Format Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
- A. JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili gambaran tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi
- B. BIDANG ILMU
Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti.
- C. PENDAHULUAN
Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Dalam pendahuluan kemukakan:
1. Latar belakang masalah secara jelas dan sistematis, yang meliputi: (a) Uraian tentang kedudukan mata kuliah dalam kurikulum (semester, mata kuliah yang ditunjang dan mata kuliah penunjang); (b) Gambaran umum isi mata kuliah tersebut termasuk pembagian waktunya (lampirkan Analisis Instruksional, SAP, GBPP dari mata kuliah yang bersangkutan); (c) Metode pembelajaran yang digunakan saat ini.
2. Masalah yang dihadapi ditinjau dari hasil belajar yang dicapai mahasiswa
- D. PERUMUSAN MASALAH
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknyamenggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi.
Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di kelas, penting dan mendesak untuk dipecahkan. Setelah didiagnosis (diidentifikasi) masalah penelitiannya, selanjutnya perlu diidentifikasi dan dideskripsikan akar penyebab dari masalah tersebut.
- E. CARA PEMECAHAN MASALAH
Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas (yang meliputi: perencanaan-tindakan-observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus). Cara pemecahan masalah telah menunjukkan akar penyebab permasalahan dan bentuk tindakan (action) yang ditunjang dengan data yang lengkap dan baik.
- F. TINJAUAN PUSTAKA
Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang dipahami sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.
- G. TUJUAN PENELITIAN
Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya.
- H. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN
Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi mahasiswa, dosen, maupun komponen pendidikan lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
- I. METODE PENELITIAN
Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, latar waktu dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan-tindakan-observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklis. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.
- J. JADWAL PENELITIAN
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart.Jadwal kegiatan penelitian disusun selama 10 bulan.
- K. PERSONALIA PENELITIAN
Jumlah personalia penelitian maksimal 3 orang. Uraikan peran dan jumlah waktu yang digunakan dalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama peneliti, golongan, pangkat, jabatan, dan lembaga tempat tugas, sama seperti pada Lembar Pengesahan.
Lampiran-lampiran
- Daftar Pustaka, yang dituliskan secara konsisten menurut model APA, MLA atau Turabian.
- Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti (Cantumkan pengalaman penelitian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini )
Sumber: CDkita
FORMAT PENILAIAN
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Nama penelitian :
Bidang Studi :
Judul Penelitian :
KRITERIA PENILAIAN
No | Kriteria | Aspek yang Dinilai | Bobot | Score | Nilai | |
A | ABSTRAK |
Terlihat jelas 3 unsur pokok:
| 5 | |||
B | PENDAHULUAN |
Terlihat unsur-unsur berikut
| 15 | |||
C | KAJIAN TEORI/ PUSTAKA |
| 20 | |||
D | PELAKSANAAN PENELITIAN |
| 15 | |||
| ||||||
E | HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN |
Disajikan dalam bentuk siklus dengan data lengkap:
Siklus I
| 25 | |||
Siklus II (idem)
Siklus III (idem)
Perlu ditambahkan hal-hal yang mendasar berikut ini:
| ||||||
F | KESIMPULAN DAN REKOMENDASI |
| 10 | |||
H | DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN |
| 10 | |||
Jumlah Total | 100 | |||||
Setiap kriteria diberi scor : 1. 2. 4. 5.
Kurang sekali : skor 1
Kurang : skor 2
Baik : skor 4
Baik sekali : skor 5
Nilai : Bobot x skor
Jakarta, ……………..
Penilai
( ………………………..)
Download:
Sumber: TOT Guru Bahasa Inggris SMK 2010 LPMP Jawa Tengah
Kami unggah beberapa presentasi dalam format powerpoint dalam lomba Inovasi Pembelajaran (PTK) di LPMP Jawa Tengah. File-file berikut adalah milik para peserta yang lolos di babak final dalam lomba tersebut. Semoga bermanfaat.
Making use of Spotting Differences Strategy to Facilitate Students in Producing Spoken Description Text (Strategi Spotting Differences dalam Pembelajaran Teks Deskripsi Siklus Lisan)
Posted August 7, 2010
on:
Making use of Spotting Differences Strategy to
Facilitate Students in Producing Spoken Description Text
(Strategi Spotting Differences dalam Pembelajaran Teks Deskripsi Siklus Lisan)
By. Sri Wuryanti, S.Pd
SMP Negeri 6 Salatiga
Tahun 2005
I. Introduction
A. Background
English instruction in the new curriculum for SMP has significant differences from the previous one. The differences cover both the material and the strategy. Due to this new perspective of learning English, problems arouse of how to enable students to achieve the competence aimed by this curriculum. The new curriculum bases the achievement on the competency. The competency offered to the students to achieve is taken from the idea built by Celce-Murcia, Thurrell and Dornyei (1995). The model seems able to accommodate the need of any communicative competence. Communicative competence is the ability to communicate using language in various contexts, both in spoken and written language. (Depdiknas 2005:50).
The theoretical and philosophy background of the new curriculum makes English teachers find difficulties in finding appropriate strategies to enhance with the target competence that should be achieved by the students. Appropriate strategy should be found to facilitate the students in learning in English class. So far most students find difficulties in achieving the communicative competence.
The important competence that should be mastered by the students to be survived in their future is the competence of using spoken English. It is known that the competence needed is still far from satisfaction. It happens to my students. Most of them are poor in using English in communication. This situation will be worse when the teacher doesn’t have a will to overcome their problem.
I teach at SMP 6 Salatiga. This school is located in the south of Salatiga.
Most of the students are poor students. Their economic background doesn’t support their success in their study. Thus they have difficulties in achieving the competence. The problem is caused by the lack of practice in enjoyable and relaxed ways. They need to have activities to build their potential talent in using English. Trying to facilitate the students in communicating using English, I try a strategy of learning English using Spotting Differences Strategy. I choose the strategy because it is in line with the cause that the students are poor in communication. They need language-learning strategy that can help them have targeted competence in the new curriculum. Learning strategies are specific actions taken by the learner to make learning easier, faster, more enjoyable, more self directed with learning materials and demands during language use, learners will engage in systematic mental steps to process the language in order to enhance production, comprehension, learning or retention. (Goh and Silver, 2004:187). Thus, what the students need is to do easy speaking activities in long portion. It can be done when they are facilitated with interesting medium. At the same time, their dependency with the teacher should be reduced. Using Spotting Differences Strategy, the students will work together with their friends in describing the pictures. They do not depend upon their teacher in the activity, although before the activity the teacher has to facilitate them with the ways to say in the activity.
My 7a students, who undergo the lack practice in using English, have a target to be able to describe things, persons or places. This text is very important for students to master. In their daily life, they may face situation in which they have to describe things in order to make other people understand what they want. Spotting differences strategy will practice the students to be able to describe things, people or places.
B. Problem Formulation
From the background above I formulate the problem as follows:
Is Spotting Differences Strategy able to facilitate students in Producing Spoken Description Text?
C. The Innovation Goals
The learning innovation of Spotting Differences Strategy is aimed at:
- Helping students to describe things, places or people in English that will be seen through (a) the active use of English, (b) the correct pronunciation and intonation and (c) the ability to describe pictures that is proved by the ability to spot the differences between the pictures owned by different students.
- Making the English class active and responsive.
C. The Concept of the Spotting Differences Strategy
The idea of Spotting Difference Strategy is as follows:
- Spotting, from the word spot as a verb means pick out, recognize, see (one person or thing out of many). (Hornby: 833). In this case, the word spotting, a gerund means identifying the differences in two almost the same pictures. (Appendix II, p.10)
- Spotting differences is a spoken activity to find out a number of differences in two almost the same pictures through describing the pictures to each other between pairs of students.
- Strategy in general means skill in managing any affair. (Hornby, 2000: 1284). In a specific meaning, strategy knowledge is knowledge about strategies that can facilitate learning in general, as well as those, which are likely to be effective in achieving specific learning and communication goals. (Goh dan Silver, 2004:189).
- Description is a genre that is learned by SMP students grade 7-9. It is a genre that functions to describe particular person, place or things.(Gerot and Wignell, 1995:208).
In learning genres in this curriculum, I used 2 cycles: spoken and written cycles. In spoken cycles, students are exposed with speaking and listening. In written cycle, students are exposed with reading and writing. The following is the four stages I use to enable the students to produce a spoken or written genre in a cycle.
Tahap Satu – Building the context of field of the topic or text-type
Tahap Dua – Modeling the genre under focus
Tahap Tiga – Joint Construction of the genre
Tahap Empat – Independent Construction of the genre
(Hammond et.al, 1992:19).
I used the spotting differences strategy in the fourth stage, Independent Construction of the genre. In this stage, the students area hoped to produce their own spoken genre. They work independently. Before moving on this stage, the teacher needs to assess if the learners are ready to construct the text independently. Generally, independent construction occurs only after group pair construction has shown that learners have gained control of the field and the mode. (Hammond, 1992:22). The teacher, in this stage gives help when the students need it. To facilitate this stage, I use spotting differences strategy to enhance the students to produce spoken description genre.
II. The Implementation of the Learning Innovation
A. Setting
The study was done in the first semester of the academic year of 2004/2005 in 7A. This class consisted of 42 students; 23 boys and 19 girls. Although a lot of them have poor achievements in their study, most of them have good motivation to learn English. It was seen through the interviewed done with them about how they like English as subject at school.
I did the investigation in the first and second weeks of November 2005. It
consisted of 4 times meeting of 90 minutes each.
B. Steps
In the first meeting, I used the time to teach them utterances that would be used in describing things, people or places. In the next three meetings I used them to implement the Spotting Differences Strategy. In the first implementation of the innovation, we used a picture of Getting on the Bus, then in the second meeting we used At the Airport and in the last meeting we used Children in the Classroom.
