JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MATA
PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII
“SETS
(Science, Enviroment, Technology and Society) SEBAGAI METODE AJAR BIOLOGI ”
Disusun guna
memenuhi
tugas PLPG
Di Universitas
Siliwangi Tasikmalaya
Dosen
Pembimbing : _________________________
Di
susun oleh : Ustika, S.Pd
NIP
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP)
NEGERI 1
PAMARICAN
2010 - 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A1.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Biologi di kelas VII-G SMPN
1 Pamarican - Ciamis masih perlu mendapat perhatian. Hal ini terlihat dari
nilai tes harian siswa pada materi yang telah dipelajari, masih terdapat 40%
siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan pengelompokan kelas, kelas VII-G
adalah kelas “terberat” dari kelas VII yang ada di SMPN 1 Pamarican - Ciamis .
Kelas VII-G berjumlah 35 siswa, terdiri dari 23 siswa putra dan 9 siswa putri.
Hasil observasi awal di kelas VII-G untuk mengidentifikasi masalah dan
menganalisis penyebab utama permasalahan melalui pemberian angket beserta komentar
pada siswa mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung, menunjukan
bahwa 40% siswa merasa kurang berminat dengan pembelajaran yang telah
dilakukan. Selama ini pembelajaran yang berlangsung di kelas masih berpusat
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sedangkan pembelajaran aktif yang
berpusat pada siswa belum terlaksana. Materi yang disampaikan guru sebagian
besar berdasarkan pada bahan pelajaran yang diperoleh dari buku acuan.
Keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
(lingkungan) masih sedikit sekali disinggung, sehingga pelajaran biologi tampak
sebagai ilmu yang bersifat abstrak dan hanya menghafal saja. Hal ini diduga sebagai
penyebab siswa kelas VII-G tidak aktif dalam pembelajaran, hanya diam di tempat
duduk dan tidak ada kegiatan di aspek psikomotorik. Untuk mengurangi
kebosanannya siswa sering ijin keluar kelas dengan alasan yang berbeda-beda.
Selain itu siswa yang lain cenderung sibuk bermain baik sendiri ataupun dengan
temannya. Sehingga materi yang disampaikan tidak seluruhnya diterima siswa, dan
tentunya berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga siswa aktif belajar dan
hasil yang dicapai optimal adalah melalui pendekatan SETS (Science, Enviroment,
Technology and Society). SETS bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan
memiliki kepanjangan Sains,
Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat
(Binadja, 2002;1) dan ada pula yang menyingkat dengan SALINGTEMAS. Keunggulan
pembelajaran dengan pendekatan SETS dibandingkan pendekatan lainnya adalah
karena pembelajaran dengan pendekatan SETS selalu dihubungkan dengan kejadian
nyata yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (bersifat konstektual)
dan komprehensif (terintegrasi antara ke empat komponen SETS). Dari hasil
penelitian yang dilakukan Irawati (2003;54), menunjukkan bahwa dengan
menggunakan pendekatan SETS akan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar
biologi.
Salah
satu tujuan pembelajaran IPA terutama Biologi di SMP adalah meningkatkan
kesadaran akan kelestarian lingkungan. Pelajaran biologi khususnya materi
pengelolaan lingkungan merupakan bagian dari pendidikan lingkungan, yang
memiliki nilai strategis dalam menanamkan aspek afektif, psikomotorik maupun
kognitif yang berkaitan dengan masalah-masalah lingkungan. Menurut Syamsuri
(2004;199) manusia mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan ekosistem dan
perusakan ekosistem (penebangan hutan pencemaran lingkungan, eksploitasi sumber
daya alam). Melihat adanya kaitan erat antara mata pelajaran biologi dengan
sikap positif terhadap lingkungan hidup, maka perlu pembenahan proses
pembelajaran biologi, agar berhasil dalam menanamkan sikap positif terhadap
lingkungan. Materi pengelolaan lingkungan apabila dalam pembelajarannya
menggunakan pendekatan SETS memungkinkan siswa aktif (memecahkan masalah).
Melalui pendekatan ini siswa dididik untuk dapat memecahkan masalah-masalah
lingkungan dengan menerapkan konsep-konsep yang sudah dimiliki dari berbagai
disiplin ilmu terkait, untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap permasalahan
lingkungan yang dihadapi serta menumbuhkan sikap mencintai lingkungan.
Atas dasar inilah maka peneliti mencoba
menerapkan pendekatan SETS untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
khususnya materi pengelolaan lingkungan, diharapkan hasil belajar yang dicapai
akan optimal dan setelah menguasai konsep ini siswa dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B2. Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan
pendekatan SETS pada pembelajaran materi pengelolaan lingkungan dapat
meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa SMPN 2 Pademawu Pamekasan
dalam mengelola lingkungan?”
