Contoh Resensi Buku Terbaru
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
Manfaat Resensi Buku
1. Bahan pertimbangan
Memberikan gambaran kepada para pembaca tentang suatu karya dan mempengaruhi mereka atas karya tersebut.
2. Nilai ekonomis
Mendapatkan uang atau imbalan serta buku-buku yang diresensikan secara gratis dari penerbit buku apabila resensinya dimuat dikoran atau majalah.
3. Sarana promosi buku
Buku yang diresensikan adalah buku baru yang belum pernah diresensi. Dengan demikian, resensi merupakan media untuk mempromosikan buku baru tersebut.
4. Pengembangan Kreativitas
Semakin sering menulis, maka semakin terasah kebiasaan menulis untuk setiap individu. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas menulis.
Berikut ini beberapa contoh resensi buku dari berbagai sumber yang nantinya dapat anda jadikan rujukan dalam menulis resensi buku.
Resensi Buku Koala Kumal
Judul : Koala Kumal
Penulis : Raditya Dika
Tanggal Terbit : 17 Januari 2015
Penerbit : GagasMedia
Tebal Halaman : 250 hlm
Penulis : Raditya Dika
Tanggal Terbit : 17 Januari 2015
Penerbit : GagasMedia
Tebal Halaman : 250 hlm
Proses berubah menuju kedewasaan adalah hal yang lumrah bagi penulis. Perubahan itu bakal terasa kepada pembaca setia yang memang dari awal mengikuti karya sang penulis. Reaksinya pasti bermacam-macam, ada yang makin nge-fans pada sang penulis, tapi kebanyakan yang terjadi adalah kecewa berat dan malah mencaci maki pada penulis. Biasanya ini terjadi kepada penulis yang karya perdananya langsung meledak. Persis seperti yang terjadi di ranah musik. Mungkin anda sudah tahu bahwa yang saya maksud adalah Arctic Monkeys. Perubahan drastis yang dibuat mereka pada album AM malah membuat nama mereka semakin harum. Apakah Raditya Dika termasuk dalam kategori sukses instan pada karya perdana? Jelas. Kambing Jantan menggebrak dengan menawarkan sesuatu yang beda; komedi kasar yang merupakan adaptasi langsung dari blognya Raditya Dika. Tapi, apakah Koala Kumal-nya Raditya Dika bisa menjadi seperti AM-nya Arctic Monkeys?
Raditya Dika, yang akrab disapa Dika, akhirnya merilis buku ketujuhnya yang berjudul Koala Kumal. Ini merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh penggemarnya, karena sudah tiga tahun dia absen menulis buku. Di tiga tahun terakhir, dia disibukkan oleh proyek serial populer Malam Minggu Miko dan film dari adaptasi novel-novelnya, dimana dia berperan sebagai penulis skenario, pemain, sekaligus sutradara.
Kenapa diberi judul Koala Kumal? Di bab terakhir, Dika menjelaskan tentang patah hati. Tentang orang yang dulunya saling memberi rasa nyaman, namun saat bertemu lagi perasaan itu sudah berubah total. Persis seperti seekor koala yang bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya, namun saat kembali koala itu kebingungan karena hutan yang pernah jadi rumahnya habis dibabat manusia. Karena itulah, buku ini diberi judul Koala Kumal. Mayoritas isinya bercerita tentang patah hati, tentang rasa yang pernah ada, dan tentang kenyamanan yang punah ditelan cinta yang baru.
Koala Kumal sedikit lebih tipis dibandingkan buku sebelumnya, Manusia Setengah Salmon. Selain kembali menggunakan judul binatang, kali ini pun Dika meneruskan konsep ‘Komedi Pakai Hati’ miliknya. Kedewasaan dan kematangan pun semakin terlihat disini. Struktur bahasa pun semakin rapi. Jelas saja, dengan usia yang sudah menginjak 30 tahun, Raditya Dika berangsur-angsur menghilangkan kata-kata kasar dan tidak baku seperti yang biasa ditemukan di buku-buku sebelumnya. Sebenarnya tidak penting membicarakan struktur bahasa dalam sebuah buku komedi. Namun, perbedaan itu semakin jelas. Sangat berbeda jauh dengan Kambing Jantan, buku pertama Dika yang sangat slengean dan hancur-hancuran, dalam segi bahasa.
Namun, apakah dengan patah hati sebagai tema utama dan kedewasaan membuat Koala Kumal tidak lucu lagi? Justru disitulah, kepiawaian Dika bekerja. Lucu tidak harus dengan komedi kasar. Komedi pakai hati pun bisa, begitulah prinsip Dika. Dan memang terbukti benar. Anda tidak perlu khawatir dengan sense of comedy-nya Raditya Dika bakal meluntur seiring dengan menuanya dia. Namun jangan harap komedi Koala Kumal bakal serusak dan sekasar Kambing Jantan dan Babi Ngesot. Ini serius.
Kesimpulannya, Koala Kumal sangat layak untuk dibeli dan dibaca. Banyak pelajaran dapat kita petik dari Koala Kumal, terutama bagi yang baru saja patah hati. Patah hati adalah proses menuju kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh perjuangan. Perjuangan itu adalah mempertahankan kenyamanan. Sekian.