I made the students ready to describe things using guided activities in the first meeting and free activities the second, third and fourth activities. In the first meeting, I used modeling and drilling. Then in the implementation of Spotting Differences Strategy, I asked the students to work in pairs. To each pair of the students I gave them a set of pictures of almost the same but different. Their task was to find out a certain number of differences between the two pictures by describing the pictures to their partners. They were not supposed to show the pictures to their partners.
C. Assessment
I used a rubric to assess the phenomenon. Each student had a nametag to enable me to identify him or her. I assessed the students in three aspects as stated in the purpose of the investigation.
- The use of English in describing things
- The correct use of intonation and pronunciation
- The ability to find certain number of differences between the two pictures.
To know whether they class are active or responses, I observed the phenomena and made notes. .
III. Result of the Learning Innovation
The following is the phenomena happened during the learning innovation.
- In the first meeting of the innovation, we used the picture Getting on the Bus.
Almost all students were actively involved in the activities in using English. Only two pairs found difficulties in expressing ideas in English. Instead of using English, they used Javanese Language. They also made mistakes in pronunciation and intonation. In general, most students still made mistakes in pronunciation and intonation when they communicate to each other. In finding the differences, only two pairs were successfully found the differences
2. In the second meeting of the implementation of Spotting Differences, there was a slight change. It seemed they began to be aware of what they had to do in the activity. The two pairs who used Javanese tried to use English after I trained them to do so. The number of students who made mistakes in pronunciation and intonation decreased. But I admit I found difficulties in changing their pronunciation and intonation. They were OK when I asked them to imitate my pronunciation but they made mistakes when they did the free practice. Then the number of pairs who were able to find the differences increased.
- In the last meeting we used the strategy; there was a significant changes. They admitted they liked the pictures. Yet the misused of pronunciation and intonation did not improve. The number of students who were able to find the differences increase
IV. Closing
- Conclusion
Using Spotting Differences in describing things, people and places was able to increase the students in actively using English and finding the differences between two almost the same pictures but it did not accommodate with the use of pronunciation and intonation.
- Suggestion
I should give my students more proportion in practicing the students’ pronunciation and intonation.
References
Diknas. 2004. Landasan Filosofis Teoretis Pendidikan Bahasa Inggris. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Diknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gerot, Linda dan Wignel, Peter. 1995. Making Sense of Funtional Grammar.
Sidney: Gerd Stabler Antipodean Educational Enterprises (AEE).
Diknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris buku 2. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Hammond Jenny et.al. 1992. English for Social Purposes. Sidney: National
Centre for English Language Teaching and Research Macquire University.
Goh, Christine & Silver R E. 2004. Language Acquisition and Development.
Singapore: Prentice Hall Pearson Education South Asia Pte Ltd.
Sumber : File Data LPMP Jawa Tengah
ENGLISH WEBLOG PEMBELAJARAN PORTOFOLIO BERDASAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KUMUNIKASI UNTUK MENGOPTIMALKAN KOMPETENSI MENULIS BAHASA INGGRIS
Posted August 7, 2010
on:
ENGLISH WEBLOG
PEMBELAJARAN PORTOFOLIO BERDASAR TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KUMUNIKASI UNTUK MENGOPTIMALKAN
KOMPETENSI MENULIS BAHASA INGGRIS
Disusun untuk Mengikuti
Lomba Keberhasilan Guru ( LKG ) Tingkat Nasional
Tahun 2006
Oleh :
Nikmah Nurbaity S.Pd
Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo
SMA Negeri 7 Purworejo
Jl. Ki Mangunsarkoro no. 1 Purworejo Jawa Tengah
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam memepelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan mampu membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisispasi dalam masyarakat, dan bahkan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif dalam dirinya.
Pembelajaran Bahasa Inggris dalam Kurikulum Berbasisi Kompetensi menekankan penguasaan berkomunikasi pada siswa. Berkomunikasi disini adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan budaya. Siswa diharapkan menguasai kemampuan berkomunikasi dalam pengertian utuh yaitu kemampuan berwacana atau Discourse Competence, yakni kemampuan memahami dan / atau menghasilkan teks lisan dan / atau teks tulis yang direalisasikan dalam ke empat ketrampilam berbahasa yaitu listening (mendengarkan), speaking (berbicara) reading (membaca) dan writing (menulis)
Pembelajaran diarahkan untuk membantu siswa mampu memahami dan menghasilkan berbagai jenis teks, yang dimaksud teks adalah segala sesuatu bentuk konunikasi yang bermakna & mempunyai arti. kemampuan siswa dalam memahami berbagai jenias teks cenderung lebih maksimal karena bersifat receptive atau pasif menerima, sedangkan kemampuan untuk menghasilkan berbagai jenis teks lebih sulit dikuasai siswa karena bersifat productive atau memproduksi.
Kendala signifikan yang dihadapi guru dan siswa untuk mencapai kompetensi menulis yang optimal, untuk mempu menghasilkan berbagai jenis teks adalah kurangnya pengetahuan dan latihan proses writing serta tidak adanya ruang pamer hasil tulisan siswa.
Guru dan siswa sering belum dan tidak memahami proses menulis, dan hanya langsung pada kegiatan siswa disuruh menulis tanpa mengetahui teori menulis, langkah-langkah yang tepat dalam menulis, cara menulis serta topik apa yang harus ditulis. Setelah penugasan nenulis, karya siswa pun biasanya hanya dibaca oleh satu guru dan tidak ada siswa lain yang membacanya, beberapa kutipan berikut adalah pendapat siswa yang diobservasi:
– Saya tidak tahu bagaimana harus memulai menulis, bagaimana bentuk teks yang harus saya tulis, jadi ya asal saja saya menulis dalam bahasa Inggris ( Natiqotul XI Bahasa)
– Saya suka menulis, tetapi tidak bisa sekali jadi , saya harus memperbaiki berulang kali tulisan-tulisan saya. Saya sulit menuliskan ide ide saya dalam bentuk tulisan yang baik ( Hanindita XI Bahasa)
– Bu, bagaimana saya bisa menulis, kalau saya tidak pernah latihan menulis dan tidak tahu caranya ? ( Agus XI bahasa)
– Saya senang menuliskan ide-ide saya dalam buku, tapi siapa yang mau membacanya ? ( Mia Bella Vita XI Bahasa)
Bertolak dari wacana di atas dan kutipan pendapat pendapat siswa serta pe ntingnya mempersiapkan kemampuan siswa seiring dengan tuntutan kompetensi menulis yang juga diukur dalam ujian akhir siswa SMA, maka di kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo dilaksanakan pemebelajaran writing menggunakan model pembalajaran PORTOFOLIO berdasarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan WEB LOG untuk mengoptimalkan kompetensi menulis Bahasa Inggris Siswa.
Pemanfaatan WEBLOG untuk melaksanakan pembelajaran writing dengan model portofolio merupakan cara terbaru yang belum dilakukan oleh guru Bahasa Inggris maupun guru-guru lain karena program ini baru dikenal dan dimanfaatkan dalam 2 tahun terakhir ini.
- B. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang dalam pembahasan sebelumnya, ruang lingkup penulisan karya tulis ini adalah:
Mengoptimalkan kemampuan menulis siswa melalui ENGLISH WEBLOG, pembelajaran potofolio berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Pemilihan Ruang lingkup tersebut berdasarkan beberapa alasan sebagai berikut:
– Kemampuan menulis siswa masih rendah
– Pembelajaran writing di kelas belum melalui proses yang benar
– Kurangnya praktik pembelajaran writing di kelas
– Kurangnya media mempublikasikan hasil writing siswa
– Maraknya penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di kehidupan siswa
– Adanya pembelajaran T.I.K di kurikulum yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran lintas mata pelajaran.
– Tersedianya layanan Weblog, pembuatan situs pribadi yang sangat mudah aplikasinya.
- C. Tujuan
Pelaksanaan pembelajaran writing dengan English weblog, pembelajaran portofolio berdasar Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA 7 Purworejo bertujuan untuk:
- Mengoputimalkan kompetensi menulis siswa
- Memberikan proses writing yang benar dengan tahapan-tahapan generating ideas, planning, drafting, revising, editing, publising,
- Memeberikan latihan writing yang lebih intensif kepada siswa secara global dengan web.
- Memanfatakan penguasaan TIK untuk mengoptimalkan pembelajaran
- Melaksanakan lintas mata pembelajaran, bahasa Inggris dengan TIK
- Memanfaatkan layanan TIK yang membrikan kemudahan dengan Weblog.
- D. Sajian Definisi
D.1. Kompetensi Menulis
Kompetensi menulis atau writing skill adalah satu dari 4 ketrampilan berbahasa Inggris selain listening, speaking dan reading. Writing termasuk productive skill atau ketrampilam memproduksi selain speaking. Pembelajaran writing di sekolah sekolah belum melalui proses yang benar. Guru sering sekali hanya memberikan tugas writing tanpa memberikan langkah-langkah yang benar untuk bisa menghasilkan karya yang baik.
Carderonello dan Edwards ( 1986:5 ) menjelaskan dalam buku mereka Raugh Draft sebagai berikut:
Writing is not simply a matter of putting words together, it is a recursive process, It is a process of revision and rewriting. Teaching writing means we create a pedagogy that helps students see writing as continous process of revising and rewriting as they invent, plan, darft their text.
Menulis bukanlah hanya kegiatan menggabungkan kata-klata . menulis adalah proses yang berulang ulang, yaitu proses yang merevisi dan menulis kembali. Mengajar writing berarti kita menciptakan ilmu pendidikan yang membantu siswa melihat bahwa menulis kembali karena mereka akan menemukan, merencanakan dan membuat draft teks.
Lebih jauh Cartdenonello memerinci bahwa ada lima komponen dalam proses writing yaiatu:
– Inventing: Yaitu menemukan dan menbangkitkan idea/gagasan dari siswa, apa yang akan siswa tulis atau siswa sampaikan, langkah menemukan ide bisa dengan sebanyak cara seperti membaca, berbicara, curah gagasan, pertanyaan, mindmapping dll.