C3. Penegasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang
berbeda berkaitan dengan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka
diberi penegasan terhadap istilah yang ada dalam judul tulisan ini. Istilah
yang perlu ditegaskan dalam judul penelitian adalah sebagai berikut :
1. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yang dimaksud adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dilihat dari keterampilan yang dicapai
melalui kegiatan evaluasi, dalam penelitian ini berupa laporan dan hasil karya
siswa.
2. Pendekatan SETS
Pendekatan SETS adalah penerapan
pendekatan pembelajaran yang mengkaitkan keempat unsurnya yakni; sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran (Binadja, 2002;24).
Materi pelajaran dikaitkan dengan contoh-contoh nyata yang berhubungan dengan
lingkungan, teknologi, masyarakat di sekitar siswa yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memahami materi tersebut.
3. Materi Pengelolaan Lingkungan
Materi pengelolaan lingkungan adalah
salah satu materi pokok dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) kelas
VII tahun ajaran 2008/2009, dengan Standar Kompetensi: memahami saling
ketergantungan dalam ekosistem dengan Kompetensi Dasar: mengaplikaskan peran
manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
D4.
Cara Pemecahan Masalah
Penerapan pendekatan SETS dalam pembelajaran
adalah sebagai salah satu solusi alternatif untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran biologi di SMPN 1 Pamarican-Ciamis khususnya kelas VII-G.
Pendekatan SETS dipilih karena dalam proses pembelajaran yang selama ini
berlangsung di kelas masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,
sedangkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa belum terlaksana. Materi
yang disampaikan guru sebagian besar berdasarkan pada bahan pelajaran yang
diperoleh dari buku acuan. Keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari siswa (lingkungan) masih sedikit sekali disinggung, sehingga
pelajaran biologi tampak sebagai ilmu yang bersifat abstrak dan hanya menghafal
saja. Melalui pendekatan SETS materi dikaitkan dengan unsur-unsur SETS yakni
sains, lingkungan, teknologi, masyarakat (SALINGTEMAS) dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari serta menuntut siswa aktif menggunakan otak memecahkan
masalah-masalah yang terjadi untuk mengembangkan kemampuan berfikir, dan untuk
dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Pada pendekatan SETS siswa
diorientasikan pada masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan
membutuhkan pemecahan atau solusi, sehingga siswa dituntut berpikir kritis.
Dalam pembelajaran siswa aktif bekerja dalam kelompok kecil untuk mencari
pemecahan masalah tersebut. Melalui pendekatan SETS diharapkan minat siswa
dalam mengikuti pelajaran biologi meningkat, sehingga siswa termotivasi dalam
mempelajari materi, siswa menjadi aktif saat proses pembelajaran, sehingga
hasil belajar yang dicapai meningkat pula.
E5.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui “apakah penerapan pendekatan SETS pada pembelajaran materi
pengelolaan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa
SMPN 1 Pamarican - Ciamis dalam mengelola lingkungan?”.
F6. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat ;
1. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan lebih berminat dan
termotivasi untuk belajar biologi karena materi pelajaran dikaitkan dengan
keadaan nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bila siswa berminat dan
termotivasi maka siswa akan aktif dalam pembelajaran dan akhirnya hasil belajar
yang dicapai meningkat.
b. Meningkatkan keterampilan berpikir
dan keterampilan memecahkan masalah melalui interaksi antar siswa.
c.
Menumbuhkan kepekaan siswa terhadap perkembangan sains dan teknologi
serta pengaruhnya terhadap lingkungan dan masyarakat.
2. Bagi guru
a. Menambah variasi pendekatan
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Memotivasi guru untuk mengikuti
perkembangan IPTEK, lingkungan, dan masyarakat dengan melakukan penelitian
sederhana yang bersifat mengembangkan potensi diri.
3. Bagi Sekolah
Memberi masukan untuk peningkatan hasil
belajar siswa dan kinerja guru, melalui kegiatan penelitian dengan menerapkan
pendekatan SETS.
