bp bk smp Selamat Datang di blog Kami. Silahkan Browsing dan Cari data anda
bp bk lengkap

Penelitian tentang kebersihan lingkungan Di sekolah

Senin

Penelitian tentang kebersihan lingkungan Di sekolah


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BKKlik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini



DAFTAR ISI
Kata Penghantar
Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
1.2. Identifikasi masalah
1.3. Pembatasan Masalah
1.4. Rumusan masalah
1.5. Tujuan penelitian
1.6. Manfaat penelitian
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pelaksanaan kebersihan disekolah
2.2. Permasalahan dalam membersihkan lingkungan sekolah
2.3. Pengaruh kebersihan terhadap proses belajar mengajar
2.4. Arti kebersihan lingkungan
BAB III. PEMBAHASAN
3.5. Kondisi kebersihan di SMA Negeri 1 SAMPALI
3.6. Peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
3.7. Dampak kondisi lingkungan sekolah terhadap siswa/i
3.8. Upaya menciptakan sekolah yang bersih
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
4.2. Subjek penelitian
4.3. Lokasi dan waktu penelitian
4.4. Teknik pengumpulan data
4.5. Teknik analisis data

BAB V. HASIL PENELITIAN
5.1. Validitas Data
– Jawaban narasumber dari angket yang penulis ajukan
5.2. Pembahasan hasil penelitian
– Pemilihan subjek penelitian
– Analisis kesalahan subjek penelitian
– Frekuensi Nilai
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kekuatan yang diberikan kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiahini dengan judul “Kebersihan Lingkungan Sekolah”. Karya ilmiah ini merupakan salah satu tugas dalam bidang study bahasa indonesia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi, dan doa dalam menyelesaikan karya ilmiah ini terutama kepada : ibu Dra. Hj. Trisnany, Mpd. selaku guru pembimbing yang telah banyak memberikan saran-saran dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan sampai dengan selesainya karya ilmiah ini. ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada narasumber yang telah memberikan penjelasan dan komentar.
Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan didalam laporan ini. Namun penulis berharap kiranya dapat diambil manfaatnya karena segala sesuatu yang tertulis didalam laporan ini merupakan pengalaman lapangan.
Demi untuk memperbaiki penulisan ini penulis berharap dan lapang dada untuk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Desember 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Di suatu lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalah tentang kebersihan. Hal ini disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan. Motivasi penulis mengangkat tema ini karena sangat kurang sekali kesadaran siswa-siswa untuk membuang sampah pada tempat sampah atau tong sampah yang telah disediakan.
Walaupun sudah tiap hari diingatkan atau dinasehati namun sampah tetap saja berserakan di halaman maupun di dalam kelas. Bahkan kalau diperiksa di dalam laci meja penuh oleh sampah-sampah kertas dan bekas bungkus makanan. Pemberian hukuman dan sangsi-sangsi tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Pemberian hukuman-hukuman dan sangsi-sangsi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti.
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekolah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman. Oleh karena itulah saya selaku penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kebersihan lingkungan sekolah untuk membantu para murid menjadi lebih paham akan arti kebersihan lingkungan, terutama lingkungan disekitar sekolah.
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi lingkungan di sekolah kita?
2. Apakah yang menyebabkan kebersihan lingkungan disekolah menjadi tercemar?
3. Siapa yang harus bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekolah?
1.3. Pembatasan masalah
Pada indentifikasi masalah ditemukan berbagai masalah tentang hal-hal yang mempengaruhi kebersihan lingkungan sekolah. Oleh karena keterbatasan penelitian dari segi waktu, dan kemampuan, maka penulis membatasi masalah dalam penulisan laporan ini. Adapun masalah yang dibahas pada laporan ini adalah kesulitan mengumpulkan informasi dari narasumber dan pihak-pihak yang terlibat dalam kebersihan lingkungan sekolah.
1.4. Rumusan masalah