– Planning : yaitu tahap begaimana siswa mencoba menentukan bagaimana menyampaikan gagasan. Tahap ini siswa akan mengemukakan masalah, tujuan, pembaca, struktur text dan Tone dari teks yang akan ditulis.
– Drafting: Pada tahap ini siswa berusaha membentuk materi atua bahan menjadi text. Draft ditulis berkelanjutan, dari draft 1, draft 2 dan draft 3 sampai menjadi hasil akhir.
– Revising : merevisi termasuk menambah ide baru, gagasan lain menghilangkan sebagian kata atau gagasan yang tidak perlu atau menyusun kembali apa yang telah di tulis dalam draft.
– Editing: Mengedit berarti memoles sebuah karya tulisan dari berbagai segi seperti, spelling, tenses, pilihan kata dan lain-lain.
D.2 Portofolio
Pembelajaran menulis dengan portofolio diharapkan bisa menjadi optimal karena dilaksanakan sesuai teori pembelajaran writing. Portofolio sendiri berarti kumpulan hasil karya yang mampu menunjukkan kompetensi siswa. Portofolio adalah sutu koleksi pekerjaan siswa yan menunjukkan segala usaha siswa, kemajuan dan pencapaian belajar siswa dalam satu bidang atau lebih yang harus menunjukkan koleksi pekerjaan terbaik siswa atau usaha terbaik siswa, contoh terbaik dari penglaman kerjanya yang berhubungan dengan hasil belajar yang akan diukur dan dokumen dokumen yangsesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ke arah penguasaan hasil belajar yang diidentifikasi.
Portoflio memperlihatkan tingkatketrampilan dan pemahaman siswa, mendukung tujuan pembelajaran, mereflesikan perubahan dan pertumbuhan selama kurun waktu tertentu, mendorong refleksi oleh siswa, guru dan orang tua, serta memungkinkan adanya kesinambungan dalam pendidikan dari waktu ke waktu. ( Gultom, 2003:140)
Ramli ( 1990 ) dan Tierney ( 1991) mengemukakan bahwa portofolio adalah dokumentasi yang dapat (1) memberikan gmbaran perkembangan belajar siswa secara konkret dalam periode tertentu kepada guru, siswa , administrator, orang tua dan pihak lain yang berkepentingan, (2) mengemangkan kemandirian siswa dalam mengarahkan proses belajarnay. Dengan portofolio siswa dilatih mengoleksi, memilih, dan merefleksikan karyanya sendiri sehingga dapat mengukur sendiri perolehan belajaranay.
Dalam menulis menggunakan portofolio, Tomkins (1994) mengemukakan langkah langkahnya yaitu : (1) menyusun naskah singkat,(2) menulis naskah kasar,(3) merevisi naskah kasar dan menyuntingnya, (4) menulis naskah jadi dan (5) mempublikasikan naskah jadi. Penilaian portofolio di mulai dari proses awal, perbaikan dan revisi hasil karya sampai hasil akhir dan publikasi.
Langkah-langkah Pembelajaran Portofolio dalam writing.
– Student Teacher Conference
Yaitu langkah menentukan thesis , masalah atau topik yang akan ditulis siswa.
– Pembuatan draft 1
Siswa menuliskan draft 1 dari sebuah text
– Revising and Editing
Siswa berkonsultasi dengan guru atau teman untuk memperbaiki Draft 1,2 atau 3 dan memperbaiki draft setelah mendapatkan masukan.
– Hasil akhir
Draft yang sudah direvisi dan diedit menjadi hasil akhir atau karya terbaik.
– Publising
Hasil karya anak dipamerkan untuk dibaca dan diapresiasi oleh siswa lain tidak hanya guru.
Portofolio dalam writing berisi kumpulan hasil karya terbaik siswa setelah mengalami tahapan tahapan tersebut di atas.
D.3 English Weblog
Layanan teknologi Informasi dan komunikasi atau dalam karya tulis ini menekankan pada penggunaan Internet, memberikan kemudahan yang tak terbatas. Salah satu program layanan terbaru yang banyak dimanfaatkan berbagai perusahaan, kantor dan individu adalah pembuatan situs atau web yang sangat mudah dan gratis. Layanan ini ada di berbagai penyedia situs gartis seperti www. Geociteies.com , http://www.blogger.com.http://www.freehost.com yang memungkinkan setiap orang ( disini siswa) memiliki halaman web pribadi dengan gratis. Halaman web pribadi ini bisa diisi apa saja dengan cepat, mudah diakses, dan dapat di baca, dan diakses oleh siapa saja di seluruh dunia.
Dengan layanan blogger, siswa mempunyai halaman web sendiri dengan nama web mudah di kenal seperti : www.baity’s.blogspot.com ,www.bahasawriting.blogspot.com, www.whoemai.blogspot.com,www.blokir.blogspot.com ,dan lain lain.Materi yang dapat diupload di halaman weblog bisa berupa tulisan, gambar, data dan lainnya.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
- A. Penyusunan Program Pembelajaran
A.1 ENGLISH WEBLOG pembelajaran portofolio berbasis TIK untuk mengoptimalkan kompetensi menulis.
English weblog, adalah pemanfaatan layanan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam hal ini Internet. Program program yang ditawarkan oleh perusahaan teknologi informasi dan komunikasi selalau bertambah keunggulannya setiap saat. Weblog dariwww.Blogger.com, memberikan kemudahan untuk membuat web pribadi dengan sangat mudah. Siswa dapat membuatnya dalam hitungan menit.
English Weblog merupakan alternatif pemanfaatan weblog yang belum banyak dikenal di dalam proses belajar Mengajar. English weblog yang dikembangkan dan dilaksanakan di SMA 7 Purworejokhususnya kelas XI Bahasa, memberikan wadah bagi siswa untuk membuat weblog bahasa Inggris.
Setiap siswa membuat weblog pribadi dan diisi dengan hasil tulisan berbahasa Inggris. Siswa bisa menulis karya mereka dalam bahasa Inggris untuk mengisi weblog. Siswa bisa memasang foto & gambar untuk mendukung penampilan weblog. Pemanfatan weblog adalah penggunaan media pembelajaran yang bersifat By utilation, artinya media yang tidak sengaja dirancang untuk media pembelajaran tetapi dapat ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk keperluan belajar. Pemanfaatan berbagai sumber belajar yang termasuk didalamnya media pembelajaran dalam hal ini internet akan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam keefektifan pencapaian tujuan pembelajaran.
English Weblog memberikan ruang tak terbatas bagi siswa untuk mempraktekkan pemebelajaran writing dan mengoptimalkan kompetensi writing, beberapa alasan yang mendasari pemanfaatan English weblog di kelas XI jurusan Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo dengan jumlah siswa 24, dan diyakini masih merupakan model pembelajaran yang belum dilaksanakan oleh guru-guru lain adalah :
- Weblog atau halaman web pribadi dari www.blogger.com adalah produk layanan internet terbaru untuk saat ini, belum dikenal secara luas oleh kalangan pendidikan, tetapi sudah dikenal oleh ramaja remaja siswa SMA.
- Pemanfaatan Internet sebagai media pembelajaran merupakan kerjasama kolaborasi atau langkah nyata memanfaatkan pembelajaran T.I.K di sekolah.
- Akses internet sekarang mudah, sudah ada di sekolah sekolah. Bagi yang belum bisa diakses di internet atau warung internet dengan biaya yang relatif murah dijangkau oleh siswa.
- Dengan English Weblog, siswa mempunyai wadah mempublikasikan hasil karya tulisan dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca oleh orang dan siswa diseluruh dunia, sehingga mendorong siswa untuk berfikir global di jaman global ini.
- Dengan English weblog, proses menulis dalam pembelajaran sesuai dengan prinsip pembelajaran writing yang benar dan sesuai dengan prinsip pembelajaran Portofolio yaitu untuk memperolah hasil akhir sampai diterbitkan harus melalui tahapan tahapan seperti inventing, menemukan gagasan, planning merencanakan jenis text, struktur text dan ciri kebahasaannya, revising yaitu merevisi draft, editing yaitu membetulkan kesalahan grammar, spelling dan diction serta publishing yaitu memamerkan hasil akhir.
English weblog mengakomodasi proses dan tahapan dalam pembelajaran writing yang benar karena karya yang sudah di post atau diupload atau ditampilkan di halaman web bisa diedit.
- Dengan English weblog, siswa lebih meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya baik mengenai Vacabulary, grammar, jenis-jenis text maupun spelling, diction dan proses menulis itu sendiri. Siswa mempunyai motivasi lebih besar karena karyanya terbaca oleh orang lain dan siswa siswa lain yang tak terbatas jumlahnya.
- Dengan English weblog, siswa meningkatkan Love learning karena siswa akan belajar benyak tentang IT sendiri maupun IT sebagai sumber belajar
Pelaksanaan pembuatan Weblog siswa.
- Siswa bersama guru mengakses internet di laboratorium intrnet sekolah. Satu komputer untuk dua orang siswa.
- Siswa membuka layanan di www. Blogger.com
Di halamn Home, siswa memilik create new blog mengisi data register dengan lengkap, membuat alamat weblog misalnya: http://www.baity.blogspot.comwww.whoemai.blogspot.com
Siswa harus mengingat pasword, untuk membuka lagi atau sign in dilain waktu, untuk mengedit atau posting artikel baru. Setelah selesai, siswa memilih lay out atau model halaman yang disukai
- Siswa melaksanakan posting atau mengupload tulisan, dilakukan setelah proses pendaftaran selesai
- Siswa bisa mengetik tulisan di rumah sebagai tugas untuk menghemat waktu, dalam bentuk word, disimpan di disket atau flashdick dan di kopi paste dihalaman posting.