4. Bagi Peneliti
Memberi pengalaman
serta wawasan yang
luas tentang penelitian tindakan kelas.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar harus menimbulkan kegairahan dan motivasi yang kuat pada siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran (Slameto, 1997;78). Proses belajar dapat dibedakan
tiga fase, yakni 1) Informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah
informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang
memperhalus dan memperdalamnya, ada pula yang bertentangan dengan apa yang kita
ketahui sebelumnya. 2) Transformasi, informasi itu harus dianalisis, diubah,
atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar
dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. dalam hal ini bantuan guru
sangat diperlukan. 3) Evaluasi, kemudian guru menilai hingga manakah
pengetahuan yang diperoleh dan transformasi siswa dapat dimanfaatkan untuk
memahami gejala-gejala lain. Dalam proses belajar ketiga episode ini selalu
terdapat berapa banyak informasi yang diperlukan untuk dapat ditransformasikan
tergantung pada lamanya proses belajar, motivasi murid belajar, minat,
keinginan untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri serta hasil
yang diharapkan (Bruner dalam Nasution, 1997; 9).
Sesuai pengertian belajar secara umum,
yaitu bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi
perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke
arah yang lebih baik (Darsono dkk , 2001;24). Pembelajaran dapat menciptakan
suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa, pembelajaran juga dapat
menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Tujuan pembelajaran
adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman
itu tingkah laku siswa bertambah, baik kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku
yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Belajar
Makna terpenting belajar adalah adanya
perubahan perilaku setelah seseorang melaksanakan pembelajaran. Seperangkat
faktor yang memberikan kontribusi belajar adalah; a) kondisi internal; mencakup
kondisi fisik (kesehatan organ), kondisi psikis (emosional/motivasi,
intelektual, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan). b) kondisi eksternal;
mencakup kesulitan materi, iklim dan tempat belajar, suasana lingkungan akan
mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar
(Catharina, 2006;5). Hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, yakni
aspek kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, kemahiran
intelektual. Hal ini bisa dilihat dari hasil tes. Aspek Psikomotorik menunjukan
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik, syaraf, koordinasi syaraf.
misalnya menentukan langkah-langkah percobaan, menggunakan alat percobaan.
Aspek Afektif berhubungan perasaan, sikap, minat, dan nilai, misalnya kemampuan
belajar mandiri, bekerjasama dengan orang lain, menyampaikan pendapat.
Untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran,
guru dan siswa harus bekerja bersama. Siswa sebagai pembelajar harus aktif
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru memegang peranan penting dalam
menyediakan fasilitas belajar bagi siswa. Fasilitas ini dapat berupa variasi
pendekatan pembelajaran, penyediaan pembelajaran yang kreatif untuk menarik
minat dan motivasi, serta pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pengamatan dan eksplorasi.
Motivasi adalah perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. Nilai motivasi dalam pembelajaran yakni: a) motivasi
menetukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa, b)
pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya disesuaikan dengan kebutuhan,
dorongan, motif, minat yang ada pada siswa, sehingga sesuai dengan tuntutan
demokrasi dalam pendidikan, c) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut
kreativitas dan imajinasi guru untuk sungguh-sungguh mencari cara relevan guna
membangkitkan dan memlihara motivasi belajar siswa (Hamalik, 2007; 161).
Hamalik juga mengemukakan pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa
belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan
yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Menurut (Getrude M. Whipple diacu
dalam Hamalik 2007;173) jenis aktivitas tersebut meliputi: a) Bekerja dengan
alat visual; mengumpulkan gambar dan bahan ilustrasi lainnya, mempelajari
gambar, mendengarkan penjelasan, mengajukan pertanyaan, mencatat pertanyaan
yang menarik minat. b) Mempelajari masalah; mencari informasi dalam menjawab
pertanyaan penting, mempelajari referensi, melaksaankan petunjuk yang diberikan
guru, membuat catatan sebagai persiapan diskusi laporan, melakukan eksperimen,
menulis laporan.
3. Pendekatan SETS
Pendekatan SETS (Science, Enviroment,
Technology, Society) diperkenalkan pertama kali oleh Achmad Binadja pada tahun
1996. SETS dalam bahasa Indonesia artinya sains, lingkungan, teknologi,
masyarakat atau biasa disingkat SALINGTEMAS memiliki makna pengajaran sains
(ilmu pengetahuan) yang dikaitkan dengan unsur lingkungan, teknologi,
masyarakat. Pendekatan SETS tidak hanya memperlihatkan masalah lingkungan
dengan masyarakat tetapi juga cara melakukan suatu kelestarian lingkungan
sementara kepentingan lain (tujuan pembelajaran) terpenuhi (Binadja, 2002;23).
Pembelajaran menggunakan pendekatan
SETS, siswa diminta menghubungkan keempat unsur SETS dengan materi yang
dipelajari. Siswa berlatih dengan cara yang bervariasi (mengamati, berdiskusi,
bertanya, menjawab, memecahkan masalah). Dengan pembelajaran ini siswa dituntut
aktif dan berfikir kritis, sehingga hasil belajar yang ingin dicapai terpenuhi.