Resensi Buku Sepatu Dahlan
Judul :Sepatu Dahlan
Penulis :Khrisna Pabichara
Penerbit :Noura books ( PT Mizan Publika )
Ketebalan Buku :392 hlm
Panjang :21 cm
Tahun Terbit :Mei 2012
Penulis :Khrisna Pabichara
Penerbit :Noura books ( PT Mizan Publika )
Ketebalan Buku :392 hlm
Panjang :21 cm
Tahun Terbit :Mei 2012
Dalam setiap buku , novel dan lainnya terdapat resensi yang berisi tentang keunggulan dan kelemahan suatu buku. Adapun resensi novel “Sepatu Dahlan” yaitu :
Karir Khrisna Pabichara sebagai penulis telah banyak melahirkan kumpulan cerita pendek, mengawini ibu: Senarai kisah yang menggetarkan (Kayla pustaka, 2010). Dan novel sepatu dahlan adalah buku ke-14 yang dianggitnya. Selain menulis Khrisna Pabichara juga bekerja sebagai penyunting lepas dan aktif dalam berbagai kegiatan literasi. Dia bisa disapa dan diajak berbincang berbagai hal, terutama pernak-pernik #bahasaindonesia, lewat akun twitter-nya: @1bichara.
Novel sepatu dahlan ini merupakan novel new release yang mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Ddengan begitu novel sepatu dahlan ini menjadi novel best seller di gramedia seluruh Indonesia.
Alur cerita Sepatu Dahlan cukup sederhana. Dahlan Iskan< remaja kebon dalem . Sebuah kampong kecil dengan enam buah rumah atau sebut saja gubuk, yang letaknya saling berjauhan. Jika berjalan seratus atau dua ratus langkah ke arah timur, sungai kanal segera terlihat. Di sepanjang sungai itu banyak pepohonan yang besar-besar, seperti trembesi, angsana, jawi dan jati. Di sebelah barat dan selatan hanya ada tebu. Ya, lading-ladang tebu terhampar sejauh mata memandang. Ada juga beberapa petak sawah yang ditanami padi atau jagung, tetapi tak seberapa dibanding tebu-tebu yang tingginya kini sudah nyaris dua
setengah meter. Disanalah, di lading-ladang tebu itu, aku mengais rezeki. Dan dari sanalah kehidupan Dahlan Iskan berlangsung.
Cerita ini diawali dengan keadaan yang kritis karena ia terkena penyakit liver akut. Pada saat di bius beliau bermimpi akan masa lalunya. Dahlan Iskan merupakan anak kecil yang bersekolah di sekolah rakyat takeran bersama teman[teman dekatnya Arif, Imran, Komaryah, Maryati, kadir. Ketika duduk di sekolah rakyat Dahlan tidak pernah merasakn bagaimana rasanya menggunkan sepatu. Ia berangkat ke sekolah dengan tidak menggunakan alas apapun, padahal Dahlan harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai ke sekolahnya. Tapi Dahlan tidak pernah mengeluh akan keadaan yang dialaminya.
Ketika ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinngi dahlan memohon kepada bapaknya untuk berekolah di sekolah yang di inginkannya, yaitu SMP 1 Magetan. Tapi karena tidak ada uang akhirnya dahlan melanjutkan ke tsanawiyah Takeran.
Dalam novel ini terdapat beberapa masalah yang ckup rumit untyuk di jalani seorang anak remaja. Dari mulai di tinggal pergi oleh ibunya, tidak dapat membeli makanan untuk makanan sehari-hari dan terpaksa mencuri tebu. Masalah-masalah it uterus datang menghampirinya.
Dahlan mempunyai mimpi untukmemiliki sepatu dan sepeda agar mempermudahnya untuk pergi kemana-mana. Impiannya itu dia dapatkan ketika satu per satu prestasi yang dapat ia dapatkan. Dia mendapat kesempatan untuk mengajar voli kepada anak-anak juragan kaya. Dan penghasilan darisana a gunakan untuk membeli sepatu dan sepeda. Sampai akhirnya ia tumbuh dewasa dan jatuh cinta kepada Aisha anak sorang mandor di kampungnya.
Pada segi lain, novel ini berhasil melontarkan sesuatu yang patut direnugnkan oleh pembacanya. Di samping itu, ceritanya cukup enak untuk dinikmati. Tanpa banyak tutur, Dahlan iskan berhasil melukiskan adegan demi adegan dengan gaya ceritanya yang lembut.
Setting ceitanya sendiri memang kehidupan di kampong maka tidak mengherankan apabila sering muncul gurauan-gurauan dan humor versi anak-anak kampung kebon dalem.
Novel “Sepatu Dahlan” ini telah dikerjakan dengan keterampilan teknik bercerita, dengan gaya bahasanya yang lembut, serta dengan perasaan halus seorang lelaki.
Pada akhirnya disebutkan bahwa apabila kita menjalani kemiskinan dengan benar, kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga.
0 komentar:
Posting Komentar