Dari batasan masalah diatas, dirumuskan suatu masalah yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu: Bagaimana cara penanggulangan sampah jajanan dalam lingkungan sekolah serta arti mengenai kebersihan dan manfaat kebersihan sekolah terhadap proses belajar mengajar.
1.5. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak dicapai dalam pedoman untuk melakukan suatu kegiatan yang telah dirumuskan. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. untuk membangkitkan kesadaran para siswa/siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
2. untuk memberikan pengarahan bahwa kebersihan lingkungan itu sangat penting bagi proses belajar mengajar.
3. untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kebersihan dilingkungan sekolah.
4. untuk mengetahui kondisi kebersihan lingkungan SMAN 1 SAMPALI.
5. untuk mengetahui peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
6. ntuk mengetahui pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap siswa/i SMAN 1 SAMPALI
1.6. Manfaat penelitian
1. Penelitian ini dapat membuka wawasan penulis tentang kondisi kebersihan lingkungan sekolah SMAN 1 SAMPALI dan pengaruhnya bagi siswa serta membuka wawasan pembaca tentang lingkungkungan yang baik untuk meningkatkan prestasi belajarsiswa.
2. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat kebersihan lingkungan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi kalangan pelajar khususnya kalangan siswa mengenai latar belakang kebersihan sekolah.
4. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian penulis lebih lanjut.
5. Sebagai penambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam pembuatan karya tulis ilmiah berupa Skripsi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pelaksanaan kebersihan disekolah
a. Kegiatan pembersihan harian
Kegitan ini dilakukan setiap hari kerja efektif pada waktu sebelum kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai jam 07.00 – 07.30 wib. Tujuannya untuk membersihkan ruang kelas dan halaman sekitar ruang kelas masing-masing, serta halaman sekitar kantor atau ruang lainnya yang berdekatan dengan kelas peserta didik.
b. Kegiatan pembersihan mingguan
Kegiatan ini diberi istilah Sabtu Bersih, yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai 07.00 – 07.30 wib. Program kegiatannya bersifat massal yang melibatkan peserta didik dan warga sekolah lainnya. Tujuannya untuk membersihkan lingkungan sekolah secara keseluruhan. Khusus peserta didik, dalam kegiatan pembersihan tersebut di bagi berkelompok berdasarkan kelas, dan masing-masing kelompok membersihkan lingkungan atau halaman sekolah yang telah ditetapkan oleh pembina kebersihan. Dalam kegiatan ini, kadang kala peserta didik diminta membawa sabit, ember kecil dan alat kebersihan lainnya, tergantung keadaan lingkungan sekolah yang akan dibersihkan.
2.2. Permasalahan dalam membersihkan lingkungan sekolah
Beberapa kesulitan yang dialami dalam membersihkan lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
1. setiap keluar istirahat sampah jajanan mulai banyak berserakan.
2. kurangnya kesadaran para siswa dalam membersihkan lingkungan sekolah.
3. kurangnya fasilitas untuk membersihkan lingkungan sekolah terutama dalam membersihkan kamar mandi.
2.3. Pengaruh Kebersihan Terhadap Proses Belajar Mengajar
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktiv, dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajartercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan, kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung sehinggatimbul ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar dikarenakan lingkungan yang kotor dan tidak konduktif dan efektif.
2.4. Arti kebersihan lingkungan
kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi, juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan berbagai sarana umum.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kondisi kebersihan di SMAN 1 SAMPALI
Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga. Begitu pula dengan kebersihan lingkungan SMAN 1 SAMPALI yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Kondisi kebersihan SMAN 1 SAMPALI saat ini belum menunjukkan lingkungan sekolah yang bersih. Masih banyak kita jumpai sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Misalnya di kolong meja, kantin, dan tempat-tempat yang tidak terlihat oleh mata (tersembunyi). Padahal, tempat-tempat tersebut bukanlah tempat sampah.