Unsur-unsur dalam SETS tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Sains sebagai fokus perhatian guru dan siswa dalam
belajar biologi, dapat melihat bentuk keterkaitan dari ilmu yang dipelajari
(sains) dikaitkan dengan unsur lain SETS.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Pamarican berjumlah 28 siswa dengan rincian 11 laki-laki
dan 17 perempuan.
B. Setting, Lokasi, Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini meliputi :
data-data hasil wawancara terhadap responden, hasil observasi, hasil analisis
dokumen.
Subjek
penelitian yang berasal dari siswa berupa hasil pengamatan tentang :
1. Keaktifan siswa dalam kelas
2. Partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
3. Kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
peraga.
4. Hasil nilai ulangan siswa
Tindakan
Guru biologi dalam penelitian tindakan kelas ini berupa :
Mengamati, mencatat, mengumpulkan data tentang
sejauh manakah pengaruh metode
SETS terhadap :
1.
Keaktifan siswa dalam kelas
2. Partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
3. Kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
peraga.
4. Hasil nilai ulangan siswa
Setting
Lokasi Penelitian tindakan Kelas ini ruang kelas VII G, ruang laboratorium
biologi SMP N 1 Pamarican dan lingkungan sekitar SMP Negeri 1 Pamarican
Kabupaten Ciamis.
C. Metode Pengumpulan
Data
Pengumpulan data dilakukan melalui: wawancara untuk
sumber data responden, observasi untuk sumber data peristiwa dan analisis dokumen
untuk sumber data dokumen. Informasi tersebut digali dari empat sumber yaitu :
peristiwa/kegiatan, pelaku peristiwa, tempat, dokumen/artifak (Sutopo, 1996:
49-51).
1.
Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data informasi siswa tentang sejauh mana
pengaruh metode SETS terhadap minat dan prestasi belajar siswa.
2.
Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan oleh guru terhadp siswa untuk
memantau proses penerapan metode SETS yang dilakukan untuk mengajar mata
pelajaran biologi. Kemudian hasil pengamatan akan diolah untuk menghasilkan
kesimpulan data.
3.
Analisa Dokumen
Analisa dokumen akan dilakukan terhadap
dokumen-dokumen : data hasil pengamatan, data hasil wawancara serta yang digali
dari empat sumber yaitu : peristiwa / kegiatan, pelaku peristiwa, tempat,
dokumen atau artifak terhadap siswa, juga dari catatan lapangan pelaksanaan penelitian
tindakan kelas dalam upaya penerapan metode SETS untuk mengajar mata pelajaran
biologi. Tujuannya adalah untuk melengkapi informasi yang telah diuperoleh melalui
pengamatan dan wawancara.
Indikator
kinerja penelitian tindakan kelas matapelajaran biologi ini berupa :
1. Keaktifan
siswa dalam kelas meningkat
2. Tingginya
partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
3. Meningkatnya
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat peraga.
4. Meningkatnya
hasil nilai ulangan siswa
5.
Tingginya minat belajar siswa dalam kelas.
Peneliti
melakukan persiapan awal mulai tanggal 1 Agustus 2010 meliputi kegiatan: mempelajari
penerapan metode SETS, menyiapkan
alat-alat teknologi di laboratorium, dan menerapkan lingkungan untuk belajar.
Kemudian langkah-langkah prosedur kerja yang
dipergunakan menggunakan tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, implementasi, observasi, evaluasi dan
refleksi.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah model Sprandley, dalam pelaksanaan analisis data tidak dilakukan secara linier berurutan
setelah semua data yang terkumpul, melainkan akan dilakukan secara stimulat
pada saat dan setelah data terkumpul. Dengan demikian terjadi interaksi antara
proses pengumpulan data dan analisis data serta elemen-elemen lain seperti
pencatatan data, penulisan laporan sementara, dan mengajukan pertanyaan
penelitian.
Selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas ini
menggunakan strategi untuk meningkatkan validasi, yaitu: Pengumpulan data
relatif cukup lama guna memungkinkan analisa dan melengkapi data secara
berangsur-angsur agar memungkinkan ada kesesuaian antara data dan kenyataan
1. Penerapan multi metode guna memungkinkan
paduan beberapa teknik pengumpulan data seperti : wawancara, observasi dan studi
dokumenter
2. Pencatatan secara lengkap dan detail baik sumber
situasi maupun orang
5. Penggunaan
catatan-catatan dari partisipan berbentuk catatan anekdot untuk melengkapi
data.