- Siswa memperoleh hasil posting langsung di halaman web
Postig naskah akan seketika bisa dilihat oleh teman-teman lain yang sudah diberitahu alamatnya.
- Siswa melaksanakan 2 bagian dari 5 tahap :
Proses menulis tahap awal, dilakkukan di kelas sebelum siswa menuju laboratorium internet, yaitu tahap generating idea, planning dan drafting.
- Siswa melaksanakan tahap revising dan editing.
Dihalaman weblog, karena layanan weblog, memungkinkan naskah yang sudah diposting direvisi lagi bahkan diedit.
- Siswa bersama guru melihat halaman weblog yang sudah
Halaman weblog akan muncul, sebanyak naskah yang diupload siswa, memanjang dari atas ke bawah. Siswa dan guru membahas.
- Siswa melaksanakan peer editing. Siswa satu melihat dan membaca halaman weblog siswa lainnya dan saling memberikan masukan, kemudian siswa melakukan editing .
- Siswa dan guru membahas tulisan siswa, membahas kesalahan umum yang muncul dan memberikan bentuk yang benar sepert pilihan kata sesuai, spelling yang tepat dan tata bahasa yang benar.
- Guru membuat blog untuk satu kelas , yang memuat seluruh tulisan siswa dari masing masing blog untuk mngantisipasi kemungkinan kesalahan teknis atau hilangnya blog karena virus.
A.2 Materi pembelajaran
Target Writing Skill
Materi pembelajaran writing di SMA bisa dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu : Free writing, creative writing, guided writing atau genre based writing, yang masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda
– Free writing:
Menulis bebas adalah cara yang baik untuk mengawali ketrampilan manulis siswa. Siswa diberi waktu terbatas di kelas misalnya sepuluh menit, diberi rangsangan untuk membangkitkan ide/ gagasan dan dibiarkan mereka menulis apapun yang ada di pikiran mereka. Rangsangan harus diberikan oleh guru, karena tanpa rangsangan yang diberikan, tugas menulis yang tiba tiba akan membuat siswa frustasi dan tidak tahu bagaimana harus memulai. Pemberian rangsangan atau eksposure untuk generating ideas/ membangkitkan gagasan bisa dengan berbagai teknik seperti:
– Memberikan gambar gambar provokatife
– Memberikan pertanyaan yang provokatife
– Memberikan situasi yang provokatife
– Memberikan curah gagasan
– Mengguanakan mindmap/peta pikiran
– Menggunakan 5W 1H :what, who, when, why, dan how.
– Creative writing
Istilah creative writing berarti tulisaan imajinasi seperti puisi, cerita, narasi, cerita pendek dann drama, seperti dijelaskan dalam:
The term “ creative writing” suggests imaginative tasks such as writing poetry, stories and plays, such activities have number of features to recommend them, chief among these is that the end result is often felt to be some kind of achiefvement and that people feel pride in their work and want it to be read ( Vr 1996: 169)
Menulis kreatif akan mengembangkan kebanggaan siswa. Menulis kreatif sudah mencapai tingkat tertinggi dalam 4 tingkatan bahasa untuk keindahan , imaginasi dan sastra.
Gaffiel-Vile menegaskan,”Creative writing is a journey of self discovery and self discovery promotes effective learning, when teachers set up imaginative tasks so their students are thoroughly are engaged and those student fre strive harder than usual to produce a greater varity of correct and appropriate language than routine assigment” ( Gaffield-Vile 1989:31 )
Menurut Gaffield-Vile menulis creatif adalah perjalanan menemukan kesejatian dan menemukan kesejatian akan meningkatkan pembelajaran yang efektif. Ketika guru memberikan tugas menulis kreatif, siswa biasanya terlibat sekali sehingga mereka mau berusaha lebih keras dalam memproduksi tulisan daripada tugas rutin lainnya.
Tulisan kreatif siswa bisa berupa puisi, cerita pendek, naskah drama, legenda, mitos dan certia fable tentang binatang.
– Guided Writing : Genre Based Writing
Kompetensi menulis yang paling banyak dikembangkan dan sesuai dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah menulis terpandu atau dituntun yaitu Genre Based Writing, menulis Genre atau berbagai jenis teks.
Menulis dengan genre ini adalah menulis berdasarkan maksud & tujuan siswa menulis. Siswa menyadari benar apa tujuan menulis, siapa pelakunya, bagaimana struktur teksnya, dan linguistic feature apa yang signifikan.
Ada 12 jenis teks yang diajarkan di SMA sebagai common genre: yaitu:
- Recount untuk menceritakan peristiwa di waktu lampau
- Narasi untuk menghibur pembaca, berupa cerita, dongeng dll
- Prosedure untuk menceritakan langkah mengerjakan sesuatu
- News items untuk mrenceritakan peristiwa yang pantas diberitakan
- Deskripsi untuk menceritakan seseorang, sesuatu atau suatu tempat
- Report untuk menceritakan gejala alam & gejala sosial
- Ekspossu analitis untuk membujuk. Berargumentasi
- Eksposisis hortattory untuk membujuk dan merekomendasikan
- Review untuk mengkritik/ mengevaluasi karya sastra
- Eksplanasi untuk menceritakan mangapa dan bagaimana sesuatu terjadi
Untuk kelas XI Bahasa target genre yang dipelajari adalah Recount, Narasi, Prosedure, Deskripsi dan Eksposisi ,sebagian genre adalah target genre di kelas X. Tetapi genre yang sudah dipelajari di kelas X tetap bisa ditulis oleh siswa karena sistem pembelajaran bahasa Inggris bersifat spiral, artinya materi baru tidak bisa terpisah nyata dari materi sebelumnya
Skenario Pembelajaran untuk melaksanakan tiga target writing atau menulis di kelas XI jurusan Bahasa dilaksanakan sebagai berikut:
Persiapan
– Mempersiapkan ruang internet untuk melaksanakan pembuatan weblog
– Bagi sekolah yang belum mempunyai laboratoruim , siswa bisa pergi ke warung internet
– Guru memberikan target writing dan memberikan modeling pembelajaran
– Siswa membuat weblog
Pelakasanaan
– Siswa menulis karangan melalui berbagai tahap dari inventing / generating idea, planning, drafting, revising, editing
– Siswa mengupload tulisan di weblog sebagai langkah publishing
Penilaian
– Guru melaksanakan penilaian dengan kriteria yang sudah diberitahukan lebih dahulu kepada siswa yang mampu mengukur dan menilai kompetensi siswa dengan tepat
- B. Penyajian
Pembelajaran writing dilaksanakan secara integrated tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran., terintegrasi bersama listening, speaking dan reading.
B.1. Untuk menulis free writing
Free writng adalah jenis kegiatan menulis yang lebih menekankan pada generating ideas atau memantik ide/ gagasan/ Hasil yang diharapkan adalah siswa mampu mengekspresikan apa saja yang ada dipikirannya. Tidak ada target berapa banyak kata yang ditulis atau bahkan kohesi gagasan. Free writing dipantik dengan berbagai stimulan. Contoh contoh kegiatan yang dilaksanakan di kelas untuk memantik siswa mengemukakan gagasan dalam tulisan bebas atau free writing :
a. Guru memberikan gambar yang provokatife
Misalnya gambar seorang anak kecil yang menangis, gambar seorang ditengah kota yang sangat bersih,bangunan yang indah, korban bencana alama, sekuntum bunga dan gambar lain yang mampu membangkitkan gagasan pada pikiran siswa.
b. Guru memberikan pertanyaan yang provokatife
Guru memberikan pertanyaan yang membangkitkan gagasan sebagai pemantik gagasan. Siswa diberi waktu terbatas di ruangan kelas misalnya dengan menjawab pertanyaan guru. Contoh pertanyaan:
– Apa yang akan kamu lakukan jika kamu………………………..
– What would you do if tommorow were your last day?
– What would happen to you to express your anger?
– What do you you do to express your anger?
– What can make you sad ?
– Who is the most loveable person in your life ?
Siswa diberi waktu untuk menyatakan apa saja pendapat mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut, siswa diminta menuliskan apa saja yang datang ke pikiran mereka, atau spontanitas association mereka terhadap pertanyaan guru. Dinmungkinkan guru membantu siswa dengan kosa kata yang diperlukan siswa tetapi tidak diketahui.
c. Guru memberikan situasi yang provokatife
Guru memperdengarkan musik, mengatur ruangan berbeda dari biasanya menceritakan sebuah kisah yang menyentuh sehingga siswa terstimulasi untuk menyampaikan gagasan dalam tulisan. Menonton VCD berupa film atau potongan film, menonton fragment, menyetel lagu adalah kegiatan yang bisa digunakan untuk menciptakan situasi yang provokative sebagai pemantik gagasan dalam free writing.
d. Curah gagasan atau brain strorming
Curah gagasan atau brainstorming merupakan pemantik ide dalam free writing yang sangat bermanfaat. Guru memberikan satu tema, topik atau bahkan kata. Berikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan apa saja yang mereka pikirkan dan sampaikan di kelas. Kemudian siswa diberikan kersempatan untuk menulis.
e. Mindmap atau Peta Pikiran
Guru memberikan satu topik atau tema. Menuliskan di papan tulis dan biarkan siswa menyampaikan gagasannya dalam bentuk mindmap. Mindmap memberi gambaran yang jelas untuk hubungan antar begian./ Contoh mindmap :
Siswa menulis apa saja yang terpikir dalam pikiran mereka berdasarkan mindmap yang dibuat bersama dalam kelas atau sendiri-sendiri.Mind map atau peta pikiran membantu siswa ngengorganisasikan gagasan dengan lebih mudah dan membantu siswa menulis dengan gagasan yang terdiri dari beberapa point sehingga siswa tidak akan kehabisan gagasan saat proses menulis dilaksanakan.
f .Five W 1 H atau: apa, siapa, mengapa, di mana dan bagaimana
Guru memberikan satu pokok permasalah dan mengajarkan siswa menggali ide dengan pertanyaan who, what, why where dan how.Siswa mengembangkan free writing dari menjawab pertanyaan 5W 1 H
B.2 Menulis untuk Creative Writing
Guru menugaskan penulisan writing sebagai proyek atau pekerjaan di rumah. Bentuknya disesuaikan dengan materi yang sedang di bahas di kelas.Bentuk tulisan yang ditugaskan berupa puisi, cerita pendek dan drama. Bentuk narasi bisa bervariasi dari fable, dongeng tentang binatang, mitos atau legenda (Myth or Legend) .