Sampah-sampah tersebut berupa sampah sisa makanan, bungkus plastik makanan, dan lain-lain. Pada saat upacara bendera yang diadakan setiap hari senini, pihak sekolah selalu mengingatkan para siswa-siswi SMA Negeri 1 SAMPALI untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Tetapi, tidak jarang juga ditemukan siswa yang masih saja mengotori lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan tindakan-tindakan untuk tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat, dan nyaman. Tindakan-tindakan tersebut antara lain mengecat kursi dan bangku agar bersih dari coretan-coretan yang tidak pantas untuk anak sekolah, mengunci ruang kelas pada saat jam istirahat berlangsung agar siswa dan siswi tidak makan dikelas yang menyebabkan kelas menjadi kotor, dan memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggar.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan dapat menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, bebes dari sampah, indah, sehat, dan dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar (KBM). Tetapi masih saja bisa kita jumpai tulisan-tulisan kecil di meja-meja kelas yang baru saja dicat ulang, sampah- sampah kertas di kolong meja. Hal tersebut menunjukkan betapa rendahnya tingkat kesadaran siswa dan siswi SMAN 1 SAMPALI dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Meskipun pihak sekolah sudah melakukan upaya-upaya untuk menciptakan kebersihan tetapi jika siswa dan siswinya tidak mempunyai rasa memiliki terhadap fasilitas-fasilitas yang ada, maka semua tindakan tersebut menjadi sia-sia.
3.2. Peran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah
Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, selain itu siswa juga bisa memungut sampah yang berserakan dan membuangnya pada tempat sampah yang telah tersedia agar tidak ada sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan tidak mencorat-coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran, dengan begitu, bangku dan tembok akan tetap terlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang dibuat oleh siswa dan siswi.
Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku dan tembok, siswa juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah menjadi ketentuan di SMAN 1 SAMPALI. Dan juga bisa dijadikan lomba kebersihan kelas induk untuk masing-masing kelas, agar siswa dan siswi dapat menjaga kebersihan kelas induknya masing-masing. Diluar lomba kebersihan kelas induk tersebut, juga pihak sekolah membuat satu peraturan yang didalamnya berisi anjuran bagi siswa dan siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggarnya.
Hal yang paling pokok untuk peran siswa dan siswi dalam menjaga kebersihan SMAN 1 SAMPALI ini adalah, kesadaran diri masing-masing individu untuk menjaga kebersihan sekolahnya agar sekolah tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar.
3.3. Dampak Kondisi Lingkungan Sekolah terhadap Siswa/i.
Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Salah satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, khususnya pada lingkungan kelas. Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru, dan petugas kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan sekolah, karena jumlah siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan ataupun mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak, mengotori lingkungan sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber IQ rendah.
Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
3.4. Upaya Menciptakan Sekolah yang Bersih
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan sampah. Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan dapat mencemari lingkungan baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman. Demi terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut, upaya-upaya yang perlu di lakukan adalah sebagai berikut:
Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda ataupun hukuman bagi setiap siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk menjaga kebersihan sekolah.
Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.
Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan
sekitar dan memberikan sanksi yang tegas badgi pelanggarnya. Memberi sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib kebersihan di sekolah
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis pakai dalam membuat panelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetap I data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable.
4.2. Subjek penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu kebersihan di lingkungan sekolah sehingga penulis mengadakan penelitian di lingkungan sekolah dan subjek penelitiannya adalah para siswa kelas XII IPA III.
4.3. Lokasi dan waktu penelitian penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sampali. waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011.
4.4. Teknik pengumpulan data
Simple random sampling yaitu pengambilan sample dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut. juga dengan memberikan beberapa angket kepada naarsumber untuk diisi sesuai dengan jawaban dan pikiran masing-masing narasumber.
4.5. Teknik analisis data
Cara penulis dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu penulis mulai menghitung jumlah data, setelah itu penulis mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian, penulis menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, penulis menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Validitas Data
– Jawaban narasumber dari angket yang penulis ajukan.
Berikut beberapa pertanyaan yang diberikan kepada subjek penelitian :
1. Menurut kamu apa yang dimaksud dengan kebersihan.
2. Apakah sekolah kita sudah bersih?
3. Apa yang perlu diperbaiki dari kebersihan sekolah kita?
4. Apa harus ada peraturan atau kebijakan baru untuk kebersihan sekolah kita?
5. Apa yang anda lakukan untuk menunjang kebersihan sekolah kita?
Berikut jawaban dari beberapa subjek penelitian :
A. Fatimah ( kelas XI IPA III )
“Kebersihan adalah sebagian dari iman, kebersihan adalah kesehatan. menurut saya sekolah kita belum bersih dari sampah dan yang perlu diperbaiki adalah sampah-sampah yang berserakan dimana-mana sebaiknya dibuang pada tempatnya. kebijakan yang harus diberi kepada orang yang melanggar peraturan atau yang membuang sampah sembarangan yaitu dengan memberikan sanksi-sanksi yang setimbang.”
berikut beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk menunjang kebersihan sekolah:
a) membuang sampah pada tempatnya.
b) selalu menjaga kebersihan lingkungan.
B. Hotnaida panjaitan ( kelas XI IPA III )
“kebersihan merupakan awal dari kehidupan sehat, sebab jika lingkungan bersih pasti orang-orang yang didalamnya hidup sehat. Menurut saya sekolah ini kurang bersih, karena masih banyak sampah-sampah disekitar pekarangan sekolah yang masih berserakan. yang perlu diperbaiki yaitu penambahan tong sampah atau tempat sampah agar sekolah ini bisa semakin bersih dan saya juga berusaha untuk membuang sampah pada tempatya serta melakukan kegiatan piket.”
C. Johana theresia ( kelas XI IPA III )
“kebersihan merupakan sebagian dari iman juga mencerminkan kepribadian yang bersih dan jiwa yang bersih. Dan menurut saya, kebersihan itu sangat perlu dijaga dimanapun kita berada. sekolah kita memang sudah bersih, namun belum begitu maksimal kebersihannya. yang perlu diperbaiki dari kebersihan sekolah kita adalah banyaknya sampah yang masih berserakan. selain itu, fasilitas kamar mandi yang tidak maksimal dan ruangan-ruangan seperti perpustakaan , laboratorium. oleh karena adanya peraturan mungkin dapat membuat siswa-siswi semakin disiplin dan teratur dalam proses kebersihan sekolah. Yang saya lakukan secara pribadi yaitu harus memiliki kesadaran sendiri dalam proses kebersihan sekolah, karena kalau bukan kita yang peduli terhadap lingkungan sekolah siapa lagi.”
D. Media selfiana ( kelas XI IPA III )
“kebersihan adalah sebuah ungkapan yang menyatakan suatu kegiatan dalam menata dengan rapi dan bersih yang membuat sekiktarnya terlihat indah dan terasa nyaman. sekolah kita ini belum bersih. yang perlu diperbaiki yaitu menjaga lingkungan dengan cara membersihkannya setiap hari. kebijakan baru tentang kebersihan harus diterapkan dalam sekolah kita. misalnya membuang sampah pada tempatnya, mencabut rumput liar, dll”
E. Rotua marni ( kelas XI IPA III )
“kebersihan itu adalah bersih dari sampah–sampah dan lingkungan-lingkungan sehat. sekolah kita ini belum bersih. yang perlu diperbaiki adalah sampah-sampah yang berserakan dihalaman, selokan bahkan diruang kelas. peraturan tentang kebersihan lingkungan sekolah memang harus ada. Kita harus membersihkan sampah-sampah yang berserakan, menyediakan tempat sampah yang layak.”
F. Sri Artika ( XI IPA III )
“kebersihan adalah sebagian dari iman, sesuatu yang dapat membuat kita sehat dan terbebas dari penyakit. sekolah ini kalau dilihat sepintas sudah bersih namun kalau dilihat secara mendalam masih belum bersih. kesadaran siswa-siswi diperlukan dalam upaya memperbaiki kebersihan lingkungan sekolah. peraturan sekolah juga harus ada, karena jika tidak ada peraturan sekolah kesadaran siswa-siswai tidak akan ada. yang saya lakukan untuk menunjang kebersihan sekolah kita ini adalah hanya membersihkan daerah kelas saja.”
G. Diah ayu ( XI IPA III )
“kebersihan itu sebagian dari iman. kebersihan itu menghindarkan kita dari penyakit. sekolah kita ini belum bersih. yang perlu diperbaiki yaitu jadwal piket yang harus lebih diperketat lagi. menurut saya peraturan atau kebijakan memang harus ada. yang harus dilakukan untuk menunjang kebersihan sekolah adalah dengan membuang sampah pada tempatnya dan mematuhi peraturan piket yang berlaku.”
H. Nur asanah ( XI IPA III )
“kebersihan itu sebagian dari iman. sekolah ini belum bersih. yang perlu diperbaiki dari sekolah ini adalah kebersihan kamar mandi. peraturan atau kebijakan memang harus ada. yang harus dilakukan untuk menunjang kebersihan sekolah kita adalah dengan mengajak teman-teman untuk bergotong-royong.”
H. Febry cyntia ( XI IPA III )
“kebersihan adalah bebas dari sampah-sampah sehingga tercipta lingkungan bersih dan indah. sekolah kita ini belum bersih, karena masih banyak sampah yang berserakan disekolah. perbaikan lingkungan sekolah memang perlu, peraturan tentang kebersihan memang harus ada. yang harus dilakukan untuk menunjang kebersihan sekolah kita adalah mengampanyekan ‘buang sampah pada tempatnya’.”
I. Irma mahfuza ( XI IPA III )
“kebersihan adalah bebas dari sampah dan penyakit. sekolah ini belum bersih dan belum terlepas dari sampah. peraturan atau kebijakan baru untuk kebersihan sekolah ini memang perlu dan yang harus dilakukan untuk kebersihan sekolah ini adalah dengan menjaga kebersihan.”
J. Emelda thesalonika ( XI IPA III )
“kebersihan adalah sebagian dari iman. sekolah kita belum bersih dan harus ada kebijakan baru tentang kebersihan sekolah ini. yang harus dilakukan untuk menunjang kebersihan sekolah kita ini adalah dengan membuang sampah pada tempatnya.”
5.2. Pembahasan hasil penelitian
– Pemilihan subjek penelitian
Populasi : Kelas XI IPA III
Sampel : Beberapa siswa
Variabel: Siswa
– Analisis kesalahan subjek
no Nama narasumber Nilai Tingkat kesalahan
1 Fatimah 90 10%
2 Hotnaida Panjaitan 85 15%
3 Johana Theresia 90 10%
4 Media Selfiana 85 15%
5 Rotua Marni 85 15%
6 Sri Artika 80 20%
7 Diah Ayu 80 20%
8 Nur Asana Warda 90 10%
9 Febry Chyntia 75 25%
10 Irma Mahfuza 75 25%
11 Emelda Thesalonika 75 25%
– Frekuensi nilai
Nilai Frekuensi
90-100 3
80-90 5
70-80 3
60-70 —
50-60 —
0-50 —
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kondisi kebersihan SMAN 1 SAMPALI masih tergolong belum sepenuhnya bersih bersih, karena masih ditemukan sampah-sampah di dalam kelas.
Kebanyakan siswa masih berlaku acuh-tak acuh terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Hal ini bisa dilihat dari coretan-coretan di bangku sekolah, dan dinding-dinding sekolah.
Masih kurangnya tingkat kesadaran akan pentingnya kebersihan di kalangan siswa/I SMAN 1 SAMPALI.
6.2 Saran
Menegakkan peraturan piket di kelas masing-masing
Mengadakan jum’at bersih dan dilombakan kebersihan kelas induknya masing-masing
Menindak atau member sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang mengotori lingkungan sekolah
Menjaga penyediaan sarana kebersihan (sapu, kemoceng, lap) di setiap kelas
INDEKS
belajar mengajar 5
data 9, 10, 11
kebersihan lingkungan sekolah 4, 5, 6, 7.
subjek 14
sekolah 4, 7, 8

0 komentar:

Posting Komentar

JASA PEMBUATAN PTBK

BUTUH PTBK DAN ADMINISTRASI BK? HUB KAMI DI 081222940294 DETAIL HARGA KLIK DISINI

Popular BP BK Posts

BUTUH PTBK DAN ADMINISTRASI BK? HUB KAMI DI 081222940294

BUTUH PTBK DAN ADMINISTRASI BK? HUB KAMI DI 081222940294
JASA PTBK