bp bk smp Selamat Datang di blog Kami. Silahkan Browsing dan Cari data anda
bp bk lengkap

PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK GEOGRAFI SMA

Sabtu

PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK GEOGRAFI SMA 





Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini

Atau Cek FB Kami KLIK DISINI


A.          Latar Belakang Masalah
Pelajaran geografi merupakan rumpun pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Selama ini ada semacam anggapan bahwa belajar IPS termasuk geografi identik dengan hapalan, sehingga membosankan bagi siswa, apalagi dewasa ini siswa hanya menganggap bahwa mata pelajaran rumpun IPS kurang penting dibandingkan dengan rumpun IPA. Hal ini menyebabkan motivasi untuk belajarpun menjadi rendah.
Situasi diatas membuat seorang guru seringkali tidak bersemangat mengajar karena melihat anak didiknya tidak mau belajar dan ternyata masalahnya adalah anak didik tidak memiliki motivasi atau daya penggerak dalam belajar. Menghadapi situasi yang demikian, guru yang propesional harus menyadari bahwa semangat dan gairah belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh anak didik itu sendiri, akan tetapi dirinya juga harus ikut berperan sebagai motivator.
Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa, mengaktifkan siswa dengan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru, yang ada akhirnya siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini seiring dengan pergeseran paradigma pendidikan yang berubah dari pola  teaching (mengajar) ke learning (belajar).
Oleh karena itu seorang guru sebagai pendidik perlu memiliki berbagai metodologi mengajar, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung  pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak  maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik maupun gaya hidupnya
Rendahnya motivasi dan partisifasibelajar dirasakan di SMA negeri 1 Samarang. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi pelajaran, tampak siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat dari indikasi adanya beberapa orang siswa yang tidak serius sewaktu mendengarkan penjelasan guru seperti membuat tulisan-tulisan yang tidak          berkaitan dengan materi pelajaran, berbisik-bisik dengan temannya atau bahkan kelihatan mengantuk. Perilaku tersebut tentunya berakibat pada rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Geografi, sehingga prestasinyapun menjadi rendah.
Kondisi tersebut salah satunya mungkin disebabkan oleh metode  mengajar yang digunakan oleh guru, atau kurangnya media pembelajaran dan kurangnya guru dalam mengembangkan bahan pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah, dengan diselingi tanya jawab yang minim, sehingga hal ini membuat siswa cepat bosan dan kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi demikian akan teratasi manakala guru berupaya untuk menentukan solusinya, yaitu mengganti model pembelajaran yang selama ini sering di gunakan.
Salah satu model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi permasalahan belajar siswa di atas adalah Model Pembelajaran Kelompok Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ). Model pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran getting better together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif. Strategi pembelajaran kooperatif  merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir inipe dianjurkan oleh para ahli. Menurut Slavin dalam Sanjaya (2006) mengemukakan dua alasan tentang pembelajaran kooperatif, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif  memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama.

B.     Rumusan Masalah
Berdsarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi inti permasalahan adalah bagaimana peningkatan motivasi dan partisipasi belajar siswa serta kreativitas dan hasil belajar siswa dalam belajar Geografi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Samarang? Adapun rumusan masalahnya dapat dirinci sebagai berikut:
  1. Bagaimana potret pembelajaran geografi yang terjadi di SMA Negeri 1 Samarang?
  2. Bagaimana desain model pembelajaran kelompok dengan strategi pembelajaran kooperatif di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
  3. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
  4. Bagaimana strategi guru untuk membuat semua siswa aktif dalam kelompok dalam penerapan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
  5. Bagaimana hasil pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pelajaran Geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang?
C.          Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1.      Menemukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Geografi
2.      Menemukan tingkat keberhasilan penggunaan cooperativelearning dalam meningkatkan partisifasi dan kreativitasn belajar siswa dalam pembelajaran geografi.
3.      Menemukan tingkat keberhasilan penggunaan cooperative learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Geografi.
4.      Memberikan referensi bagi rekan guru yang lain mengenai pentingnya penggunaan cooperative learning dalam meningkatkan motivasi dan partisifasi serta kreativitas dan  prestasi hasil belajar.
  
