Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD)
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Menurut Crow & Crow (1960), fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah membantu penyesuaian masing-masing siswa terhadap sekolah dan dari sekolah terhadap siswa (Amti dan Marjohan, 1992).
Dari fungsi tersebut, maka sekolah harus merancang program bimbingan untuk:
- Mencegah terjadinya masalah pada diri siswa.
- Memberikan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
- Mengenali siswa-siswa yang mengalami kesulitan yang mendalam agar dapat diadakan usaha-usaha penyembuhan secara lebih tepat.
- Bertindak sebagai alat untuk memudahkan komunikasi antara rumah tangga dan sekolah.
- Menyediakan informasi tentang perkembangan siswa, sekolah, proses belajar, dan kurikulum bagi orang tua siswa.
- Memperkenalkan siswa tentang sekolah dan menyiapkan mereka untuk memasuki sekolah yang lebih tinggi.
- Memperkenalkan guru-guru tentang program testing yang dapat melengkapi informasi tentang anak untuk digunakan secara bersama-sama dengan informasi-informasi lainnya yang diperoleh guru di dalam kelas.
- Menyediakan kesempatan bagi individu siswa yang membutuhkan bantuan untuk mengikuti konseling dan mendapatkan informasi pendidikan dan jabatan.
- Bertindak sebagai perantara untuk layanan-layanan khusus yang tersedia di luar sistem persekolahan.
- Memberikan bantuan dalam penempatan siswa dalam kelas-kelas dan sekolah yang sesuai.
- Bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain dalam mengkoordinasi program kesehatan mental siswa.
Kedudukan Bimbingan Konseling di Sekolah
Menurut Depdikbud Tahun 1973 (dalam Amti dan Marjohan, 1992) menyatakan bahwa sekolah seyogyanya memberikan pelayanan yang optimal berdasarkan tiga usaha pokok, yaitu:
- Pemupukan perasan ingin memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai melalui penyajian berbagai mata pelajaran secara relevan, efektif, dan efisien.
- Penyelenggaraan administrasi sekolah yang memadai, yang menunjang terlaksananya pengelolaan proses belajar-mengajar yang optimal.
- Pelayanan bantuan khusus dalam menghadapi kemungkinan –kemungkinan serta kenyataan-kenyataan mengenai adanya kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal itu.
Berdasarkan tiga usaha pokok di atas, Amti dan Marjohan (1992) meringkasnya menjadi tiga bidang pokok pelayanan pendidikan di sekolah, yaitu:
- Bidang kurikuler, melalui penyajian mata pelajaran di sekolah.
- Bidang administrasi dan supervisi dalam bentuk penyelenggaraan administrasi dan supervisi di sekolah oleh kepala sekolah, guru, dan berbagai tenaga yang terkait.
- Bidang bimbingan melalui pemberian bantuan kepada siswa-siswa dengan memperhatikan berbagai kemungkinan dan kenyataan tentang adanya masalah-masalah yang dapat timbul dalam bidang pertama dan kedua di atas, atau masalah-masalah lain yang berada di luar kedua bidang itu tetapi dapat menghambat pencapaian tujuan perkembangan siswa yang optimal.
Kebutuhan Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD)
Permasalahan individu selalu muncul, begitu pula dengan siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, siswa perlu dibantu untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang diahadapinya, baik masalah yang tengah dihadapi maupun masalah yang mungkin akan muncul pada masa yang akan datang. Dari alasan ini, maka bimbingan dan konseling sangatlah berperan. Sejalan dengan sebab-sebab yang terjadi, kebutuhan akan bimbingan dan konseling di sekolah dasar bertolak dari upaya-upaya berikut (Amti dan Marjohan, 1992):
- Membantu Siswa Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya
Menurut Havighurst (dalam Amti dan Marjohan, 1992), tugas perkembangan yang harus dilaksanakan oleh siswa sekolah dasar (usia 6-12 tahun) yaitu:
- Mempelajari keterampilan-keterampilan fisik yang diperlukan dalam bermain.
- Mengembangkna keseluruhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh.
- Belajar bergaul dengan teman sebaya.
- Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
- Mempelajari peranan sosial, baik sebagai wanita maupun pria.
- Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan kata hati, moralitas, dan norma-norma.
- Mendapatkan kebebasan pribadi.
- Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan badan-badan sosial.
Guru perlu memahami tugas perkembangan tersebt karena dengan memahaminya, ia akan mampu melaksanaan pendidikan sesuai dengan kematangan, kesiapan, dan kebutuhan siswa.
- Membantu Memenuhi Kebutuhan-Kebutuhan Dasar Siswa
Ada lima tingkatan kebutuhan menurut Maslow (dalam Amti dan Marjohan, 1992) yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Jika setiap kebutuhan dapat terpenuhi maka akan mendatangkan kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan bagi orang yang bersangkutan. Bagi siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya dimungkinkan akan mencapai perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan dan konseling di sini adalah membantu agar siswa dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
- Mengatasi Pengaruh Kondisi Rumah Tangga yang Kurang Menguntungkan
Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Ada yang orang tuanya kaya, ada yang miskin, ada yang broken home, ada yang ditolak atau tidak diterima sebagaimana mestinya, dan ada anak yang dilindungi dan dipilihkasih secara berlebihan. Kondisi rumah tangga yang seperti itu akan mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga, perlunya bimbingan dan konseling untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut.
- Mengatasi Pengaruh Kondisi Sekolah yang Tidak Sehat
Tidak selamanya sekolah dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah bagi siswa. Kondisi tersebut diantaranya adalah (1) kurikulum yang tidak sesuai, (2) persaingan yang tidak sehat sesama murid, (3) guru kurang memahami perbedaan-perbedaan individu murid, (4) pelaksanaan administrasi sekolah yang tidak teratur,dan (5) kepribadian guru serta cara pengelolaan di kelas yang kurang mantap.
- Mengatasi Pengaruh Kondisi Sosial-Budaya yang Kurang Menguntungkan
Kemajuan-kemajuan teknologi, dan lainnya dalam berbagai bidang dapat menimbulkan perubahan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat seperti sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Perubahan yang ditimbulkan ini tidak hanya menguntungkan, tapi juga merugikan. Bagi anak sekolah dasar dapat memunculkan sikap malas belajar, tidak mau menggunakan pikiran secara cermat, dan lain-lain.
Sebagai lembaga formal, sekolah harus mampu bertanggungjawab mendidik dan mengajak siswa agar dapat menjadi warga masyarakat yang baik dan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Jika hanya kegiatan belajar-mengajar dikelas saja tidak cukup. Dalam hal ini, diperlukan adanya layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling yang akan membantu keberhasilan pengajaran pendidikan secara keseluruhan.
0 komentar:
Posting Komentar