentang topik yang akan dipelajari hari itu di tengah-tengah papan tulis. Misalnya "Fotosintesis". Berikutnya guru meminta siswa menyebutkan atau menuliskan konsep-konsep yang relevan (berhubungan) dengan konsep fotosintesis dan membuat hubungan antara konsep fotosintesis dengan konsep yang disebut (ditulisnya) tadi. Seberapa pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat terlihat sewaktu mereka bersama-sama membuat peta konsep di papan tulis. Cara lain misalnya dengan memberikan sebuah peta konsep yang hanya berisi konsep utama, sementara itu siswa harus mengisi kotak-kotak kosong yang telah disediakan pada peta konsep itu dengan konsep yang relevan.Seberapa banyak kotak kosong pada peta konsep yang tidak lengkap itu dapat diisi oleh siswa, adalah indikasi seberapa pengetahuan awal yang mereka miliki.




Sabtu

Memahami Teori Kognitif


Memahami Teori Kognitif


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini






Tulisan ini dibuat untuk melengkapi tulisan sebelumnya yang berjudul Perbedaan berbagai teori Belajar. Tujuannya adalah agar pemahaman kita (guru) tentang berbagai teori-teori belajar dan perbedaan setiap teori-teori tersebut semakin baik.

Teori kognitif merupakan teori belajar yang disusun berdasarkan proses-proses berpikir seseorang yang terjadi di belakang peilaku seseorang. Perubahan perilaku seseorang dapat diamatidan digunakan sebagai penanda tentang apa yang terjadi pada pikiran (otak) orang tersebut.

Tokoh-tokoh yang melahirkan teori belajar kognitif adalah Jean Piaget dan Lev Vygotski. Menurut teori belajar ini, semua gagasan dan citraan (image)seseorang diwakili oleh suatu struktur mental yang disebut skema. Struktur mental yang disebut skema ini akan menentukan bagaimana data dan informasi yang diterima seseorang dipahami. Ada dua kemungkinan yang terjadi: (1) bila informasi yang diterima sesuai dengan skema yang telah dimiliki, maka informasi itu dapat diterima dan diserap; (2) bila informasi yang diterima tidak sesuai dengan skema yang telah dimiliki, maka hal yang terjadi adalah, informasi tersebut ditolak, atau diubah, atau disesuaikan dengan skema, atau bisa juga skema yang telah ada diubah dan disesuaikan dengan informasi tsb.

Teori belajar kognitif juga menyatakan bahwa proses belajar seseorang melibatkan penggabungan-penggabungan (associations), yang dibagun melalui keterkaitan atau pengulangan. Sehingga para ahli teori belajar kognitif juga mengakui pentingnya penguatan (reinforcement). Mereka menekankan pentingnya pemberian umpan balik (balikan/feedback) kepada tanggapan-tanggapan yang benar dari pebelajar sebagai bentuk pendorong (motivasi).

Sebenarnya teori kognitif menerima sebagian ide teori belajar behavioristik (perubahan tingkah laku). Walaupun demikian, menurut teori kognitif, belajar merupakan pelibatan penguasaan atau penataan kembali skema (struktur kognitif) yang merupakan tempat seseorang memproses dan menyimpan informasi.

Untuk lebih jelas, perhatikan beberapa poin kunci teori belajar kognitif berikut ini:
  • Semua gagasan dan citraan (image) diwakili dalam struktur kognitif yang disebut skema.
  • Jika informasi sesuai dengan skema yang sudah ada, maka informasi akan diterima.
  • Jika informasi tidak sesuai skema yang sudah ada, maka informasi diubah/disesuaikan, atau skema diubah/disesuaikan.
  • Belajar merupakan pelibatan penguasaan atau penataan kembali struktur kognitif.