Guru menugaskan siswa membaca sebuah karya bahasa Inggis. MisalnyaRomeo & Juliet karya Shakespeare. Kemudian siswa menulis tulisan kreatif berdasar pemahaman dari Romeo Juliet. Tulisan kreatifnya bisa berupa metaforma yaitu diangkat berdasar inspirasi dari cerita tersebut atau meringkasnya
Guru menceritakan sebuah cerita pendek di kelas dan meminta siswa menulis cerita tersebut atau menulis cerita baru dari cerita lama yang didengarkan.
Guru memberikan penjelasan penulisan drama., diangkat dari cerita Indonesia untuk memudahkan siswa mengorganisasikan ide.
B.3 Menulis untuk Genre Based Writing
Untuk bisa mengoptimalkan kemampuan menulis Genre Based Writing guru menerapkan Two Cycle Four Stages atau 2 siklus yaitu lisan dan tulis dan 4 stage. 4 tahap yaitu building knowledge of field, modellling, joint construction of the text dan independent construction. ( Bevely Derewianka 1946; 7)
Skenario pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1.Building Knowledge of thre field
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untu mengantar kesiapan siswa ke target genre, Contoh untuk Recount
Where did you go last holiday
Did you g to tourism place ?
Well with whom did yo go there ?
Did you enjoy is very much ?
2.Modelling of text
Guru menerangkan kepada siswa tentang materi utama pembelajaran Genre atau the English text type. Tahap ini adalah tahap utama setelah siswa diarahkan dalam building knowledje of the field . Guru menerangkan hal hal sebagai berikut:
– The Social function of the text
– The Generic of the text ( it cant be comprehended by the students themself. Guided by the teacher)
– The language Feature of the text
3.Joint construction of the text
Siswa di dalam kelompok memproduksi text setelah melewati BKOF dan Modelling yang cukup lama. Siswa telah memahami dan mengalami 2 tahap sebelumnya. Dalam tahap ini,. Tiap kelompok memproduksi text bersama, melelalui tahapan proses menulis yang benar : Generating Ideas, planning, Revising,editing dan publishing ( Calderonello & Edward 1973: 6) Langkah ini diperkuat oleh Tompkins ( 1994: 9) dalam bukunya Balancing Process and Product , ada 5 tahapan dalam menulis yaitu :Pre writing ,Drafting ,Revising Editing, dan Publising.
4. Independent Construction of TheText
Siswa secara mandiri memproduksi text yang ditargetkan. Langkah-langkah tahapan dalam menulis dilaksanakan sesuai prinsip pembelajaran portofolio, yaitu dimulai dari teachers conferencing, pambuatan draft, merevisi. mengedit dan mempubikasikan
C. Penilaian
Penilaian berbasis pembelajaran Portofolio., dimulai dari proses sampai hasil akhir, tidak hanya hasil akhir saja, Tahapan tahapan dari conferencing. Planning, drafting. Revising sampai editing dan publishing merupakan aspek yang dinilai.
Penilaian tulisan siswa meliputi beberapa unsur yang signifikan yaitu:
– Konten./ Isi gagasan ( kejelasan makna )
– Diction / pilihan kata ( vocabulary)
– Language feature ( grammar )
– Struktur teks
– Koherensi
Penilaian meliputi 3 aspek yaitu, kognitife, psikomotor dan afektif siswa. Kognitif dan psikomotor dinilai dalam angka rentang 1- 100 sedangkan afektif dinilai dengan huruf AB, C. A untuk sempurna, B baik, C cukup.
Penilaian kompetensi writing menurut Dr Helena dalam Prinsip Prinsip Penilaian Berbahasa, Kurikulum Bahasa Inggris Berbasis Kompetensi meliputi 4 hal, grammar dan vocabulary, managemen wacana, kejelasan makna dan hubungan antar gagasan. Penskoran menggunakan angka 0 sampai 4. Urutan skor 4 ke 0 menggambarkan kompetensi yang berbeda sebagai berikut : untuk grammar dan vocabulary ; wacana , kejelasan makna dan hubungan antar gagasan urutan skor dari 4 ke 0 menggambarkan tingkat kompetensi dari sempurna ke tingkat lebih rendah.
( terlampir).
Sumber :Blog bu Nikmah Nurbaity
PERCAKAPAN IMAJINER APLIKASI ROLE PLAY UNTUK MEMPERCEPAT PENGUASAAN KOMPETENSI LISAN DAN TULIS BAHASA INGGRIS
Posted August 4, 2010
on:
PERCAKAPAN IMAJINER
APLIKASI ROLE PLAY UNTUK MEMPERCEPAT
PENGUASAAN KOMPETENSI LISAN DAN TULIS
BAHASA INGGRIS
Disusun Untuk Mengikuti Lomba Keberhasilan
Guru ( LKG ) Tingkat Nasional
Tahun 2005
Oleh
Nikmah Nurbaity, S.Pd
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PURWOREJO
SMA NEGERI 7 PURWOREJO
Jl. Ki Mangunsarkoro No. 1 Purworejo
PENGESAHAN
Karya Tulis dengan judul Percakapan Imajiner Aplikasi Role Play untuk Memepercepat Penguasaan Kompetensi Lisan dan Tulis Bahasa Inggris, telah disetujui dan disyahkan oleh Kepala SMA Negeri 7 Purworejo Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 September 2005
Purworejo, 10 September 2005
Kepala SMA N 7 Purworejo
Drs. Bambang Ariyawan, M.M
NIP. 131 610 433
KATA PENGANTAR
Pembelajaran Bahasa Inggris dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bertujuan pada penguasaan Kompetensi wacana lisan dan tulis. Kompetensi lisan dan tulis adalah kompetensi produktif yang pada kurikulum sebelumnya belum dikembangkan secara maksimal, karena di kurikulum itu kompetensi yang dikembangkan dan diukur adalah kompetensi reseptive atau menerima yaitu kompetensi mendengar dan membaca.
Kendala yang signifikan dalam mencapai Penguasaan Kompetensi lisan dan tulis adalah rendahnya kemampuan siswa mengorganisasikan gagasan. Siswa tidak terbiasa menyampaikan gagasan dengan lancar dan jelas. Bahkan sering siswa tidak bisa menemukan gagasan untuk materi percakapan atau menulis.
Percakapan Imajiner sebagai aplikasi Role Play, dilaksanakan di kelas III Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo adalah salah satu alternatif yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa mengorganisasikan gagasan untuk mempercepat penguasaan kompetensi lisan dan tulis Bahasa Inggris.
Dari pelaksanaan dan observasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pembelajaran untuk menguasai kompetensi lisan dan tulis melalui Percakapan Imajiner ternyata terbukti memepercepat penguasaan Kompetensi Bahasa Inggris siswa di kelas III Bahasa SMA N 7 Purworejo. Harapan kami model pembelajaran ini bisa dilaksanakan di sekolah-sekolah lain di Indonesia disesuaikan dengan kondisi dan situasi di masing-masing sekolah.
Inovasi pembelajaran yang dilaksanakan di SMAN 7 merupakan satu dari usaha nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Akhirnya kami mohon masukan, kritikan yang membengun demi tersempurnanya pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, memberi inspirasi dan memungkinkan penulisan karya ilmiah terlaksana dengan baik.
Purworejo, 10 September 2005
Nikmah Nurbaity S.Pd
NIP. 132 051 903
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………….. …….. i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… …… iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….. …… iv
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………… ……. 1
- Latar Belakang ………………………………………………………………………….. ……. 1
- Ruang Lingkup…………………………………………………………………………… ……. 2
- Tujuan………………………………………………………………………………………. …. .. 3
BAB II. LAPORAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN…………………… ……. 5
A. Penyusunan Program Pembelajaran………………………………………………… ……. 5
B. Penyajian………………………………………………………………………………….. ……. 8
C. Penilaian Proses Hasil Pembelajaran……………………………………………………. 18
BAB III. LAPORAN HASIL………………………………………………………………….. ….. 20
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………… 26
- Simpulan…………………………………………………………………………………… ….. 26
- Saran……………………………………………………………………………………….. ….. 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran Kerja Siswa
3. Biodata
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menghadapi era global, tuntutan penguasaan Bahasa Inggris bagi penduduk dunia tidak dapat diingkari. Penguasaan Bahasa Inggris merupakan kunci untuk bisa berperan serta di dalamnya, untuk mampu berkomunikasi, mengakses informasi, menyesuaikan diri dan bersaing dengan bangsa lain.
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjawab tuntutan global tersebut. Pembelajaran Bahasa Inggris yang dahulu hanya diukur dan bermuara pada perolehan nilai EBTANAS, yang didalamnya ditentukan oleh kemampuan membaca dan menguasai struktur bahasa, berubah ke pembelajaran yang mengacu pada kompetensi lisan dan tulis yaitu kompetensi produktif untuk mampu menggunakan Bahasa Inggris secara aktif yang diukur dengan Penilaian authentic / authentic assessment.
Aplikasi nyata dalam pembelajaran adalah ekspresi pribadi yang kreatif (creative self expression) menjadi lebih bernilai dari sekedar menghafal dialog. Menyampaikan dan memahami arti serta makna menjadi aspek yang penting. Fokus penguasaan syllabus diperluas dari penguasaan aturan-aturan bahasa seperti grammar ke penguasaan discourseskill atau kompetensi wacana.