D.    Manfaat  Penelitian
Manfaat bagi siswa:
a.       Meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa sehingga lebih memahami dan menguasai materi pelajaran Geografi sehingga dapat aktif dalam belajar berkelompok
b.      Meningkatkan keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/ menanggapi, menyampaikan ide/pendapat, mendengarkan secara aktif.
c.       Meningkatkan rasa kebersamaan siswa dengan adanya sharing pendapat sehingga terjadi saling memberi atau menerima, dan saling membantu dalam pemahaman materi pelajaran geografi
d.      Meningkatkan prestasi belajar siswa terutama anak yang kemampuan akademiknya rendah.
Manfaat bagi guru:
a.       Memberi pengalaman dan wawasan yang lebih mendalam tentang model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas
b.      Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang ditemukan di kelas
Manfaat bagi sekolah:
a.       Meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri I Samarang
b.      Memperoleh masukan konsep tentang model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakterisik sekolah
Manfaat bagi guru lain
a.       Menjadi bahan masukan atau feed back bagi penyempurnaan proses pembelajaran
b.      Menjadi acuan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dialami
c.       Meningkatkan kemampuan sejumlah guru dalam mengelola kelas



BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A.      Pengertian Belajar
Pada dasarnya prinsip belajar lebih menitikberatkan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar proses pembelajaran. Menurut Robert M. Gagne ( dalam Muslich, 2007), belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses petumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar dan factor dari dalam diri, dan keduanya saling berinteraksi. Sementara itu Jung (dalam muslich, 2007) berpendapat bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1992:84) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari definisi-definisi tersebut maka Muslich (2007) menyimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh karena itu, apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang fositif, dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawadan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.

B.       Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Berhasilnya atau tidaknya pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
a.       Faktor internal (factor dari dalam diri siswa), yaitu kondisi/keadaan jasmani dan rohani siswa.
b.      Faktor eksternal ( factor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c.       Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran

C.      Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif(SPK) 
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil yaitu antara 4 sampai 6 orang yang bersifat heterogen. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok,dimana kelompok yang mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan akan memperoleh penghargaan. Dengan demikian,setiap  anggota kelompok akan mempunyai  ketergantungan positif. Ketergantungan itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Menurut Sanjaya (2007: 24), strategi pembelajaran kooperatif bisa digunakan manakala:
·         Gurumenekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.
·         Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.
·         Jika  guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
·         Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.
·         Jika guru menghendaki motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi siswa.
·         Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagi solusi pemecahan.

D.       Karakteristik dan Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif
            Menurut Sanjaya (2007: 242) karakteristik strategi pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
·         Pembelajaran secara tim
·         Didasarkan pada manajemen kooperatif
·         Kemauan untuk bekerjasama
·         Keterampilan untuk bekerjasama

E.       Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
            Terdapat 6 (enam) fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif ( Arends dalam Muslich, 2007). Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya siswa dikelimpokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam fase pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut ini:




Tabel 1
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
FASE
KEGIATAN GURU
Fase 1: Menyampaian tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaian semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2: Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demontrasi) atau teks
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien
Fase 4: Membantu kerja kelompok
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
Fase 5: Mengetes materi
Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka
Fase 6: Memberikan penghargaan
Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

F.       Keterampilan Dalam Pembelajaran Kooperatif
            Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota selama kegiatan. Menurut Lundgren (dalam Muslich, 2007) keterampilan kooperatif yang meliputi keterampilan sebagai berikut:
1.      Keterampilan tingkat awal
      Menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan membagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisifasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu.
2.      Keterampilan tingkat menengah
      Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisasi serta mengurangi ketegangan.
3.      Keterampilan tingkat akhir
      Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi

G.      Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Dalam Pemebelajaran Kooperatif
            Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menetapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompok. Agar pelajaran dengan pembelajaran kooperatif sukses, materi pelajaran yang lengkap harus tersedia di ruang guru atau perpustakaan atau pusat media. Keberhasilan juga menghendaki syarat – syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional yang berhubungan dengan kerja kelompok secara hati-hati mengelola tingkah laku siswa (Muslich, 2007)



BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN


A.      Lokasi Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Samarang Kabupaten Garut dalam materi geografi semester 1. Siswa kelas terdiri dari laki-laki 22 orang dan perempuan 16 orang. Jumlah siswa secara keseluruhan adalah 38 orang. Dipilihnya kelas XI IPS 1 sebagai tempat penelitian karena diasumsi bahwa bahwa kelas ini telah memiliki kemampuan dasar keterampilan kooperatif seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampain pendapat/ide, mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas dan sebagainya, dalam kegiatan belajar sebelumnya. Penelitian ini berlangsung selama 1,5 bulan, dimulai awal bulan agustus tahun 2007 dan berakhir pada pertengahan bulan september tahun 2007.

B.       Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Kelas (classroombased action research) dengan peningkatan pada unsur motivasi dan prestasi belajar prestasi belajar serta kreativitas siswa, untuk memungkinkan ditemukan dan diperolehnya efektivitas tindakan yang dilakukan. Konsep yang dipilih sebagai acuan peningkatan motivasi dan partisifasi belajar dalam mata pelajaran geografi adalah keberanian siswa untuk bertanya atau menjawab, sedangkan acuan peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran geografi adalah hasil akhir nilai kognitif siswa yang harus mencapai ketuntasan.
Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan catatan lapangan. Observasi dilakukan untuk  mengetahui , motivasi, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang. Adapun  catatan lapangan dilakukan untuk menggali aspek-aspek lainnya yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini.

C.       Langkah-langkah Pengambilan Data
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan evaluasi/refleksi dan disajikan dalam dua siklus. Seperti ditunjukan pada diagram berikut.
Persiapan         Siklus I          Pelaksanaan Tindakan I
                                                         Perencanaan
                                                        
Aksi
                                                        
Evaluasi/Refleksi                               


Persiapan         Siklus II                       Pelaksanaan Tindakan II
                                            
                                                         Perencanaan
                                            
                                                         Aksi

                                                        Evaluasi/Refleksi                                                                   
D.      Pengolahan Data
Data dikumpulkan, kemudian dipetakan dan dianalisis bersama mitra kolaborasi sejak penelitian tindakan dimulai.Selanjutnya data dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Teknis analisis data yang digunakan adalah model alur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan ( Miles & Huberman, 1989)
E.       Aspek Yang Diteliti
            Dalam penelitian ini terdapat beberapa aspek yang menjadi fokus untuk diteliti. Aspek – aspek tersebut meliputi:
1. Siswa                  :  a. Keaktifan
                                  b. Motivasi
                                  c. Kreativitas
                                  d. Hasil belajar
2. Guru                   :    Penggunaan model pembelajaran kelompok dengan  strategi pembelajaran kooperatif

F.        Instrumen Penelitian
            Untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan dapat dipertangung-jawabkan, maka dalam dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen pembantu, yaitu lembar observasi, dan lembar hasil tes siswa.


G.      Indikator Kinerja
            Dalam penelitian ini aspek  yang diteliti adalah siswa dan guru, oleh karena itu yang menjadi indikator kinerja adalah perubahan yang terjadi pada siswa baik dalam proses pembelajaran maupun dalam hasil belajar. Sebagai indikator keberhasilan adalah siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam belajar dengan menunjukkan keaktifan dalam belajar kelompok, sehingga hasil belajarpun akan meningkat. Sedangkan indikator kinerja bagi guru adalah adanya perubahan model pembelajaran yang variatif yang salah satunya adalah dengan strategi pembelajaran kooperatif, yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



1. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kesatu
          a. Perencanaan
         Tindakan siklus kesatu dilaksanakan pada awal bulan Agustus selama 2 minggu atau 2 pertemuan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan kesatu ini adalah penyusunan persiapan mengajar model pembelajaran cooperatif learning.
            Sebelum pelaksanaan tindakan atau siklus-siklus berlangsung maka berdasarkan temuan selama pembelajaran geografi terdapat kekurangan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan siswa menjadi pasif sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diharapkan. Hal ini terjadi karena pembelajaran yang dikembangkan cenderung satu satu arah yaitu berpusat pada guru teacher centered), sedangkan siswa hanya menjadi pendengar dan hanya mencatat apa yang telah disampaikan guru di depan kelas. Kondisi ini membuat siswa menjadi pasif dan motivasi untuk belajar sangat rendah, mereka terlihat mengantuk dan prestasi belajar yang diinginkanpun menjadi relatif rendah.
            Dalam kondisi demikian maka kami membuat kesepakatan untuk merubah model pembelajaran yaitu dengan cooperatif learning yang diharapkan dapat melibatkan siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Tahap perencanaan dalam model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan berembug untuk membuat persiapan mengajar yang mencakup masalah-masalah dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yang mencerminkan model pembelajaran cooperatif learning.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, kami juga terlebih dahulu membentuk kelompok siswa berdasarkan heterogenitas, baik jenis kelamin, prestasi akademik dan tingkah laku serta keberanian siswa. Hasilnya dari 38 siswa terentuk 8 kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang.
            Rencana masalah yang akan diangkat dalam pembelajaran cooperatif learning  pada tindakan kesatu adalah masalah persebaran flora maupun fauna di permukaan bumi yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Siklus 1)
 Sekolah                   : SMA Negeri 1 Samarang
 Mata Pelaajran        : Geografi
 Kelas/Semester       : XI IPS/1
 Waktu                     : 3 x 45’

A. Standar Kompetensi         : Menganalsis fenomena biosfer dan  antroposfer
B. Kompetensi Dasar             :  Menjelaskan pengertian dan fenomena biosfer.
C. Tujuan Pembelajaran        :
·         Siswa dapat menjelaskan pengertian biosfer
·         Siswa dapat menjelaskan faktor-faktkor yang mempengaruhi persebaran flora di permukaan bumi
·         Siswa dapat mengidentifikasi persebaran flora permukaan bumi
D. Strategi Pembelajaran  : Pengembangan Model Pembelajaran Cooperatif Learning.
No
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1











2








3
Kegiatan awal
1.      Guru menjelaskan materi pembelajaran dan memberikan pre tes
2.      Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
3.      Guru meminta permasalahan di LKS dibahas dengan berdiskusi
4.      Guru meminta siswa agar bisa bekerjasama, berperan aktif dalam berdiskusi, saling membantu dan mendukung serta membantu jalannya diskusi

Kegiatan Inti:
1.      Siswa melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk membahas masalah yang ada pada LKS.
2.      Guru membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok dalam dalam pemahaman materi, sikap dan prilaku siswa dalam diskusi kelompok.
3.      Guru menilai sikap dan prilaku siswa selama berlangsungnya diskusi
Kegiatan Akhir :
1.       Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing-masing.
2.       Siswa mengerjakan soal pos tes.
30 menit











60 menit







45 menit
E Media/Sumber Belajar
     1. Gambar dan Peta Dunia
     2. Buku Geografi SMA Kelas XI dan sumber lainnya yang relevan
     3. LKS
F. Alat Evaluasi
     1. Proses ( sesuai dengan pedoman observasi)
     2. Hasil ( Essay tes )
1.      Jelaskan pengertian biosfer, bioma dan habitat
2.      Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora di permukaan bumi
3.      Sebutkan tipe-tipe bioma yang ada di permukaan bumi dan tunjukkan dalam peta
4.      Bagaimana karakteristik bioma di daerah iklim tropis.


Mengetahui/Menyetujui                                                 Samarang,  Agustus 2007
Kepala Sekolah                                                          Guru Mata Pelajaran Geografi


Dra. Susi Suhartati, M.Pd                                               Dedeh Kusniati, S.Pd
NIP                                                                                  NIP : 132240622


     b. Pelaksanaan
              Tahap selanjutnya, kami mencoba menerapkan model cooperatif learning yang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Sebelum guru menjelaskan materi pada hari itu, terlebih dahulu memberikan pre tes untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum dilaksananan pembelajaran model cooperative learning. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah menjelaskan materi secara umum dari biosfer, diantaranya tentang pengertian biosfer, bioma, habitat, biotope dan biosiklus. Dijelaskan pula tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persebaran flora di permukaan bumi.
            Setelah selesai kemudian meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, untuk mendiskusikan LKS yang akan diberikan guru pada tiap kelompok. Sebelum mereka berdiskusi guru memberikan penjelasan bahwa dengan belajar kelompok dan berdiskusi sesama teman belajar akan menjadi lebih mudah mengerti, bisa saling membantu, saling menghargai dan pekerjaan yang dianggap sulitpun akan mudah diselesaikan kalau dikerjakan secara bersama-sama. Setelah guru memberi penjelasan siswa tampak mulai bekerja menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Sementara siswa sedang sibuk melaksanakan pekerjaan di kelompoknya, maka tindakan guru selanjutnya mengawasi jalannya diskusi dan sesekali memberikan arahan bekerja dalam kelompok.
            Diskusi berjalan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, dan setelah itu guru menutup pembelajaran dengan meminta siswa masing-masing kelompok  untuk maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok maju, maka tahap akhir pembelajaran diakhiri dengan memberikan pos tes.

        c. Refleksi dan Revisi
            Hasil evaluasi sesuai dengan pengamatan peneliti selama pelaksanaan siklus 1 berlangsung, maka pada dasarnya guru sudah menerapkan langkah-langkah pengembangan bahan ajar dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun belum seperti yang dikehendaki karena beberapa hal baik cara guru maupun prilaku siswa masih belum sesuai harapan. Hai ini terlihat dari hasil observasi bahwa ketika guru menjelaskan materi biosfer secara umum diawal pembelajaran kurang memberikan contoh-contoh kongkrit, sehingga kurang menimbulkan motivasi dan keingintahuan siswa terhadap hal yang dijelaskan.
            Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa pemantauan guruterhadap jalannya diskusi kelompok masih kurang. Dalam proses pembelajaran juga terlihat masih banyaknya dominasi guru sedangkan siswa masih kurang aktif.
            Saat diskusi berlangsung hanya siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi yang lebih aktif berdiskusi, sedangkan yang lain masih ada yang bermain-main dan bercanda, yang hanya akan terhenti bila ditegur oleh guru.
            Aspek kerjasama juga belum terlihat maksimum. Siswa yang pintar kurang berusaha membimbing siswa yang kurang dan hanya bertanggung jawab pada pekerjaannya saja. Sedangkan di sisi lain mereka yang kurang secara akademik juga seperti kurang peduli dengan permasalahan yang seharusnya dipecahkan secara bersama.
            Selain itu dalam diskusi juga terlihat kurangnya rasa untuk menghargai orang lain, mereka yang pintar lebih mendominasi dan menyepelekan mereka yang secara akademik lebih rendah sehingga membuat mereka menjadi minder dan kurang percaya diri untuk berpendapat. Sementara itu penghargaan guru bagi siswa yang aktif dalam diskusi berupa pujian juga masih kurang, sehingga siswa yang secara akademik lebih rendah kurang termotivasi untuk ikut aktif dalam diskusi. Kreatifitas siswa pada siklus kesatu ini juga belum nampak, sementara gurupun kurang memberikan arahan pada siswanya untuk menciptakan alat peraga dalam pemebelajaran. Berikut ini adalah hasil observasi yang dilakukan peneliti pada guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus kesatu:


0 komentar:

Posting Komentar

JASA PEMBUATAN PTBK

BUTUH PTBK DAN ADMINISTRASI BK? HUB KAMI DI 081222940294 DETAIL HARGA KLIK DISINI

Popular BP BK Posts

BUTUH PTBK DAN ADMINISTRASI BK? HUB KAMI DI 081222940294

BUTUH PTBK DAN ADMINISTRASI BK? HUB KAMI DI 081222940294
JASA PTBK