6. Pengecekan
data
7. Review
oleh partisipan : bertanya kepada partisipan untuk mereview data, melakukan
sintesis semua hasil wawancara dan observasi
8. Mencari,
mencatat, menganalisis melapor data dan kasus-kasus negatif atau yang berbeda
dengan pola yang ada.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Guru biologi selaku
peneliti menyusun perencanaan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas
VII G SMP N 1 pamarican. Peneliti melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan,
implementasi, observasi, evaluasi dan refleksi.
1).
Perencanaan, tahap perencanaan peneliti melakukan :
a.
Menyiapkan alat ukur penelitian
b. Menyiapkan setting tempat sesuai dengan metode
SETS
c. Menyiapkan alat-alat teknologi di
laboratorium.
2).
Implementasi
Pengajaran biologi dengan menggunakan metode SETS
dilakukan di ruang kelas VII G dan lingkungan serta laboratorium SMP N 1
Pamarican :
a.
Tahap Awal (15 menit) : pukul 08.00 – 08.15
Guru mengajar materi biologi di dalam kelas dengan
menerangkan, bedialog aktif dan mencatat materi biologi.
b.
Tahap pertengahan (20 menit) ; pukul 08.15 – 08.30
Guru bilogi yang dalam hal ini berperan sebagai
peneliti mengajak siswa untuk praktek di laboratorium biologi.
c.
Tahap akhir (15 menit) ; pukul 08.30 – 08.45
Guru
mengajak siswa untuk mengenali lingkungan yang di sesuaikan dengan materi
biolog yang sedsng diajarkan.
3).
Observasi dan Evaluasi
Peneliti melakukan pengamatan, mengamati dan menilai
respon siswa, melakukan pemantauan hasil pengamatan dan wawancara.
4).
Refleksi
Mengecek hasil pengamatan dan wawancara. Sejauh mana
pengaruh metode metode SETS terhadap minat dan prestasi be;ajar siswa SMP N 1
Pamarican.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan maka
dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SETS yang
digunakan dalam mengajar biologi kelas VII G SMP N 1 Pamarican berpengaruh
terhadap:
1. Meningkatnya keaktifan siswa dalam kelas
2. Tingginya
partisipasi siswa dalam bekerja kelompok
3. Meningkatnya
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat peraga.
4. Meningkatnya
hasil nilai ulangan siswa
5.
Tingginya minat belajar siswa dalam kelas.
B. Saran
Peneliti
mengajak rekan-rekan guru biologi agar:
1. Gunakanlah Pendekatan SETS dalam mengajar
biologi
2. Tingkatkanlah partisifasi siswa dalam
Proses Belajar Mengajar
3. Perlu pengembangan dan tindak lanjut
penelitian tindakan kelas
DAFTAR PUSTAKA
Anni CT, dkk. 2006.
Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Unnes
Binadja. 2002. Program
Studi Pendidikan IPA (bervisi SETS) Pemikiran
dalam SETS (Science,
Enviroment, Technology, Society). Semarang: PPS Unnes Press.
Darsono M, Martensi KD,
Nugroho, Sugandhi A, Sutadi KR. 2001. Belajar
dan Pembelajaran.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Hamalik O. 2007. Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Irawati. 2003.
Menerapkan pendekatan “SETS” (Science, Enviroment,
Technology,
Society) Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar Biologi
Kajian Kelangsungan Hidup Organisme (Skripsi). Semarang: Unnes.
Iswanto, Barudji, Intan
S, Soetjiati. 2004. Buku Kegiatan Pendidikan
Lingkungan. Semarang:
Bintari Kita.
Mulyani
S & Santosa K. 2003. Mari Mengenal dan Mencintai Lingkungan.
Semarang: Bintari Kita.
Mulyasa.
2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution.
1997. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi
Aksara.
Nurfitria L. 2006.
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Konsep
Lingkungan
Melalui Pendekatan SETS Dengan Model PBI di SMA 1 Masehi Semarang (Skripsi).
Semarang: Unnes.
Satoguchi K, Sari DE,
Setiawati C, Wulandari H. 2003. Mari Mengenal dan
Mencintai Lingkungan.
Semarang: Bintari Kita.
Slameto. 1997. Proses
belajar mengajar Dalam Sistem Kredit Semester
(SKS). Jakarta: Bumi
Aksara.
Sudjana N. 2005.
Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Syamsuri I. 2004. Sains
Biologi SMP. Jakarta: Erlangga.
Wardhana
A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta:Andi Offset.
PTK BIOLOGI
0 komentar:
Posting Komentar