Kompetensi yang dituntut dalam pembelajaran Bahasa Inggris dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara aktif baik lisan maupun tulis.
Kendala signifikan yang dihadapi guru dan siswa untuk mencapai kompetensi lisan dan tulis dalam Bahasa Inggris adalah rendahnya kemampuan siswa untuk mampu membangun ide atau mengorganisasikan gagasan Siswa tidak mampu menyampaikan idenya secara lancar dan jelas. Bahkan kadang siswa tidak mempunyai ide sama sekali ketika dihadapkan pada satu topik untuk dibahas. Kendala rendahnya kemampuan siswa untuk membangun ide atau mengorganisasikan gagasan merupakan kendala besar disamping kendala yang lain seperti rendahnya penguasaan kosa kata, tata bahasa, kurang sarana, kelas besar, aspek psikologi dan lain-lain.
Beberapa kutipan berikut adalah pendapat siswa yang diobservasi.
– Ada kendala yang sangat besar untuk mampu berkomunikasi dengan lancar bagi saya. Ternyata berbicara membutuhkan ide gagasan yang sangat luas. Dan saya meski dengan gagasan-gagasan itu. ( Meiria III Bahasa )
– Ternyata berbahasa Inggris sebagai alat komunikasi yang sebenarnya tidak hanya “ How are you ? dan I am Fine.” tetapi menuntut ide dan gagasan yang sangat luas. Dan saya mengalami kesulitan membangun ide di kepala saya.” ( Dhita Seoreni )
– Menulis surat kepada teman-teman diluar negeri tidak hanya membutuhkan Bahasa Inggris seperti “Where are you form” tetapi menuntut kemampuan menggambarkan gagasan tentang banyak hal seperti tentang tempat-tempat wisata, pulau-pulau di Indonesia, budaya dan lain-lain. Siswa sangat perlu dilatih bagaimana menyampaikan apa yang kita pikirkan. ( Ganjar Widiantoro )
– Bu, bagaimana saya bisa berbicara dengan lancar dalam Bahasa Inggris, dalam Bahasa Indonesia saja saya sering tidak punya aide untuk berbicara apa. (Melisa Lutfi III Bahasa).
Bertolak dari wacana dan contoh kutipan pendapat para siswa, seiring dengan tuntutan kompetensi yang juga diukur dalam ujian akhir siswa SMA dengan menulis, berbicara dan mendengarkan, di kelas III Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Percakapan Imajiner untuk mempercepat penguasaan Kompetensi Bahasa Inggris.
B. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup penelitian dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
Meningkatkan kemampuan siswa untuk membangun ide dalam berbicara dan menulis Bahasa Inggris melalui model PERCAKAPAN IMAJINER
Ruang lingkup ini kami pilih dengan melihat fakta dilapangan bahwa :
a. Paradigma yang salah bahwa berbicara Bahasa Inggris terbatas padatranslaksional discourse atau percakapan untuk menanyakan kabar, asal, keadaan, dan lain-lain.
b. Kurangnya kondisi yang menuntut siswa mampu menyampaikan ide dan gagasan dengan baik.
c. Tidak hanya pembelajaran yang memberikan kompetensi bagaimana berfikir tetapi lebih banyak apa yang dipikir atau bagaimana belajar tetapi apa yang dipelajari.
d. Kurangnya kondisi yang menuntut siswa menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi lisan.
e. Kurangnya kondisi yang menuntut siswa mampu menyampaikan ide dan gagasan dengan baik.
f. Rendahnya kemampuan siswa untuk mengeksploitasi suatu topik dari berbagai perspektif.
C. TUJUAN
Tujuan penulisan penelitian pelaksanaan Percakapan Imajiner di kelas III Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo adalah :
– Meningkatkan kemampuan siswa mengorganisasikan gagasan
– Meningkatkan kemampuan siswa mengeksplorasi suatu topik.
– Meningkatkan kreativitas berbahasa siswa.
– Mempercepat kompetensi lisan Bahasa Inggris siswa.
– Mempercepat penguasaan kompetensi tulis siswa.
– Meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk Berbahasa Inggris aktif.
– Meningkatkan love learning / cinta belajar.
– Mengembangkan critical thinking / cara berpikir kritis.
Langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut adalah ;
– Memberikan tugas kelompok pada kelompok siswa.
– Melaksanakan pelatihan
– Melaksanakan kegiatan
– Mempresentasikan hasil
– Mengadakan evaluasi
Indikator utamanya adalah :
a. Siswa dapat menyampaikan ide atau gagasan tentang suatu topik dengan lancar.
b. Siswa dapat membangun ide secara luas.
c. Siswa dapat menyampaikan ide dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
d. Siswa dapat menampilkan kreatifitas berbahasa.
e. Siswa dapat menuliskan gagasan dengan mudah.
f. Siswa dapat berbicara Bahasa Inggris dengan lancar.
g. Siswa menjadi love learning / suka belajar.
h. Siswa tambah percaya diri dalam presentasi.
i. Siswa dapat merespon dengan lancar.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN
A. Penyusunan Program Pembelajaran
A.1 Materi Pokok Percakapan Imajiner
Percakapan imajiner, adalah model pembelajaran bahasa yang merupakan aplikasi Role Play. Percakapan Imajiner mendekati BRAIN GYM atau senam otak. Bisda kita memakai istilah sederhana : Berandai-andai. Latihan Brain gym atau berandai-andai atau bercakap dalam percakapan imajiner adalah latihan yang merupakan model untuk mengoptimalkan seluruh bagian otak. Dr H. TaufiqPaisak M.Pd menyarankan brain gym sering dilakukan. (dalam bukunya : Membangunkan Raksasa Tidur ).
Ada 8 model Percakapan Imajiner yang dikembangkan.
- An outstanding person
- If I….
- Being a presenter / reporter / news reader.
- In this picture
- Generation gap
- The doctors say
- Online chat
- Literature Based
Masing-masing model menggambarkan fokus kemampuan yang berbeda untuk berkreativitas dan berimajinasi serta membangun gagasan untuk melakukan percakapan.
Di model An Outstanding person, siswa menemukan dirinya menjadi tokoh terkenal dari penyanyi, politisi, guru sampai presiden. Siswa akan membangun ide seandainya dia benar-benar tokoh yang diperankannya maka dia akan menyampaikan gagasan, ide, pendapat sesuai tokoh tersebut. Experience background atau latar belakang perjalanan siswa tentang materi akan menentukan percakapannya. Apabila dia berperan sebagai presiden George Bush, maka pengetahuannya tentang Amerika sangat menentukan jalannya percakapan. Percakapan Imajiner mengembangkan kemampuan yang luas dalam model An Outstanding Person ini.
Model If I… menuntut siswa mengembangkan imajinasi liar yang terbatas. Seandainya saya…….kreativitas berbahasa dan imajinasi berpikir seorang siswa membedakan hasil percakapan yang ditulis maupun di presentasikan. Siswa menulis dari seandainya ia bisa terbang samapi seandainya saya diangaksa luar sekarang.
Model Percakapan Being a presenter / reporter / news reader mengembangkan kemampuan siswa untuk berinteraksi aktif dengan orang-orang di sekelilingnya. Model ini menuntut siswa mampu berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan informasi secara langsung. Model ini menuntut kemampuan verbal yang tinggi.
Model In This Picture mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir assosiasi, siswa meneruskan cerita yang terbuka dari gambar-gambar sebagai pemicu atau pencetus ide. Kemampuan siswa melihat hubungan-hubungan antar hal-hal terpisah akan menentukan cerita atau Percakapan Imajiner yang dibuat.
Model Generation Gap, mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami cara berfikir pihak lain. Disini siswa diminta sebagian menjadi orang tua, guru atau kakak dan yang lain sebagai anak, mund atau adik. Siswa akan mencoba memahami bagaimana orang lain berfikir, berpendapat dan berbuat. Model ini mengembangkan emphati siswa dan kecerdasan emosi.
The Doctors Say adalah model lain yang mengembangkan kemampuan siswa memahami masalah kesehatan. Masalah ini penting dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan tentang nama penyakit, gejala umum, bagaimana mengatasinya akan menjadi bekal yang bermanfaat bagi kehidupan siswa.
On Line Chat mengembantgkan kemampuan siswa melakukan percakapan imajiner antar bangsa. Model ini selain mengembangkan kemampuan berbahasa juga mengembangkan kemampuan memahami budaya antar bangsa, menanamkan cinta budaya dan menanamkan pemahaman wawasan global / Global Minsed.
Model Literature Based, menanamkan kepada anak didik kemampuan melaksanakan percakapan imajinasi berdasarkan karya sastra dunia dan Indonesia serta daerah. Selain mengembangkan kemampuan berimajinasi tinggi, menggunakan bahasa, siswa juga diharapkan memahami karya-karya sastra popular dan klasik.
Percakapan Imajiner memberikan kemampuan kepada siswa sebagai berikut :
1. Membangun ide, menyusun dan mengorganisasikan gagasan.
Ketika seorang siswa dihadapkan kepada situasi percakapan di kelas dan ditanya “ What do you think about Education in our school ? atau in Indonesia?”. Hampir semua siswa “blank” tidak bisa menyampaikan pendapat, karena tidak tahu harus memulai dari mana. Tetapi dengan percakapan imajiner, siswa diminta memerankan diri menjadi Kepala Sekolah, dengan memulai percakapannya dengan If I were the principal. Seandainya saya kepala sekolah. Siswa mempunyai bayangan yang kuat tentang perannya, dia mampu membayangkan apa yang akan dilakukan untuk memajukan sekolah karena pendidikan disekolahnya sekarang masih kurang optimal dibidang ini, bidang lain dan serterusnya.
Ketika siswa memerankan diri dalam percakapan ini, dia melakukan lebih dariRole Play. Dia menyampaikan gagasan pribadinya tentang sesuatu, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan cara berfikirnya.
