BIMBINGAN DAN KONSELING CARA BELAJAR
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
- Pengertian Bimbingan Konseling Belajar
Bimbingan berasal dari kata bahasa inggris yaitu Guidance yaitu salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini ditujukan untuk membentuk, mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing mendapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
“Sedangkan Konseling merupakan proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli yaitu konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (di sebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien” Mugiarso (2012 : 4).
Belajar menurut banyak di definisikan oleh banyak ahli diantaranya yaitu menurut Slavin (1994:152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Adapun menurut Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari poses pertumbuhan.
Belajar merupakan proses yang dianggap penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Juga merupakan perbuatan yang paling banyak dilakuakan orang. Sebagai istilah psikologi dan pendidikan, belajar adalah yang dalam bahasa inggris istilahnya Learning, bukan studying. Pengertian umum belajar yaitu mengacu pada terjadinya perubahan dalam diri seseorang, yaitu perubahan tingkah laku melalui pengalaman.
Adapun pengertian belajar yang lain adalah menurut Gage dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana suatu organisme mengubah perilakunyakarena hasil dari pengalaman.
Sedangkan menurut Slavin (1994:152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Berikut ini tujuan bimbingan belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau sekelompok anak.
2. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku pelajaran.
3. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagaimana memanfaatkan perpustakaan.
4. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
5. Memilih suatu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan bakat, minat, kecerdasaan, cita-cita dan kondisi, fisik atau kesehatannya.
6. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
7. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
8. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajara disekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya dimasa depan.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat diketahui dan disimpulkan Bimbingan dan Konseling Belajar adalah bimbingan kepada individu yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi masalah masalah dalam belajar.
- B. Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Belajar
Membahas mengenai ruanglingkup BK belajar, tentunya sudah banyak yang tidak asing lagi, mengenai lingkup apa saja kah BK belajar itu. Secara spontan saja saat kita mendengar apa itu BK belajar mka dengan otomatisnya kita akan berpikiran mengenai bimbingan yang di sorotkan pada masalah-masalah belajar pada individu. Berikut ini akan di sebutkan ruang lingkup BK belajar. BK belajar memiliki 4 ruang lingkup yaitu :
- Perkembangan dan penyesuaian diri atau pribadi dalam belajar
a) Berkaitan dengan minat, kemampuan diri sendiri
b) Juga aktualisai terhadap kemampuan dan minat diri sendiri.
c) Mengarahkan diri kearah yang lebih baik
d) Mengurangi dan menghilangkan sikap yang tidak baik dalam belajar
- Kemampuan dalam pendidikan dan penjurusan
a) Memilih studi lanjut seuai dengan kemampuan
b) Memilih studi lanjut sesuai dengan minat
c) Memilih studi lanjut sesuai dengan kondisi
- Perkembangan dalam belajar
a) Adanya informasi mengenai sukses dalam belajar
b) Informasi mengenai bagaimana belajar yang efesien
c) Informasi mengenai faktor-faktor apa sajakah yang dapat mendukung dan mengganggu belajar
- Penelitian yang berkaitan dan menyangkut belajar siswa
a) Melakukan penelitian terhadap siswa di sekolah yang berkaitan dengan banyak variabel ( prestasi, motivasi, minat, masalah dan cara penyelesaianya)
b) Meningkatkan pembelajaran dengan berbagai metode- metode
- C. Prinsip Bimbingan dan Konseling Belajar
Supaya kegiatan belajar mencapai tujuan dan hasil yang maksimal dan baik, maka, seorang pembelajar atau guru itu paham akan prinsip belajar. Jika tidak paham maka akan tejadi kesulitan pada seorang guru, dalam menyusun cara- cara atau strategi dalam belajar, dalam menentukan metode belajar, apalagi mengingat bermacam-macamnya keadaan siswa di sekolah,serta karakter siswa yang bermacam-macam pula. Mengingat hal tersebut berikut ini adalah prinsip-prinsip belajar yang harus dipahami oleh para guru dan konselor menurut Gagne.