Beberapa tulisan yang mungkin juga dapat memperjelas pemahaman tentang perbedaan teori-teori belajar tersebut dapat dibaca di sini:
Teori Behavioristik (Beberapa Artikel)
Teori Piaget (Teori Kognitif)
Teori Konstruktivis (Beberapa Artikel)

Perbedaan Berbagai Teori Belajar


Perbedaan Berbagai Teori Belajar


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini








Blog http://penelitiantindakankelas.blogspot.com kali ini akan menguraikan berbagai perbedaan teori belajar yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Setelah membaca tulisan ini, mudah-mudahan kita semua bisa membedakan berbagai teori belajar dalam pembelajaran. Paling tidak, di dalam dunia pendidikan kita dikenal ada 3 teori belajar yang sangat berpengaruh yaitu: (1) teori belajar behavioristik (teori belajar tingkah laku); (2) teori belajar kognitif; (3) teori belajar konstruktivis (teori belajar konstruktif). Perbedaan ketiga teori belajar ini dapat dirangkum pada tabel berikut:


Perbedaan Teori Belajar Behavioristik, Teori Belajar Kognitif, dan Teori Belajar Konstruktivis
Aspek BehavioristikKognitifKonstruktivis
TokohPavlov (1849-1936), Watson (1878-1958), Thorndike (1874-1949), Skinner (1904-1990)Jean Piaget, Lev VygotskiSchuman (1996), Merril (1991), Smorsganbord (1997), Gagne, Bloom, Clark.
Dasar PemikiranPerubahan tingkah lakuProses berpikir dibalik tingkah lakuPengetahuan dibangun secara aktif
Kekuatan Siswa difokuskan pada tujuan yang jelas sehingga dapat menanggapi secara otomatis. Contoh: Siswa mampu menjelaskan sifat-sifat zat cair, maka diharapkan siswa mampu menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat zat cairPenerapan teori kognitif bertujuan untuk melatih siswa agar mampu mengerjakan tugas dengan cara yang sama dan konsisten. Contoh: Cara belajar siswa berbeda-beda, mereka perlu secara rutin dilatih untuk mencapai cara umum yang tepat.Siswa diajak untuk memahami dan menafsirkan kenyataan dan pengalaman yang berbeda, supaya mereka lebih mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Contoh: Bila siswa dapat menyelesaikan masalah dengan berbagai cara, maka siswa akan terlatih untuk menerapkannya dalam situasi yang berbeda (baru).
KelemahanSiswa dapat berada dalam situasi di mana rangsangan (stimulus) dari jawaban yang benar tidak tersedia. Contoh: Siswa harus membuang sampah pada tempatnya, tetapi di tempat tersebut tidak tersedia tempat sampah. Siswa belajar suatu cara menyelesaikan tugas, tetapi cara yang dipilih belum tentu baik (sesuai). Contoh: Siswa belajar cara menulis surat dengan cara yang sama, perlu diperhatikan perbedaan selera dalam menulis surat.Dalam keadaan dimana kesepakatan sangat diutamakan, pemikiran dan tindakan terbuka dapat menimbulkan masalah. Contoh: Mengikuti aturan sekolah tidak dapat ditawar dan didiskusikan agar peraturannya dibuat berbeda bagi sekelompok siswa tertentu. Mungkin hal itu merupakan gagasan yang konstruktif tetapi akan sulit dilaksanakan.


Karena ketiga teori belajar tersebut mempunyai kekuatan/kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka pemahaman dan penggunaan ketiganya secara tepat akan membuat pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa akan lebih efektif. Ketiga teori belajar tersebut saling melengkapi.

Beberapa tulisan yang mungkin juga dapat memperjelas pemahaman tentang perbedaan teori-teori belajar tersebut dapat dibaca di sini:
Teori Behavioristik:
Implikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran 
Plus Minus Teori Behavioristik 

Teori Kognitif: 
Memahami Teori Kognitif
Teori Piaget (Teori Belajar Kognitif)

Teori Konstruktivis: 
Sejarah teori Konstruktivis 
Pembelajaran Konstruktivis 
Teori Konstruktivis
Teori Belajar Konstruktivis 

Referensi:
Ella Yulaelawati. 2007. Kurikulum dan pembelajaran (Filosofi, Teori, dan Aplikasi). Pakar Jaya. Jakarta.

Membuat Siswa Memahami Bacaan dengan Pertanyaan

Membuat Siswa Memahami Bacaan dengan Pertanyaan


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini

Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru saat siswa sedang belajar atau mempelajari sebuah teks seperti buku paket akan sangat bermanfaat buat mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru akan membuat mereka dapat lebih memahami teks tersebut. Hal ini terjadi karena, dengan diberi pertanyaan maka siswa akan:
  • Memberikan siswa tujuan/acuan dalam membaca.
  • Membuat mereka lebih fokus dan perhatian terhadap pelajaran atau materi pelajaran.
  • Memabntu siswa menjadi aktif secara mental saat mereka sedang membaca.
  • Merangsang siswa untuk selalu belajar memonitor pemahamannya sendiri terhadap bacaan yang sedang digelutinya.
  • Membantu siswa menghubungkan apa yang mereka baca dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya.
  • dsb.

Untuk mencapai tujuan-tujuan guru melontarkan pertanyaan saat siswa sedang membaca buku atau teks sebagaimana di sebut di atas, maka guru dapat melontarkan pertanyaan dengan level sederhana hingga level yang benar-benar memicu mereka untuk aktif berpikir. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat dilontarkan oleh guru:
  1. Pertanyaan yang jawabannya langsung tertulis di dalam teks yang sedang dibaca. Jadi untuk menjawab pertanyaan ini, siswa hanya perlu menemukan satu atau beberapa kalimat yang dapat dikutip atau dibaca langsung dari buku atau teks yang ada ditangan mereka.
  2. Pertanyaan yang menuntut mereka untuk berpikir dan mencari. Sebenarnya jenis pertanyaan ini dibuat berdasarkan beberapa fakta yang ada di dalam bacaan. Tetapi biasanya letaknya ada beberapa tempat atau bagian teks, sehingga memerlukan kejelian siswa dalam menemukan dan saling mengubungkannya untuk membuat kalimat sendiri. Hal ini tentu menuntut sedikit pemikiran dari mereka.
  3. Pertanyaan yang meminta siswa menghubungkan apa yang telah mereka baca dengan pengetahuan mereka sebelumnya (pengetahuan awal yang telah mereka miliki). Jadi pada prinsipnya, mereka harus terlebih dahulu memahami isi teks atau bacaan, baru kemudian menghubungkannya dengan pengetahuan awal mereka.
  4. Pertanyaan yang didasarkan pada pengetahuan awal siswa dan pengalaman mereka. Ketika siswa diberi pertanyaan demikian, maka mereka akan berusaha mencari jawaban pada teks yang sebenarnya tidak ada di sana, atau mereka tak akan dapat menjawab pertanyaan itu meskipun mereka memahami teks atau bacaan yang sedang digeluti.Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa sebenarnya hanya perlu mengungkapkan pengalamannya dan pengetahuan yang telah mereka miliki.  (referensi: readingrocket.org)

Komponen yang Dinilai Pada Pembelajaran Kooperatif

Komponen yang Dinilai Pada Pembelajaran Kooperatif

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini


Apakah saat ini anda sedang atau ingin melaksanakan pembelajaran kooperatif di kelas anda? Jika memang demikian ada baiknya anda memperhatikan tulisan berikut yang mencantumkan hal-hal apa saja yang sepatutnya dinilai pada pembelajaran kooperatif, sehingga dapat mempersiapkan pembelajaran kooperatif tersebut dengan baik. Berikut hal-hal tersebut:

Pencapaian Kesuksesan Secara Individual
Cara yang dapat dilakukan oleh anda sebagai guru untuk mengukur kesuksesan belajar siswa secara individual setelah mengikuti pembelajaran kooperatif adalah dengan memberikan tes formatif, atau dengan memberikan kuis yang harus dikerjakan secara mandiri (individual) tanpa kerjasama dengan anggota kelompoknya. Anda juga dapat memberikan tugas lain, tetapi pada intinya, semua harus dikerjakan secara individual.

Pencapaian Kesusksesan Kelompok (Group)
Kesuksesan kelompok dapat diukur dan dievaluasi melalui hal-hal yang telah berhasil dicapai oleh kelompok, seperti penyelesaian tugas yang diberikan kepada mereka, dsb. Apakah tugas yang diberikan dapat diselesaikan? Apakah hasil kerja kelompok akurat sebagaimana yang anda harapkan, atau masih ada kekurangan-kekurangan dan kesalahan? Nah, hal-hal semacam inilah yang menjadi bahan untuk mengevaluasi kinerja kelompok.

Penguasaan Keterampilan-Keterampilan Kooperatif
Penguasaan siswa terhadap keterampilan-keterampilan kooperatif dalam dilihat saat anda melakukan observasi proses pembelajaran. Selain berfungsi mengecek penguasaan keterampilan-keterampilan kooperatif, observasi proses pembelajaran sebenarnya juga baik untuk memicu mereka untuk menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut. Anda tentu masih ingat bukan? Untuk melakukan pengamatan gunakanlah lembar observasi dalam bentuk ceklis agar dapat dilakukan dengan mudah dan efisien. Anda cukup mendata frekuensi keterampilan-keterampilan kooperatif apa yang ditunjukkan oleh siswa anda saat mereka sedang bekerja dalam kelompok.

Jumat

Tips Sukses Presentasi untuk Guru

Tips Sukses Presentasi untuk Guru


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini


Guru mana coba, yang gak pernah presentasi? Pasti setiap guru harus melakukan presentasi, walaupun tidak dilakukan pada setiap pembelajaran yang dilaksanakannya. Presentasi adalah aktivitas yang cukup sering dilakukan dalam kegiatan sehari-hari guru saat menjalankan tugasnya. Nah, mengingat pentingnya presentasi atau keterampilan melakukan presentasi bagi seorang guru, maka tak ada salahnya jika blog ini mencoba memaparkan beberapa tips yang dapat diikuti oleh guru saat akan dan saat melakukan presentasi.

Tips 1:
Lakukan persiapan yang matang sebelum melakukan presentasi. Presentasi yang terencana dengan baik akan memberikan gambaran bagaimana nantinya guru akan tampil secara efektif di hadapan siswanya.
Tips 2 :
Pahami dengan baik materi yang akan dipresentasikan. Kan gak lucu jika guru sendiri memberikan sesuatu yang tidak dipahaminya dengan baik kepada siswanya. Jika perlu sebelum presentasi,kaji ulang secara mendalam lagi materi tersebut, meskipun anda merasa bahwa hal tersebut sudah ada di luar kepala anda.
Tips 3:
Sebelum menulis presentasi di slide, terlebih dahulu tetapkan tujuan (pembelajaran) yang ingin dicapai melalui sesi presentasi itu. Hal ini dimaksudkan agar presentasi yang dibuat oleh guru tidak melenceng ke sana ke mari.
Tips 4:
Ingat KISS (Keep It Short Simple)! Bila guru membuat presentasi dengan menggunakan power point, misalnya. Maka  tips yang ke 4 ini wajib diingat saat guru mulai menyentuh tuts keyboard. Keep it short and simple (Buatlah presentasi yang pendek dan simple). Jika anda pernah mengikuti sebuah presentasi dengan slide yang penuh kata-kata dan panjang, saya yakin, saat itu anda pasti merasa amat bosan dan tidak berminat mendengarkan si presenter atau memolototi slide-slide itu.
Tips 5:
Manfaatkan visual, dapat berupa simbol, gambar, grafik, foto, tabel atau apapun. Tapi perlu diingat pula, visual yang disajikan memang diperlukan dan mendukung materi yang akan disampaikan. Bukan visual tanpa makna yang justru nantinya akan membuat konsentrasi siswa dan fokus mereka pada materi terganggu.
Tips 6:
Lakukan kontak pandang dengan siswa. Hm.., sepertinya ini bukan hal yang asing bagi guru bukan? Melakukan kontak pandang dengan siswa akan menjamin bahwa mereka memperhatikan presentasi yang anda sampaikan. Dan tentu saja, sekalian sebagai bentuk pengelolaan kelas.
Tips 7:
Sediakan waktu bagi siswa untuk bertanya atau menanggapi presentasi yang anda berikan. Buat komunikasi banyak arah (guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa). Melakukan presentasi bukan berarti guru satu-satunya aktor di dalam kelas.
Tips 8:
Setelah presentasi selesai (pembelajaran selesai), lakukan refleksi terhadap kegiatan yang baru saja anda lakukan tsb. Bila menurut anda, sebagai guru anda belum dapat melakukan presentasi sebagaimana yang anda harapkan atau rencanakan, rileks saja. Cari di mana kekurangannya. Jika anda meresa presentasi sudah sebagaimana yang anda inginkan, pertahankan. Bahkan, kalau perlu cari di bagian mana kekuatan-kekuatan anda. Jadikan semuanya sebagai pengalaman untuk menjadi semakin baik di presentasi yang akan datang.
Nah, itulah delapan tips yang dapat diberikan kali ini, semoga aplikatif dan berguna.

Kamis

Diskusi Kelas : Hal-Hal yang Harus Diperhatikan


Diskusi Kelas : Hal-Hal yang Harus Diperhatikan


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini




Paling tidak ada 3 tahapan yang harus diperhatikan oleh seorang guru yang ingin melaksanakan diskusi kelas. Ketiga tahapan yang dimaksud adalah: persiapan, pelaksanaan, dan sesudah kegiatan diskusi berakhir. Pembelajaran dengan metode diskusi kelas memerlukan persiapan khusus sebelum dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan supaya ketika pembelajaran dilakukan dapat berlangsung dengan efektif. Kemudian, saat melaksanakannya-pun guru perlu memperhatikan berbagai hal agar diskusi kelas tidak mandek dan berjalan sebagaimana mestinya. Kemudian di akhir pembelajaran, sebaiknya selalu ada proses refleksi tentang diskusi yang telah dilakukan.

Berikut penjelasan mengenai ketiga tahapan cara melaksanakan diskusi kelas:
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mempersiapkan:
  • Guru mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran untuk didiskusikan.
  • Mengidentifikasi aturan-aturan dalam berdiskusi.
  • Menyiapkan berbagai pertanyaan untuk memancing diskusi.
  • Merencanakan berbagai variasi strategi untuk pelaksanaan diskusi: seperti bagaimana bentuk pemanasan diskusi, atau apa yang nanti harus dikerjakan kelompok-kelompok kecil sebelum diskusi kelas diselenggarakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pelaksanaan:
  • Menjelaskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi tersebut.
  • Menjelaskan aturan-aturan dalam berdiskusi.
  • Memancing terjadinya diskusi melalui: (a) memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya memancing; (b) meminta siswa untuk bertanya; (c) meminta kelompok kecil atau siswa yang mendapatkan bagian tugas untuk mempresentasikan materi; (d) membagi-bagi kelas menjadi pasangan-pasangan atau kelompok-kelompok.
  • Memvariasi berbagai pertanyaan yang guru tanyakan kepada siswa dengan cara memberikan: (a) pertanyaan yang meminta penjelasan; (b) pertanyaan yang meminta siswa menguraikan hubungan; (c) pertanyaan yang menguraikan sebab-akibat; (d) pertanyaan yang meminta siswa mendiagnosis; (e) pertanyaan yang meminta aksi siswa; (f) pertanyaan yang bersifat hipotetik.
  • Mendengarkan diskusi dengan baik, dan menyiapkan umpan balik positif yang sesuai.
  • Menjaga diskusi tetap fokus, mengembalikan ke tema diskusi apabila mulai melenceng.
  • Memberdayakan siswa agar berpartisipasi, berikan peran-peran tertentu kepada sejumlah siswa, misal sebagai notulen, dsb.
  • Menjaga agar siswa yang suka mendominasi tetap dalam kontrol.
  • Mintalah siswa untuk bertanya.
  • Memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir.
  • Batasi keinginan anda untuk berceramah.
  • Bantu siswa mengevaluasi tujuan apa yang telah mereka berhasil capai dalam diskusi.
  • Berikan penutup diskusi dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan.
  • Siapkan siswa untuk pertemuan berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika selesai melaksanakan diskusi kelas:
  • Melakukan refleksi terhadap diskusi yang baru dilakukan.
  • Tentukan tanggapan terhadap kebingungan yang sempat muncul atau bagian yang menjadi masalah diskusi.
  • Mengidentifikasi hubungan-jika terdapat-untuk pertemuan berikutnya.

Selasa

Program Semester Bimbingan dan Konseling SMP

Program Semester Bimbingan dan Konseling SMP


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini


Program Kerja BK atau Program BK ini tersusun atas Program Tahunan BK, Program Bulanan BK, Program Harian BK. Tersedia dengan berbagai jenjang baik Program BK SMP, MTs, SMA, SMK, Program Tahunan BK SMP, Program Bulanan BK SMP, Program Harian BK SMP, Program BK SMP, MTs, SMA, SMK, Program Tahunan BK SMK, Program Bulanan BK SMK, Program Harian BK SMK, Program BK di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, sasaran pelayanan (4) , dan (5) volume/beban tugas konselor.Tugas Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor - Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.
Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam:
  1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
  2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
  3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.
  4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karirDilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu: 
    1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
    2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
    3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
    4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
    5. Program Harian,yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) >Bimbingan dan Konseling.