Percakapan Imajiner memberikan path atau jalan, seperti mengarahkan kepada siswa tentang apa yang akan disampaikan mengenai suatu topik. Dengan menempatkan diri sebagai tokoh imajinasi yang diambilnya siswa bisa mengubah posisinya menjadi tokoh yang dimainkannya. Siswa akan mendapatkan gagasan dari pengalaman sehari yang dilihat, dibaca, didengar, atau dihayalkannya.
Ketika seorang siswa memerankan seorang tokoh penyanyi terkenal, dia akan membicarakan banyak tentang musik, album dan jenis-jenis lagu. Percakapan imajiner memberikan ruang untuk menjadi seseorang dan pembicaraan akan berjalan sesuai gagasan yang dibangun berdasar pengetahuan dan pengalaman siswa tentang tokoh tersebut.
2. Percakapan Imajiner meningkatkan kreativitas Berbahasa.
Ide dan gagasan yang disusun siswa sangat bervariasi dari imajinasi liar ( wild imagination) seperti karya JK ROWLING dalam Herry Porter sampai tulisan ilmiah popular tergantung kepada kreativitas siswa. Disini diterapkan bahwa keperbedaan adalah kekuatan .
3 Percakapan Imajiner menggali kemampuan siswa melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang
Kemampuan melihat suatu hal dari berbagi perspektif atau sudut pandang dikembangkan seklai dalm percakapan imajiner, Semakin luas kemampuan siswa melihat berbagai sudut , semakin baik karya yang dihasilkan, Kemampuan menggali informasi sebagai salah satu life skill berbahasa sigali di percakapan imajiner
4 Percakapan imajiner membekali siswa dengan rasa percaya diri
Menguasai banyak materi dari percakapan imajiner melatih siswa percaya diri, praktik berbicara didepan umum dan menuliskan ide ide yang berbeda mengembangkan potensi tersembunyi dari diri siswa .
5 Percakapan imajiner mengembangkan Love learning atau cinta belajar
Ketika siswa diminta menggali informasi tentang sesuatu, dia harus mencari sumber dan dia belajar. Semakin dalam siswa mempelajari sesuatui, semakin merasa butuh akan belajar. Model pembelajaran ini menciptakan kebutuhan belajar pada diri siswa
A.2 Persiapan Pelaksanaan
Tindakan pendahuluan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Membentuk kelompok-kelompok kerja didalam kelas.
b. Menyiapkan media yang diperlukan : sumber seperti majalah, Koran, poster, buku, film, VCD, dan lain-lain.
c. Memberikan job description kepada siswa.
d. Menjelaskan tujuan dan target kegiatan.
e. Merekam pelaksanaan kegiatan.
f. Membuat lembar evaluasi dan observasi.
g. Melaksanakan evaluasi.
A.3 Skenario Tindakan
a. Memberikan penjelasan program kerja untuk melaksanakan percakapan Imajiner dalam pembelajaran.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan dengan mengembangkan cara menyusun, membangun dan mengorganisasikan gagasan.
c. Menempelkan presentasi siswa.
d. Menempelkan tulisan-tulisan siswa.
e. Melaksanakan penilaian.
B. Penyajian
Siswa kelas III Bahasa dibagi menjadi beberapa kelompok. Jumlah siswa tiap kelompok tergantung pada perbedaan tugas percakapan imajiner yang diperlukan, dari berpasangan, tiga, empat sampai sepuluh siswa.
Pemberian tugas atau job description tiap kelompok dilakukan denganconferencing atau persetujuan antara siswa dan guru. Dimulai dari mudah ke sulit, dari topik sederhana ke topik yang semakin menuntut pemikiran dan pembangunan ide mendalam.
Contoh pelaksanaan kegiatan imajiner, bervariasi dan bertingkat dari sederhana ke sulit :
1. AN OUTSTANDING PERSON
Tiap kelompok siswa terdiri dari 3 orang, lalu berperan sebagai orang yang terkenal, bisa bintang film, guru teladan, presiden Indonesia, presiden Amerika, penyanyi, musisi, sampai petinju. Dua siswa lain berperan sebagai presenter. Anggota kelas lainnya adalah audience yang akan mengajukan berbagai pertanyaan kepada “ Sang Bintang “ di kelas itu.
Contoh percakapan imajiner suatu kelompok dengan peran Guru Teladan Nasional.
Diah Ismi : Good morning audience. It is a great time for us, to have Ibu Indah with us today. She is the best achieving teacher in Indonesia this year. Please, welcome Mrs Indah Ediyati, “Thank you.and I am Diah Ismi accompanied by Meirina will be with you for a half hour in this program.
Well know let’s give the opportunity for Mrs Endah to deliver her experience to you all.
Indah : Thank you so much Diah. Fisrt of all.let’s praise to God for is Blessing that were still given a chance to meet here in this great program.
I am Endah Ediyati, an English teacher of SMA 7 Purworejo, and have just got an award from the Indonesian Government to be the Best Achieving Teacher this year. Well. It’s better to make dialog interactive, please the floor is yours to ask me a lot of question.
Ganjar : Well Mrs Indah. One simple question, way do you want to be a teacher. What motivated you? U as we know most young people don’t like this job because this job is not worth enough money.
Endah : Great question. I come from teachers family. My parents are both teachers in elementary school, both of my sisters are teachers too now. My parent motivated me a lot. My father was my idol who pictured the strong will to be a teacher.
Putri : Mrs Endah. You are awarded Best Achieving Teacher. I am sure, success can’t come to you in a sudden. What makes you get your place now?
Endah : Well. Success is actually a small effort. Done day in and day out. I really believe it. We can’t jump in to the peak. We must walk step bay step. I worked hard to do my best in teaching. Thanks to God. God gives me a lot of chances like in 2002 I went to Finland, 2004 I went to Malaysia. Thank you.
Dian : Mrs Endah. What is the happiest time in being a teacher ?
Endah : When I see my students master what he learns, when he wants to learn more and more.
…
Percakapan imajiner tersebut berlangsung selama 1,5 jam pelajaran ± 75 menit, siswa-siswa terus menanyakan seputar pendidikan kepada Tokoh Imajiner mereka yaitu Guru Berprestasi Tingkat Nasional.
Kelompok lain menampilkan tokoh imajiner : President George Bush. Pertanyaan-pertanyaan siswa menjadi sangat kreatif sampai ke tingkat audience. Siswa-siswa melakukan percakapan imajiner tanpa batas.
Tokoh Imajiner seperti penyanyi terkenal, gitaris, musisi, sampai bintang AFI menginspirasi siswa dengan gagasan yang terbangun dengan sangat baik.
2. IF I…… Seandainya Saya.
Siswa diberi kesempatan bekerja sendiri dengan model percakapan imajiner IF I.. Sendainya saya , siswa meneruskan sendiri percakapn imajiner yang dibayangkan. Siswa menyusun gagasan tentang apa yang dia lakukan senadainya dia menjadi sesuatu yang diimpikan. Tokoh imajiner yang dia perankan bebas, tergantung pada daya imajinasi siswa. Kreatifitas dan kemapuan berkreasi mewarnai tokoh imajiner yang dipilih siswa. Beberapa contoh cuplikan percakapn imajiner siswa dengan model IF I…….
– If I have a lot money someday in my future life, I will build a scholl. It as a very good school to educate studenta. It has a lot facilities like internet laboratory, Language laboratory, digital library , Immerson class. The students will pay a little because the school will get a lot of fund from donators. The school will have good & maturated teachers. The student will use English and Bahasa Indonesia to study a lot of students will go to another contry each year and also the teacher well what I want to do with my dream school is to make Indonesia developed country.
( Andai Saya III Bahasa )
– If I were a abroad as an exhange student. If I in America someday, I will be very happy. I will learn about country. I will try to know how American students study at school. Do their homework. How many hours do tey play a day. I will experience how the season changes from summer, autum, winter and spring. I will feel the falling leaves and I will write all those things in a boot & publish it.
Contoh percakapan imajiner yang ditulis dipresentasikan
– If I were in the sky
– If I were a bird
– If I were your boyfriend
– If I were rich
– If I go to the moon someday
– If I win a very big prize
– If I can see the future
Siswa diberi kesempatan untuk menuliskan gagasannya lebih dahulu, bisa juga dilaksanakan dirumah sebagai pekerjaan rumah dan dibawa oleh pemimpin dan mempresentasikan di depan kelas secara lisan.
3. BEING A PRESENTER OR REPORTER OR NEWS READER
Percakapan imajiner model ini mengadopsi pengalaman sehari-hari siswa dari menontonn TV dan mendengarkan radio atau menyaksikan acara life show.Kelompok siswa bervariasi, jumlahnya tergantung pada jenis acara yang dipresentasikan. Media pembelajaran yang perlukan dibawa oleh siswa untuk mendukung presentasi.
Contoh presentasi siswa :
– Celoteh anak dibawakan dalam bahasa Inggris, melibatkan + 12 siswa.
– Kabar kabari
– Breaking news
– Liputan 6
– Sunday Chat
– Derap hukum
– Clear top ten
– Crosscek
– Dunia lain
– Who want to be mellionare dan lain-lain.
Siswa memerankan diri dalam percakapan imajiner menjadi tokoh seperti Dewi Huges dari celoteh anak, menjadi pembaca berita dalam breaking news, Liputan 6 maupun Sunday chat. Menjadi presenter dewi Sandra dalam clrear top ten. Hari Panca dalam dunia lain atau Tantowi Yahya dalam Who Want to be a Millionaire
Kompetensi tulis sangat dikembangkan dalm merencanakan prtesentasi dan kompetensi lisan teroptimalkan dalam presentasi.
