LANGKAH MENDESAIN PEMBELAJARAN MENURUT DICK AND CARREY
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
Model desain sistem pembelajran yang dikemukakan oleh Dick Dan Carey (2005) telah lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Model yang dikembangkan didasarkan pada penggunaan pendekatan sistem atau system approach terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Model ini terdiri atas beberapa komponen dan subkomponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktivitas yang lebih besar.
Adapun komponen sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick and Carey yaitu :
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran.
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menerapkan model desain sistem pembelajaran ini adalah menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menempuh program pembelajaran. Hal ini disebut dengan istilah tujuan pembelajaran atau Instructional Goal.
2. Melakukan Analisis Instruksional.
Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis instruksional, yaitu sebuah prosedur yang digunakan untuk menentukan keterampillan dan pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis instruksional, beberapa langkah diperlukakan untuk mengidentifikasi kompetensi, berupa pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor), dan sikap (atitudes) yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks Pembelajaran.
Selain melakukan analisis tujuan pembelajaran, hal penting yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah analisis terhadap karakteristik siswa yang akan belajar dan konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau paralel.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
Berdasarkan hasil analisis instruksional, seorang perancang desain sistem pembelajaran perlu mengembangkan kompotensi atau tujuan pembelajaran spesifik (Instructional Objectives) yang perlu dikuasi oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum. (Instructional Goal).
5. Mengembangkan instrumen penilaian.
Berdasarkan tujuan atau kompetensi khusus yang telah dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumen penilaian yang mampu mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini dikenal juga dengan istilah evaluasi hasil belajar. Hal penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan intrumen evaluasi yang akan digunakan adalah instrumen harus dapat mengukur performa siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
6. Mengembangkan strategi Pembelajaran.
Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya, perancang program pembelajaran dapat menentukan strategi yang akan digunakan agar program pembelajaran yang dirancang dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Strategi yang digunakan disebut dengan istilah strategi pembelajaran atau instructional strategy.
7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar.
Pada tahap ini, perancangan program pembelajaran dapat menerapkan strategi pembelajaran yang telah dirancang dalam tahap selanjutnya kedalam bahan ajar yang akan digunakan. Istilah bahan ajar sama dengan media pembelajaran, yaitu sesuatu yang dapat membawa informasi dan pesan dari sumber belajar kepada siswa.
8. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi formatif.
Setelah draf atau rancangan program pembelajaran selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran.
9. Melakukan Revisi terhadap Program Pembelajaran.
Langkah akhir dari proses desain dan pengembangan dalam melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran.data yang diperoleh dari prosedur evaluasi formatif dirangkum dan ditafsirkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh program pebelajaran.
10. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Sumatif.
Evaluasi sumatif merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan evaluasi formatif. Jenis evaluasi ini dianggap sebagai puncak dalam aktivitas model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carey. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh perancang program.
Sumber :
- B. Uno Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Angkasa, 2014
- Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
- Syaodih R. I. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2010
- Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
- Pidarta M. Perencanaan Pendidikan Partisipasi Dengan Pendekatan Siste. Jakarta: Rineka Cipta, 2005
- Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2001
0 komentar:
Posting Komentar