Beberapa prinsip yang dimaksud adalah Keterdekatan (contiguity), Pengulangan ( repetition ), dan Penguatan ( reinforcement ). 1) Prinsip Keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harrus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diingginkan. 2) Prinsip Pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responya perlu di ulang-ulang, atau dipraktikan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar. 3) Prinsip Penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk mempelajaris sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai mendapatkan penguatan. Ketiga prinsip tersebut disebut sebagai prinsip Eksternal.
Adapun 3 prinsip lagi yaitu prinsip internal. Ketiga prinsip tersebut adalah: (a) informasi faktual, (b) kemahiran intelektual, (c) strategi . Informasi verbal, dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu (a) dikomunikasikan kepada pembelajar; (b) dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai belajar baru; dan (c) dilacak dari memori, karena informasi itu telah dipelajari dan disimpan didalam memori selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.
Kemahiran Intelektual, pembelajar harus memiliki berbagai cara dalam mengerjkan sesuatu , terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainya, untuk mempelajari hal-hal baru. Pertama, mungkin ada stimulasi untuk mengingat kemahiran intelektual itu dengan bantuan beberapa petunjuk verbal. Misalnya, pembelajar diminta belajar kaidah tentang mekanika , pendidik menyatakan: kamu harus ingat tentang cara menemukan nilai variabel dalam suatu persamaan. Perlu diketahui bahwa kemahiran intelektual tidak dapat disajikan melalui petunjuk lisan atau petunjuk tertulis yang disampaikan oleh pendidik.
Kemahiran intelektual harus telah dipelajari sebelumnya agar dapat digunakan atau diingat ketika diperlukan. Stretergi , stiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi belajar dan mengingat. Pembelajar harus mampu menggunakan strategi untuk menghindarkan stimulus yang kompleks, memilih dan membuat kode bagian-bagian stimulus, memecahkan masalah , dan melacak kembali informasi yang telah dipelajari. Pembelajar yang telah dewasa dalam melakukan aktivitasbelajar umumnya dibantu oleh kemampuan pengelolaan diri ( self-management ). Kemampuan mengelola diri dalam belajar ini pda akhirnya menjadikan pembelajar senbagai pembelajar diri (self-learners).
Selain Prinsip-prinsip diatas, ada juga prinsip berikut ini ;
- Pembalajar adalah memotivasi dan membarikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
- Pepatah Cina mengatakan: “saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan saya paham”. Mirip dengan itu john deweye mengembangkan apa yang dikenal dengan “ learning by doing”.
- Semakin banyak alat deria atau indra yang di aktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak informasi yang diserap.
- Belajar dalam banyak hal adalah suatu pengalaman. Oleh sebab itu keterlibatan siswa merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan belajar.
- Materi akan lebih mudah dikuasai apa bila siswa terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran. Siswa akan terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran jika pelajaran adalah bermakna baginya.
- Belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalm diri atau intrinsik dan dari luar atau ekstrinsik siswa.
- Semua manusia, termasuk siswa, ingin dihargai dan dipuji. Penghargaan dan pujian merupakan motivasi instriksik bagi siswa.
- Makna pelaharan bagi diri siswa merupakan motivasi dalam yang kuat sedangkan faktor kejutan (faktor “ aha”) merupakan motivasi luar yang efektif dalam belajar.
- Belajar “ is enhanced by challenge and inhibilited by threat”.
- Setiap otak adalah unik. Karena itu setiap siswa memliki persamaan dan perbedaan cara terbaik untuk memahami pelajaran.
- Otak akan lebih mudah merekam input jika dalam keadaan santai atau rileks dari pada dalam keadaan tenang.
- D. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Belajar
Kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan pertimbangan kegiatan. Menurut Prayitno ada 12 asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Asas-asas bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut:
- Asas Kerahasiaan; yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
- Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
- Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
- Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
- Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
- Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
- Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
- Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
- Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
- Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
- Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
- Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
- E. Tujuan dan Fungi Bimbingan dan Konseling Belajar
- 1. Tujuan
Menurut teori Humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil apabila si pelajar mampu memahami dirinya dan lingkungannya. Sedangkan menurut teori belajar ; belajar adalah usaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya, Akan tetapi dunia modern, lebih berpegang pada teori belajar humanistic. Sedangkan menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu, yakni :
1) Menjadi manusia berarti memiliki kemampuan wajar untuk belajar
2) Siswa yang akan mempelajari hal bermakna bagi dirinya
3) Pengorganisasian bahan pengajaran
4) Belajar relevan/relative
Apabila ke semuanya di gabung, maka dapat di peroleh kesimpulan bahwa siswa mempunyai personal untuk belajar secara wajar. Siswa belajar supaya pandai adalah benar, dengan catatan materi pelajaran itu tidak di paksakan dan materi pelajaran itu akan di serap sesuai kemampuan siswa.
Dalam pencapaian tujuan belajar ini sangat di harapkan adanya perorganisasikan bahan pengajaran supaya sesuai dengan dunia persepsi siswa. Belajar relevan berarti mempelajari hal penting bagi dirinya dan relative terhadap perubahan dunia social, semua menuntut perubahan dan perubahan ini akan di serap siswa juga pada akhirnya. Intinya, tidak ada paksaan lagi dalam proses pencapaian tujuan belajar.
- 2. Fungsi dari Bimbingan
Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa dalam hubunganya dengan para guru maupun tenaga administrasi.
Ada 4 fungsi bimbingan yaitu sebagai berikut:
- Preservatif, yaitu : memelihara dan membina suasana dan situasi yang baikdan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.
- Preventif, yaitu : mencegah sebelum terjadi masalah
- Kuratif, yaitu : mengushakan “penyembuhan” pembentukan dalam mengatasi masalah.
- Rehabilitasi, yaitu: mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah diadakan treatment yang memadai.
- Advokasi, yaitu: Membantu siswa mendapatkan pembelaan atas hak dan kepentingannya kurang mendapat perhatian.
- F. Teknik- teknik dalam Bimbingan
Teknik bimbingan (counseling) dapat diketahui sebagai berikut:
- Teknik Individual
Dengan teknik ini pembimbing menghadapi seseorang secara individual yang memiliki masalah yang berupa perlu suatu bimbingan.
- Directive counseling
Dengan teknik layanan yang tertuju pada maslaahnya counselor yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi klien.
- Non-directiv counseling
Dengan layanan ini bimbingan difokuskan pada anak yang bermasalah. Adanya layanan bimbingan bukan layanan yang mengambil prakarsa yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
- Eclective Counseling
Teknik ini lebih luwes jika dibandingkan kedua teknik tadi. Layanan ini tidak dipusatkan pada penyuluh atau pada klien, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani engan luwes, sehingga apa yang dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.
- Teknik Kelompok
Teknik ini banyak digunakan dalam membantu memcahkan maslah yng dihadapi oleh beberapa murid. Namun juga dapat digunakan untuk memcahkan masalah-maslaah yang dialami individu.
- Hoom room program
Bimbingan dilakukan oleh guru bersam murid didalam ruang diluar jam pelajaran. Dapat dilakukan secara periodik, konselor disini akan lebih dekat dengan siswanya seperti di suasana rumah.
- Fiel trip (Karya Wisata)
Teknik ini ,mengenalkan murid-murid dan mengamati langsung dari dekat objek situasi yang menaik perhatianya dan hubunganya dengan pelajaran sekolah. Dengan teknik ini siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, berorganisasi, kerja sama, dan tanggung jawab.
- Diskusi Kelompok (group discussion)
Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk oleh 4/5 orang. Masalahyang didiskusikan hendaknya ditentukan oleh pembimbing itu sendiri, dengan merumuskan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok diskusi.
- Kegiatan bersama
Dengan melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapat dikembangkan dengan baik.
- Organisasi murid
Misalnya OSIS, organisasi tersebut akan sangat membantu proses pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
- Sosiodrama
Teknik ini adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial seharhari dalam masyarakat.
- Upacara
Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak dalam melatih disiplin, melatih ketrampilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan , cinta bangsa dan tanah air.
- Papan bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang diluar ruang kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan murid-murid diwaktu senggang.
0 komentar:
Posting Komentar