4. IN THIS PICTURE,……
Model percakapan Imajiner ini, menjadi kreativitas berfikir siswa yang tinggi. Dirangsang dengan gambar-gambar yang mengarah pada OPEN-ENDED STORY. Dimungkinkan sekali dari gambar yang sama sebagai awal cerita yang sangat berfariasi dan tak terbayangkan . Potongan-potongan gambar dipilih yang membrikan rangsangan kuat untuk imajinasi siswa.
Contoh potongan –potongan gambar untuk model IN THIS PICTURE
– Potongan gambar Pesawat jatuh ditengah hutan
– Potongan gambar mobil dengan ban kempes di jalan sepi
– Potongan gambar bunga-bunga mekar di musim semi.
– Potongan gambar terperangkap hujan lebat di tengah jalan
– Potongan gambar anak kecil di perumahan kumuh.
– Potongan gambar bencana alam, banjir / Tsunami
– Potongan gambar Mr Bean dalam sebuah film.
– Potongan gambar seorang peri dengan sayap.
– Potongan gambar seseorang, Titanic di dalam laut.
– Potongan gambar pertunjukan music dengan puluhan ribu penonton.
– dan lain-lain.
5. GENERATION GAP
Percakapan Imajiner ini mengembangkan pemahaman psikologis siswa. Model ini mengajak siswa perperan sebagai dirinya sendiri dan berperan menjadi orang tua atau guru. Dengan peran yang kontradiktif, siswa menghasilkan perbedaaaan pandangan tentang berbagai aspek kehidupan terutama kehidupan remaja. Orang tua cenderung mengukur dan menilai segala sesuatu sesuai jaman mereka muda dan remaja mengikuti jaman sekarang Generation gap mengajak siswa bercakap-cakap imajiner dan mengajari siswa bagaiaman orang tua menghendaki anak- anak yang mengerti orang tua. Percakapan imanjiner berkembang sesuai dengan kultur di rumah tangga para siswa sendiri, contoh topik yang dikembangkan.
– Minta ijin tentang peserta ulang tahun
– Cara berdandan siswa
– Car belajar siswa
– Cta-cita siswa
– Minta kendaraan motor untuk ke sekolah
– Cara menggunakan uang dalam satu bulan
– Membantu orang tua di rumah
– Pacaran untuk siswa
– Sopan santun & sikap
– Kenakalan remaja.
Dan topik lain yang diangkat dalam kehidupan sehari hari. Karena siswa mengalami sendiri masalah-masalah yang disodorkan, siswa lebih mudah dan tertarik untuk mengembangkan percakapan model ini. Penanaman nilai-nilai tentang kehidupan juga terlakasana tanpa disadari oleh siswa.
6. THE DOCTORS SAY…….
Model Percakapan ini menggali kemapuan siswa untuk memahami dan menggunakan kosa kata dalam bidang kesehatan secara umum maupun detil. Peran Imajiner yang diperankan sebagai dokter akan menuntut siswa membangun gagasan tentang bagaimana merespon keluhan kesehatan. Peran pasien menuntut kemapuan siswa menyusun gagasan tentang bagaimana menyampaikan keluhan penyakitnya.
Contoh percakapan imajinernya.
– Getting an accident
– Burning accident
– Headache
– Toothache
– Stomichache
– Heart attach
– Can’t sleep for more than 3 days.
– Feel worried al the time
– Pregnancy
– Getting operation dan lain-lain.
7. ON LINE CHAT
Model percakapan yang paling terakhir sesuai dengan kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan bidang informasi dan komunikasi adalah percakapan imajiner dengan internet. Pada layanan Mirc atau Yahoo Messenger, siswa melakasanakan percakapan imajiner tak terbatas dalam dunia maya. Siswa bisa berperan menjadi siapa saja dan apa saja tanpa perlu merasa canggung, tetapi tetap bertanggung jawab. Bervariasinya percakapan bisa berawal dari nicknameyang dipakai. Misalnya siswa akan memakai nickname: Yuliet percakapan berkembang seputar kisah romeo Yuliet. Dengan mekanisme Lonesome in the desert. Percakapan akan berkembang di sekitar masalah kehidupan.
Percakapan imajiner di chatting bisa tak terbatas kreativitasnya. Bisa dipengaruhi oleh umur. Ketika seseorang membayangkan berperan sebagai bapak berusia 50 tahun maka percakapan berkembang seputar keluarga. Apabila nickname yang dipakai King atau Queen, percakapan akan berkemabng sekitar politik dan pemerintahan.
Contoh percakapan imajiner siswa :
Swampthing : Hi, morning.
Guest : Hi Swampthing. How is your pond? How is the swamp?
Swampthing : JJ great here, I get a lot of friends
And you ?
Guest : It is my first time to visit this cyber place are you happy in the swamp ?
How do you look like ?
Swampthing : I am swamphing. Have you ever seen me.
Gues : Yes, once in TV
Yes look “sorry” frightening
With grey skin, sticky, by eyes.
Swampthing : LOL. You are right. But I am a kind creative
Iam kindhearted
Guest : Wow, It is nice to know you.
Swampthing : OK don’t judge somebody from the appearance only
Guest : Sure.I can feel you are a good friend.
Swampthing : L.O.L Where are you from?
Guesst : I am from a Kingdom, nobody can see me,
Only smart creature can see me.
e.t.c
Pecakapan imajiner dengan on line chat bias terus berlanghusng dengan lancar tergantug kreativitas siswa dan lawan on line nya, Semakin kreatif siswa, semakin bagus hasil percakapannya. Penggunaan bahasa menyangkut vocabulary dan perluasan cirri-ciri kebahasaan/ Langustic feature atau tata bahasa.
Siswa bekerja didepan internet, dua orang siswa untuk tiap computer dengan durasi waktu + 60 menit. Hasil on line chat di save di print out dan dipresentasikan di depan kelas.
8. LITERATURE-BASED
Percakpan imajiner metode ini adalah percakapan imajiner yang didasrkan pada pengalamn sastra. Siswa tinggal mengadopsi percakapan dari kisah terkenal di dunia sastra dunia atau sastra Indonesia. Untuk tingkat dunia misalnya dua orang siswa bisa berperan menjadi Romeo & Yuliet, atau Samson dan Delila, siswa bisa menjadi peran imanjiner sepertri Zeus dan Dewi-dewi di langit misalnya.
Dari cerita di Indonesia, siswa bisa menjadi Suminten, Roromendut, Rama & Sinta, Sampe Intai dan lain-lain.
Percakapan imajiner ini bisa berkembang menjadi drama , hanya biasanya lebih pendek. Kisah seperrti Cinderella, Putri Salju dan dongeng lainnya memotivasi siswa dengan sangat mudah untuk melakukan percakapan imajiner berdasar pada karya sastra.
Pelaksanaan pembelajaran dengan percakapan Imajiner mengaktifkan seluruh siswa di kelas. Ketika kelompok yang bertugas melakukan presentasi, kelompok lain berperan sebagai audience atau penonton yang aktif dengan menjawab pertanyaan, memberikan tanggapan dan memberikan masukan.
Pelaksanaan percakapan Imajiner dioptimalkan pada jam pelajaran khusus speaking selama dua jam pelajaran dan bisa ditambahkan dalam jam bahasa Inggris lain, saat pre activity di pembelajaran reading, struktur, maupun listening, atau bagi sekolah yang sudah melaksanakan KBK dengan Genre Based Learning, pelakasanan Percakapan imajiner dapat dilaksanakan di dua siklus berbahasa lisan dan tulis di ke 4 tahap baik Building Knowledge of the field,Modeling of the text, Join construction maupun Independent Construction. Model percakapan Imajiner disesuaikan dengan jenis genre yang sedang dibahas.
C. Penilaian Proses Hasil Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran mengacu pada penilain KBK yaitu AUTHENTIC ASSESSMENT atau penilaian berkelanjutan. Untuk kompetensi lisan dan tulis siswa melalui berbagai tahap, dari penulisan draft, revisi satu , revisi dua sampai hasil akhir baru presentasi. Penilaian berlangsung juga dari proses bukan hanya hasil akhir. Aspek penilain meliputi aspek kognitif, affective dan psikomotor siswa.
Aspek kognitif menilai tulisan siswa dari unsure linguistic features atau tata bahasanya, kosa kata atau dictionnya, pronounciationnya, intonasinya dan isi percakapan serta tulisan siswa.
Aspek affective menilai kerjasama siswa antar kelompok, minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, empati siswa, kemampuan mendengarkan, dan motivasi siswa.
Aspek psikomotor siswa menilai kemampuan verbal siswa pada saat presentasi, performance atau unjuk kerja siswa dalam percakapan imajiner, dan kemampuan berbicara secara umum.
Penskoran penilaian mengacu pada petunjuk EBTANAS 2003 untuk kemmampuan berbicara dan menulis, dan unsure yang dinilai dalam percakapan meliputi : isi atau ide atau gagasan siswa, pilihan kata, ucapan atau fluency, dan penampilan. Untuk menulis , unsure yang dinilai adalah: isi atau gagasan, kesesuaian, pilihan kata, tata bahasa dan tampilan.
Hasil observasi selama 3 tahap dan wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dasar menerapkan percakapan imajiner sebagai aplikasiRole Play untuk mempercepat penguasaan kompetensi lisan dan tulis Bahasa Inggris memberikan perubahan-perubahan diantaranya :
– Kompetensi Bahasa Inggris siswa dalam berbicara / lisan meningkat banyak.
– Kompetensi Bahasa Inggris siswa dalam menulis meningkat nyata.
– Kemampuan menyatakan gagasan secara lancar meningkat.
– Kemampuan menyampaikan gagasan terhadap satu topik dari berbagai perspektif / sudut pandang meningkat.
– Kemampuan menggali informasi meningkat.
– Kemampuan berkreasi dalam menggunakan bahasa meningkat.
– Kemampuan berfikir kritis / critical thinking meningkat.
– Menumbuhkan Cinta Belajar atau love learning yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar