KONSEP DASAR BIMBINGAN SERTA KONSELING PERKEMBANGAN
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
A. Pengantar
Penyajian materi dalam bagian ini membekali guru bimbingan dan konseling (konselor) untuk mengubah paradigma kerja dari konselor yang sekadar menunggu klien yang bermasalah, menjadi konselor yang proaktif untuk mengembangkan tugas-tugas perkembangan siswa. Dalam materi konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan terlingkup penjelasan tentang definisi dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling perkembangan, asumsi bimbingan dan konseling perkembangan, tugas perkembangan sebagai dasar layanan bimbingan dan konseling, karakteristik perkembangan siswa SMP, faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan siswa SMP, dan tugas-tugas perkembangan siswa SMP.
B. Kompetensi
Materi ini dirancang untuk mendukung pengembangan kompetensi sebagai berikut:
K.3. Menguasai konsep perilaku dan perkembangan individu.
K.5. Menguasai konsep dan praksis bimbingan dan konseling.
C. Indikator
Subkompetensi dan indikator yang diharapkan dicapai para konselor dari kajian materi ini, antara lain:
K.3.3. Memahami konsep dan prinsip-prinsip perkembangan individu
Indikator K.3.3.a. Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan
K.3.3.b. Menjelaskan proses perkembangan individu
K.3.3.c. Menjelaskan aspek-aspek perkembangan
K.3.3.d. Menjelaskan fase dan tugas perkembangan
K.3.3.e. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
K.5.1. Memahami konsep dasar, landasan, asas, fungsi, tujuan, dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Indikator K.5.1.a. Menjelaskan konsep dasar bimbingan dan konseling
K.5.1.c. Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling
K.5.1.e. Menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
D. Strategi
Strategi pokok yang digunakan didalam mengkaji materi dalam upaya mengembangkan kompetensi di atas ialah:
1. Ekspose tentang konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan
2. Dialog
3. Analisis kasus
4. Refleksi diri
E. Deskripsi Materi
1. Definisi dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan konseling perkembangan adalah pemberian bantuan kepada siswa yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan. Bimbingan perkembangan mengutamakan pertumbuhan aspek positif dari setiap individu, ketimbang menekankan pada orientasi krisis. Model ini melibatkan guru kelas, dan kepala sekolah, serta melibatkan orangtua dalam kerja sama yang merupakan suatu tim bimbingan.
Model bimbingan perkembangan memungkinkan guru/konselor untuk memfokuskan tidak sekadar terhadap gangguan emosional siswa, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya serta kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap perkembangan murid secara optimal. Isi program bimbingan dan konseling perkembangan dilaksanakan melalui komponen layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan pendukung sistem.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) muncul dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan peserta didik. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan pendekatan yang tepat digunakan di SMP, karena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan peserta didik. Guru bimbingan dan konseling (konselor) yang menggunakan pcndekatan perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman yang diperlukan siswa agar berhasil di sekolah dan dalam kehidupannya.
Dalam pelaksanaan bimbingan perkembangan, guru dapat melibatkan tim kerja atau berbagai pihak yang terkait terutama orangtua siswa, sehingga akan lebih efektif ketimbang bekerja sendiri. Bimbingan perkembangan dirancang secara sistem terbuka, dengan demikian penyempurnaan dan modifikasi dapat dilakukan setiap saat sepanjang diperlukan. Bimbingan perkembangan mengintegrasikan berbagai pendekatan, dan orientasinya multi-budaya, sehingga tidak mencabut klien dari akar budayanya. Tidak fanatik menolak suatu teori, melainkan meramu apa yang terbaik dari masing-masing terapi; dan yang lebih penting lagi mengkaji bagaimana masing-masing terapi bermanfaat bagi klien atau keluarga.
Menurut Muro dan Kottman (1995:50-53) bimbingan dan konseling perkembangan adalah program bimbingan yang didalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa
Dalam program perkembangan kegiatan bimbingan dan konseling diasumsikan diperlukan oleh seluruh siswa, termasuk di dalamnya siswa yang memiliki kesulitan. Seluruh siswa ingin memperoleh pemahaman diri, meningkatkan tanggung jawab terhadap kontrol diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan, dan belajar membuat keputusan. Setiap siswa memerlukan bantuan dalam mempelajari cara pemecahan masalah, dan memiliki kematangan dalam rnemahami nilai-nilai. Semua siswa memerlukan rasa dicintai dan dihargai, memiliki kebutuhan untuk meningkatkan kemampuannya, dan memiliki kebutuhan untuk memahami kekuatan pada dirinya.
b. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa
Sekolah saat ini memerlukan tenaga-tenaga yang spesialis. Spesialis untuk membantu siswa membaca, memainkan instrumen musik, dan membantu perkembangan fisik. Guru bimbingan dan konseling (konselor) dapat dipandang sebagai spesialis dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam mempelajari dan memahami dunia dalam diri siswa. Guru bimbingan dan konseling (konselor) juga bekerja sebagai perancang dan pengembang kurikulum dalam pengembangan kognitif, afektif, dan perkembangan serta pertumbuhan fisik. Kurikulum yang dikembangkan konselor menitikberatkan pada pembelajarann manusia dan pemanusiaan peserta didik. Secara operasional, konselor merupakan anggota tim yang terdiri atas orangtua, guru, pengelola, dan spesialis lainnya. Tugas mereka membantu siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki kesulitan hendaknya tetap belajar, dan siswa yang lambat belajar hendaknya dibantu untuk belajar sebanyak mungkin, dengan demikian semua siswa terlibat dalam. proses pembelajaran. Tujuan sekolah adalah pembelajaran. Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling perkembangan adalah membantu siswa untuk belajar.
c. Guru bimbingan dan konseling (konselor) dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan
Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih berorientasi pada siswa ketimbang pada pelajaran. Oleh karena itu, konselor dan guru bekerja sama membantu menyelesaikan masalah siswa. Guru bimbingan dan konseling (konselor) membantu guru dalam menelusuri permasalahan siswa, mendengarkan sungguh-sungguh perasaan yang dicurahkan guru, memperjelas, menentukan pendekatan yang akan digunakan, dan membantu mengevaluasi kegiatan pengajaran yang baru.
d. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan
Seluruh program bimbingan perkembangan hendaknya berisi perencanaan dan pengorganisasian kurikulum yang matang. Sama halnya dengan kurikulum sekolah yang biasa seperti matematika, IPA dan IPS, layanan dasar bimbingan perkembangan berisi tujuan dan sasaran imiuk membantu siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Materi program berupa kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan self-esteem, motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah, perumusan tujuan, perencanaan, efektivitas hubungan antarpribadi, keterampilan berkomunikasi, keefektifan lintas budaya, dan perilaku yang bertanggung jawab.
e. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri (self-enhancement)
Kegiatan dalam bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu siswa mengetahui lebih banyak tentang dirinya, menerima dirinya, serta memahami kekuatan pada dirinya.
f. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement)
Metode encouragement diarahkan untuk: (a) menempatkan nilai pada diri siswa sebagaimana dirinya sendiri; (b) percaya pada dirinya, (c) percaya akan kemampuan diri siswa; membangun penghargaan akan dirinya; (d) pengakuan untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh; (e) memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan siswa; (f) memadukan kelompok sehingga siswa merasa memiliki tempat dalam kelompok; (g) membantu pengembangan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis memungkinkan untuk sukses; (h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan aset siswa; dan (i) memanfaatkan minat siswa sebagai energi dalam pengajaran.
g. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terarah ketimbang akhir perkembangan yang definitif
Guru bimbingan dan konseling (konselor) perkembangan mengakui bahwa perkembangan siswa sebagai suatu proses ”menjadi”, sehingga pertumbuhan fisik dan psikologisnya memiliki berbagai kemungkinan sebelum mencapai masa dewasa.
h. Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented-menuntut pelayanan dari konselor profesional
Keberhasilan program bimbingan perkembangan memerlukan upaya bersama seluruh staf di sekolah. Untuk memperoleh keefektivan maksimum dari program, sekolah hendaknya memiliki akses terhadap pengetahuan dan keterampilan konselor yang terlatih antara lain dalam konseling individual, konseling kelompok, pengukuran, dan perkembangan siswa.
i. Bimbingan perkembangan peduli dengan indentifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan khusus dari siswa
Guru bimbingan dan konseling (konselor) bekerja sama dengan guru untuk menemukan kebutuhan siswa yang jika tidak terpenuhi akan menjadi kendala dalam kehidupan siswa selanjutnya. Melakukan pendekatan dengan siswa baik secara kelompok maupun individual. Menjalin hubungan erat dengan orangtua merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan indentifikasi kebutuhan siswa.
j. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi
Guru bimbingan dan konseling (konselor) perkembangan tidak sekadar peduli pada asesmen kemampuan anak untuk belajar, melainkan pada bagaimana anak menggunakan kemampuannya.
k. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi perkembangan, dan teori-teori pembelajaran
Dalam implementasi bimbingan perkembangan mengaplikasi prinsip-prinsip dari psikologi anak, psikologi perkembangan, dan dari teori-teori belajar.
l. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat mengikuti urutan dan lentur
Lentur dalam arti program hendaknya disesuaikan dengan perbedaan individual. Berurutan berarti bahwa program bimbingan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Bertolak dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan adalah upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan.
2. Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Model bimbingan perkembangan memungkinkan konselor untuk memfokuskan tidak sekadar terhadap gangguan emosional klien, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya dan kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien (Blocher, 1987:79).
Menurut Myrick (Muro dan Kottman, 1995:49):
“developmental guidance and counseling are based on the premise that human nature moves individuals sequentially and positively toward self enhancement”
Pendekatan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi individu merupakan aset yang berharga bagi kemanusiaan. Dorongan dari dalam ini memerlukan kesepakatan dengan kekuatan dalam lingkungan. Pengembangan kemanusiaan merupakan interaksi individual di mana ia berpijak dengan peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling melengkapi.
Menurut Blocher (1974:5) asumsi dasar bimbingan perkembangan, yaitu perkembangan individu akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungannya. Asumsi ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan di sekolah, yaitu:
a. Perkembangan adalah tujuan bimbingan; oleh karena itu para petugas bimbingan di sekolah perlu memiliki suatu kerangka berpikir konseptual untuk memahami perkembangan siswa sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan.
b. Interaksi yang sehat merupakan suatu iklim perkembangan yang harus dikembangkan oleh petugas bimbingan. Oleh karena itu, petugas bimbingan perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengembangkan interaksi yang sehat sebagai pendukung sistem peluncuran bimbingan di sekolah (Sunaryo Kartadinata, 1996:10).
Perkembangan perilaku yang efektif dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan dalam setiap tahapan perkembangan. Oleh karena itu, untuk memahami karakterisfik murid SMP sebagai dasar untuk pengembangan program bimbingan di SMP difokuskan kepada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan bimbingan.
3. Tugas Perkembangan Sebagai Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling
Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat berguna bagi pendidik. Havighurst (1961:5) mengajukan dua alasan pentingnya pemahaman terhadap konsep tugas-tugas perkembangan bagi pendidik, yaitu:
First, it helps in discovering and stating the purposes of education in school. Education may be conceived as effort of the society, through the school, to help the individual achieve certain of his developmental tasks.
The second use of concept is in the timing of educational efforts. When body is ripe, and society requires, and the self is ready to achieve a certain tasks, the teachable moment has come.
Mengacu pada dua alasan Havighurst tersebut di atas, dalam kacamata bimbingan pemahaman tugas-tugas perkembangan siswa SMP sangat berguna bagi pengembangan program bimbingan dan konseling karena sangat membantu dalam: (a) menemukan dan menentukan tujuan program bimbingan dan konseling di SMP, (b) menentukan kapan waktu upaya bimbingan dapat dilakukan.
Bimbingan dan konseling perkembangan bertolak dari premise bahwa positif regard dan respek terhadap martabat manusia (human dignity) merupakan aspek yang amat penting dalam masyarakat. Guru bimbingan dan konseling (konselor) memiliki tugas untuk mengembangkan potensi dan keunikan individu secara optimal dalam perubahan masyarakat yang global. Dalam program bimbingan yang komprehensif siswa diharapkan memperoleh keterampilan yang penting dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang memiliki aneka budaya.
Dalam konteks bimbingan perkembangan, maka perkembangan perilaku yang efektif sebagai tujuan pelaksanaan bimbingan dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan. Memahami karakteristik murid SMP sebagai dasar untuk pengembangan program bimbingan di SMP difokuskan kepada pencapaian tugas-tugas perkembangan murid SMP. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan bimbingan. Secara konseptual tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya (Havighurst, 1961:2).
Mengingat bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan, maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal I Ayat 1. ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (UUSPN, dan PP No. 29 Tahun 1990). Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk: (a) memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan; (b) membiasakan untuk berperilaku yang baik; (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar; (d) memelihara kesehatan jasmani dan rohani; (e) memberikan kemampuan untuk belajar, dan membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri, Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup: (a) memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat; (b) menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup; dan (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat. Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk: (a) mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban sebagai warga negara RI; (b) menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara; (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk: (a) meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat; (b) meningkatkan kesadaran tentang HAM; (c) memberikan pengertian tentang ketertiban dunia; (d) meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan antarbangsa; dan (e) mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum.
Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar dirumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya dicapai oleh siswa SMP. Secara operasional tugas-tugas perkembangan siswa SMP adalah pencapaian perilaku yang seyogianya ditampilkan siswa SMP yang meliputi: (1) Landasan Kehidupan Religius, (2) Landasan Perilaku Etis, (3) Kematangan Emosional, (4) Kematangan Berpikir, (5) Kesadaran Tanggungjawab, (6) Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita, (7) Penerimaan Diri dan Pengembangannya (8) Kemandirian Perilaku Ekonomi, (9) Wawasan dan Persiapan Karier, dan (10) Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya.
Secara khusus layanan.bimbingan di SMP bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan aspek pribadi sosial, pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam aspek perkembangan pribadi sosial layanan bimbingan membantu siswa agar:
a. Memiliki pemahaman diri
b. Mengembangkan sikap positif
c. Membuat pilihan kegiatan secara sehat
d. Mampu menghargai orang lain
e. Memiliki rasa tanggungjawab
f. Mengembangkan ketrampilan hubungan antarpribadi
g. Dapat menyelesaikan masalah
h. Dapat membuat keputusan secara baik.
Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu siswa agar dapat:
a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar
b. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan
c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya
d. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian.
Dalam aspek perkembangan karier, layanan bimbingan membantu siswa agar dapat:
a. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan
b. Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan
c. Mengeksplorasi arah pekerjaan
d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat dengan jenis pekerjaan.
4. Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Menengah Pertama
Pada usia SMP berada pada masa remaja, masa pubertas atau adolesen. Pada masa ini keadaan fisik, kemampuan berpikir, kondisi emosi, dan perilaku sosial anak berbeda dengan pada masa sebelumnya. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa anak dengan dewasa. Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini, sebab setclah melewati masa ini, remaja telah berubah menjadi seorang dewasa. Pada masa transisi ini terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat, terutama dalam perkembangan fisik dan berpikir. Pertambahan tinggi badan remaja sangat cepat, disertai dengan adanya perubahan atau munculnya ciri-ciri kelamin sekunder seperti tumbuhnya bulu-bulu, perkembangan buah dada dan pinggul, serta datangnya menstruasi pada wanita, tumbuhnya jakun serta perubahan suara pada laki-laki.
Sejalan dengan perkembangan fisik, kemampuan berpikir remaja juga berkembang pesat, mereka telah mampu berpikir tahap tinggi, berpikir logis dan rasional. Dalam perkembangan sosial remaja mulai ingin mandiri, mereka ingin melepaskan diri dari ikatan keluarga dan membentuk ikatan dengan teman sebaya. Perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam segi fisik dan intelektual (berpikir) rupanya menimbulkan goncangan-goncangan dalam kehidupan emosi remaja. Suasana emosi remaja, terutama remaja awal (usia SMP) mudah sekali berubah, suasana yang riang gembira mudah sekali berubah menjadi rasa sedih yang mendalam, kemanjaan kepada orangtua dengan persoalan sepele bisa berubah menjadi rasa antipati.
a. Perkembangan Fisk
Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan tampak dari luar adalah perkembangan fisik. Pada masa remaja perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa remaja awal (usia SMP) anak-anak ini tampak tinggi-tinggi tetapi kurus, lengan, kaki dan leher mereka panjang-panjang, baru kemudian berat badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja, proporsi tinggi dan berat badan mereka seimbang. Pada usia 11-12 tahun tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda, pada usia 12-13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki, tetapi pada usia 14 -15 tahun anak laki-laki akan mengejarnya, sehingga pada usia 18-19 tahun tinggi badan anak laki-laki jauh dari wanita, lebih tinggi sekitar 7 sampai dengan 10 cm. Rata-rata pertambahan tinggi badan masih dapat diperkirakan, tetapi pertambahan berat lebih sulit diperkirakan. Hal itu disebabkan karena besarnya pengaruh faktor luar, seperti kondisi sosial ekonomi, pengaruh komposisi dan gizi makanan. Perubahan yang sangat cepat dalam tinggi ini, tidak berjalan sejajar dengan kekuatan dan keterampilannya. Keduanya agak tertinggal dibandingkan dengan tinggi badan. Anak yang pada usia SD jagoan dalam olahraga, pada usia SMP mengalami sedikit kemunduran karena belum ada penyesuaian dengan perubahan-perubahan fisik yang dialami, gerak-gerik mereka pun tampak kaku dan canggung.
Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang sangat cepat, pada masa remaja berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Ciri-ciri kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-alat produksi, baik pada pria maupun wanita. Pada awal masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah, dan pengalaman ini merupakan pertanda bahwa mereka telah memasuki masa kematangan seksual. Pengalaman pertama menstruasi pada wanita, seringkali dirasakan oleh remaja sebagai sesuatu yang mengagetkan, menakutkan, menimbulkan rasa cemas, takut dan malu. Adakalanya mereka menutup-nutupi atau menyembunyikan pengalaman tersebut. Penerangan dan bimbingan dari orangtua terutama dari ibu sangat diperlukan menjelang mereka memasuki masa remaja. Pengalaman mimpi basah pertama pada anak pria, juga menimbulkan kekagetan walaupun tidak sebesar pada anak wanita. Setelah pengalaman tersebut biasanya terjadi perubahan perhatian dan perasaan terhadap lawan jenis. Ciri-ciri kelamin sekunder, berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan (pada bagian tertentu lebih cepat dan lebat), perubahan suara menjadi semakin rendah-besar (lebih-lebih pada pria), membesarnya buah dada dan puting susu pada wanita, tumbuhnya jakun pada pria. Dengan perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder ini, secara fisik remaja mulai menampakkan ciri-ciri orang dewasa.
Masih dalam kaitan dengan perkembangan fisik, pada masa remaja juga terjadi perkembangan hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar endocrine yang masuk dalam darah. Hormon yang terpenting yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan seksual adalah testoterone dan estrogen. Keduanya ada, baik pada pria maupun wanita, tetapi konsentrasi yang tinggi dari testosterone ada pada pria, sehingga sering disebut sebagai hormon kepriaan dan estrogen terkonsentrasi tinggi pada wanita disebut hormon kewanitaan. Memang kedua jenis hormon tersebut memengaruhi perkembangan karakteristik kepriaan dan kewanitaan. Hormon tersebut tidak hanya memengaruhi perkembangan seksual, tetapi juga pertumbuhan fisik.
Testosterone merangsang pertumbuhan otot dan tulang-tulang, baik pada pria maupun wanita. Sampai dengan usia sekolah dasar pertumbuhan otot dan tulang keduanya sama, tetapi pada masa remaja terdapat perbedaan. Pertumbuhan otot-otot dan tulang-tulang pria lebih besar dan panjang dibandingkan wanita. Perbedaan keduanya diperbesar oleh pengaruh dari lingkungan. Pria dituntut dan mereka mengerjakan pekerjaan dan latihan-latihan yang banyak menggunakan otot, sehingga pertumbuhan otot dan tulang-tulang mereka menjadi lebih pesat.
Estrogen merangsang pertambahan penyimpanan lemak di bawah kulit, dan mendorong pematangan tulang-tulang sehingga mencapai bentuk dan kekuatan sebagai orang dewasa. Dalam usia sekolah dasar pria dan wanita dengan rangsangan estrogen memiliki jumlah lemak yang hampir sama, sekitar seperlima dari tubuhnya, tetapi pada masa pubertas, pertambahannya menjadi berbeda. Pertambahan timbunan lemak pada wanita lebih banyak dibandingkan pria. Hal itulah yang menimbulkan penampilan pria berbeda dengan wanita. Pria tampil lebih kekar, otot dan kulitnya lebih kasar, sedang wanita lebih lembut, licin, dan halus. Sudah tentu kelembutan dan kehalusan otot dan kulit wanita akan berkurang apabila dia melakukan pekerjaan dan latihan-latihan kekuatan otot yang keras. Demikian juga halnya pada pria, kekuatan dan kekasaran otot dan kulitnya akan berkurang apabila dia jarang sekali melakukan pekerjaan dan latihan-latihan kekuatan otot.
A. Pengantar
Penyajian materi dalam bagian ini membekali guru bimbingan dan konseling (konselor) untuk mengubah paradigma kerja dari konselor yang sekadar menunggu klien yang bermasalah, menjadi konselor yang proaktif untuk mengembangkan tugas-tugas perkembangan siswa. Dalam materi konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan terlingkup penjelasan tentang definisi dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling perkembangan, asumsi bimbingan dan konseling perkembangan, tugas perkembangan sebagai dasar layanan bimbingan dan konseling, karakteristik perkembangan siswa SMP, faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan siswa SMP, dan tugas-tugas perkembangan siswa SMP.
B. Kompetensi
Materi ini dirancang untuk mendukung pengembangan kompetensi sebagai berikut:
K.3. Menguasai konsep perilaku dan perkembangan individu.
K.5. Menguasai konsep dan praksis bimbingan dan konseling.
C. Indikator
Subkompetensi dan indikator yang diharapkan dicapai para konselor dari kajian materi ini, antara lain:
K.3.3. Memahami konsep dan prinsip-prinsip perkembangan individu
Indikator K.3.3.a. Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan
K.3.3.b. Menjelaskan proses perkembangan individu
K.3.3.c. Menjelaskan aspek-aspek perkembangan
K.3.3.d. Menjelaskan fase dan tugas perkembangan
K.3.3.e. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
K.5.1. Memahami konsep dasar, landasan, asas, fungsi, tujuan, dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Indikator K.5.1.a. Menjelaskan konsep dasar bimbingan dan konseling
K.5.1.c. Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling
K.5.1.e. Menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
D. Strategi
Strategi pokok yang digunakan didalam mengkaji materi dalam upaya mengembangkan kompetensi di atas ialah:
1. Ekspose tentang konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan
2. Dialog
3. Analisis kasus
4. Refleksi diri
E. Deskripsi Materi
1. Definisi dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan konseling perkembangan adalah pemberian bantuan kepada siswa yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan. Bimbingan perkembangan mengutamakan pertumbuhan aspek positif dari setiap individu, ketimbang menekankan pada orientasi krisis. Model ini melibatkan guru kelas, dan kepala sekolah, serta melibatkan orangtua dalam kerja sama yang merupakan suatu tim bimbingan.
Model bimbingan perkembangan memungkinkan guru/konselor untuk memfokuskan tidak sekadar terhadap gangguan emosional siswa, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya serta kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap perkembangan murid secara optimal. Isi program bimbingan dan konseling perkembangan dilaksanakan melalui komponen layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan pendukung sistem.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) muncul dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan peserta didik. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan pendekatan yang tepat digunakan di SMP, karena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan peserta didik. Guru bimbingan dan konseling (konselor) yang menggunakan pcndekatan perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman yang diperlukan siswa agar berhasil di sekolah dan dalam kehidupannya.
Dalam pelaksanaan bimbingan perkembangan, guru dapat melibatkan tim kerja atau berbagai pihak yang terkait terutama orangtua siswa, sehingga akan lebih efektif ketimbang bekerja sendiri. Bimbingan perkembangan dirancang secara sistem terbuka, dengan demikian penyempurnaan dan modifikasi dapat dilakukan setiap saat sepanjang diperlukan. Bimbingan perkembangan mengintegrasikan berbagai pendekatan, dan orientasinya multi-budaya, sehingga tidak mencabut klien dari akar budayanya. Tidak fanatik menolak suatu teori, melainkan meramu apa yang terbaik dari masing-masing terapi; dan yang lebih penting lagi mengkaji bagaimana masing-masing terapi bermanfaat bagi klien atau keluarga.
Menurut Muro dan Kottman (1995:50-53) bimbingan dan konseling perkembangan adalah program bimbingan yang didalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa
Dalam program perkembangan kegiatan bimbingan dan konseling diasumsikan diperlukan oleh seluruh siswa, termasuk di dalamnya siswa yang memiliki kesulitan. Seluruh siswa ingin memperoleh pemahaman diri, meningkatkan tanggung jawab terhadap kontrol diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan, dan belajar membuat keputusan. Setiap siswa memerlukan bantuan dalam mempelajari cara pemecahan masalah, dan memiliki kematangan dalam rnemahami nilai-nilai. Semua siswa memerlukan rasa dicintai dan dihargai, memiliki kebutuhan untuk meningkatkan kemampuannya, dan memiliki kebutuhan untuk memahami kekuatan pada dirinya.
b. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa
Sekolah saat ini memerlukan tenaga-tenaga yang spesialis. Spesialis untuk membantu siswa membaca, memainkan instrumen musik, dan membantu perkembangan fisik. Guru bimbingan dan konseling (konselor) dapat dipandang sebagai spesialis dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam mempelajari dan memahami dunia dalam diri siswa. Guru bimbingan dan konseling (konselor) juga bekerja sebagai perancang dan pengembang kurikulum dalam pengembangan kognitif, afektif, dan perkembangan serta pertumbuhan fisik. Kurikulum yang dikembangkan konselor menitikberatkan pada pembelajarann manusia dan pemanusiaan peserta didik. Secara operasional, konselor merupakan anggota tim yang terdiri atas orangtua, guru, pengelola, dan spesialis lainnya. Tugas mereka membantu siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki kesulitan hendaknya tetap belajar, dan siswa yang lambat belajar hendaknya dibantu untuk belajar sebanyak mungkin, dengan demikian semua siswa terlibat dalam. proses pembelajaran. Tujuan sekolah adalah pembelajaran. Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling perkembangan adalah membantu siswa untuk belajar.
c. Guru bimbingan dan konseling (konselor) dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan
Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih berorientasi pada siswa ketimbang pada pelajaran. Oleh karena itu, konselor dan guru bekerja sama membantu menyelesaikan masalah siswa. Guru bimbingan dan konseling (konselor) membantu guru dalam menelusuri permasalahan siswa, mendengarkan sungguh-sungguh perasaan yang dicurahkan guru, memperjelas, menentukan pendekatan yang akan digunakan, dan membantu mengevaluasi kegiatan pengajaran yang baru.
d. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan perkembangan
Seluruh program bimbingan perkembangan hendaknya berisi perencanaan dan pengorganisasian kurikulum yang matang. Sama halnya dengan kurikulum sekolah yang biasa seperti matematika, IPA dan IPS, layanan dasar bimbingan perkembangan berisi tujuan dan sasaran imiuk membantu siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Materi program berupa kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan self-esteem, motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah, perumusan tujuan, perencanaan, efektivitas hubungan antarpribadi, keterampilan berkomunikasi, keefektifan lintas budaya, dan perilaku yang bertanggung jawab.
e. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri (self-enhancement)
Kegiatan dalam bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu siswa mengetahui lebih banyak tentang dirinya, menerima dirinya, serta memahami kekuatan pada dirinya.
f. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan (encouragement)
Metode encouragement diarahkan untuk: (a) menempatkan nilai pada diri siswa sebagaimana dirinya sendiri; (b) percaya pada dirinya, (c) percaya akan kemampuan diri siswa; membangun penghargaan akan dirinya; (d) pengakuan untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh; (e) memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan siswa; (f) memadukan kelompok sehingga siswa merasa memiliki tempat dalam kelompok; (g) membantu pengembangan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis memungkinkan untuk sukses; (h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan aset siswa; dan (i) memanfaatkan minat siswa sebagai energi dalam pengajaran.
g. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terarah ketimbang akhir perkembangan yang definitif
Guru bimbingan dan konseling (konselor) perkembangan mengakui bahwa perkembangan siswa sebagai suatu proses ”menjadi”, sehingga pertumbuhan fisik dan psikologisnya memiliki berbagai kemungkinan sebelum mencapai masa dewasa.
h. Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented-menuntut pelayanan dari konselor profesional
Keberhasilan program bimbingan perkembangan memerlukan upaya bersama seluruh staf di sekolah. Untuk memperoleh keefektivan maksimum dari program, sekolah hendaknya memiliki akses terhadap pengetahuan dan keterampilan konselor yang terlatih antara lain dalam konseling individual, konseling kelompok, pengukuran, dan perkembangan siswa.
i. Bimbingan perkembangan peduli dengan indentifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan khusus dari siswa
Guru bimbingan dan konseling (konselor) bekerja sama dengan guru untuk menemukan kebutuhan siswa yang jika tidak terpenuhi akan menjadi kendala dalam kehidupan siswa selanjutnya. Melakukan pendekatan dengan siswa baik secara kelompok maupun individual. Menjalin hubungan erat dengan orangtua merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan indentifikasi kebutuhan siswa.
j. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi
Guru bimbingan dan konseling (konselor) perkembangan tidak sekadar peduli pada asesmen kemampuan anak untuk belajar, melainkan pada bagaimana anak menggunakan kemampuannya.
k. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi perkembangan, dan teori-teori pembelajaran
Dalam implementasi bimbingan perkembangan mengaplikasi prinsip-prinsip dari psikologi anak, psikologi perkembangan, dan dari teori-teori belajar.
l. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat mengikuti urutan dan lentur
Lentur dalam arti program hendaknya disesuaikan dengan perbedaan individual. Berurutan berarti bahwa program bimbingan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Bertolak dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan adalah upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan.
2. Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Model bimbingan perkembangan memungkinkan konselor untuk memfokuskan tidak sekadar terhadap gangguan emosional klien, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya dan kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien (Blocher, 1987:79).
Menurut Myrick (Muro dan Kottman, 1995:49):
“developmental guidance and counseling are based on the premise that human nature moves individuals sequentially and positively toward self enhancement”
Pendekatan ini juga memiliki asumsi bahwa potensi individu merupakan aset yang berharga bagi kemanusiaan. Dorongan dari dalam ini memerlukan kesepakatan dengan kekuatan dalam lingkungan. Pengembangan kemanusiaan merupakan interaksi individual di mana ia berpijak dengan peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling melengkapi.
Menurut Blocher (1974:5) asumsi dasar bimbingan perkembangan, yaitu perkembangan individu akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungannya. Asumsi ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan di sekolah, yaitu:
a. Perkembangan adalah tujuan bimbingan; oleh karena itu para petugas bimbingan di sekolah perlu memiliki suatu kerangka berpikir konseptual untuk memahami perkembangan siswa sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan.
b. Interaksi yang sehat merupakan suatu iklim perkembangan yang harus dikembangkan oleh petugas bimbingan. Oleh karena itu, petugas bimbingan perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengembangkan interaksi yang sehat sebagai pendukung sistem peluncuran bimbingan di sekolah (Sunaryo Kartadinata, 1996:10).
Perkembangan perilaku yang efektif dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan dalam setiap tahapan perkembangan. Oleh karena itu, untuk memahami karakterisfik murid SMP sebagai dasar untuk pengembangan program bimbingan di SMP difokuskan kepada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan bimbingan.
3. Tugas Perkembangan Sebagai Dasar Layanan Bimbingan dan Konseling
Pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat berguna bagi pendidik. Havighurst (1961:5) mengajukan dua alasan pentingnya pemahaman terhadap konsep tugas-tugas perkembangan bagi pendidik, yaitu:
First, it helps in discovering and stating the purposes of education in school. Education may be conceived as effort of the society, through the school, to help the individual achieve certain of his developmental tasks.
The second use of concept is in the timing of educational efforts. When body is ripe, and society requires, and the self is ready to achieve a certain tasks, the teachable moment has come.
Mengacu pada dua alasan Havighurst tersebut di atas, dalam kacamata bimbingan pemahaman tugas-tugas perkembangan siswa SMP sangat berguna bagi pengembangan program bimbingan dan konseling karena sangat membantu dalam: (a) menemukan dan menentukan tujuan program bimbingan dan konseling di SMP, (b) menentukan kapan waktu upaya bimbingan dapat dilakukan.
Bimbingan dan konseling perkembangan bertolak dari premise bahwa positif regard dan respek terhadap martabat manusia (human dignity) merupakan aspek yang amat penting dalam masyarakat. Guru bimbingan dan konseling (konselor) memiliki tugas untuk mengembangkan potensi dan keunikan individu secara optimal dalam perubahan masyarakat yang global. Dalam program bimbingan yang komprehensif siswa diharapkan memperoleh keterampilan yang penting dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang memiliki aneka budaya.
Dalam konteks bimbingan perkembangan, maka perkembangan perilaku yang efektif sebagai tujuan pelaksanaan bimbingan dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan. Memahami karakteristik murid SMP sebagai dasar untuk pengembangan program bimbingan di SMP difokuskan kepada pencapaian tugas-tugas perkembangan murid SMP. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan bimbingan. Secara konseptual tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya (Havighurst, 1961:2).
Mengingat bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan, maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal I Ayat 1. ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (UUSPN, dan PP No. 29 Tahun 1990). Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk: (a) memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan; (b) membiasakan untuk berperilaku yang baik; (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar; (d) memelihara kesehatan jasmani dan rohani; (e) memberikan kemampuan untuk belajar, dan membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri, Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup: (a) memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat; (b) menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup; dan (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat. Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk: (a) mengembangkan perhatian dan pengetahuan hak dan kewajiban sebagai warga negara RI; (b) menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara; (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk: (a) meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat; (b) meningkatkan kesadaran tentang HAM; (c) memberikan pengertian tentang ketertiban dunia; (d) meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan antarbangsa; dan (e) mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum.
Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar dirumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya dicapai oleh siswa SMP. Secara operasional tugas-tugas perkembangan siswa SMP adalah pencapaian perilaku yang seyogianya ditampilkan siswa SMP yang meliputi: (1) Landasan Kehidupan Religius, (2) Landasan Perilaku Etis, (3) Kematangan Emosional, (4) Kematangan Berpikir, (5) Kesadaran Tanggungjawab, (6) Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita, (7) Penerimaan Diri dan Pengembangannya (8) Kemandirian Perilaku Ekonomi, (9) Wawasan dan Persiapan Karier, dan (10) Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya.
Secara khusus layanan.bimbingan di SMP bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan aspek pribadi sosial, pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam aspek perkembangan pribadi sosial layanan bimbingan membantu siswa agar:
a. Memiliki pemahaman diri
b. Mengembangkan sikap positif
c. Membuat pilihan kegiatan secara sehat
d. Mampu menghargai orang lain
e. Memiliki rasa tanggungjawab
f. Mengembangkan ketrampilan hubungan antarpribadi
g. Dapat menyelesaikan masalah
h. Dapat membuat keputusan secara baik.
Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu siswa agar dapat:
a. Melaksanakan cara-cara belajar yang benar
b. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan
c. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya
d. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian.
Dalam aspek perkembangan karier, layanan bimbingan membantu siswa agar dapat:
a. Mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan
b. Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan
c. Mengeksplorasi arah pekerjaan
d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat dengan jenis pekerjaan.
4. Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Menengah Pertama
Pada usia SMP berada pada masa remaja, masa pubertas atau adolesen. Pada masa ini keadaan fisik, kemampuan berpikir, kondisi emosi, dan perilaku sosial anak berbeda dengan pada masa sebelumnya. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa anak dengan dewasa. Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini, sebab setclah melewati masa ini, remaja telah berubah menjadi seorang dewasa. Pada masa transisi ini terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat, terutama dalam perkembangan fisik dan berpikir. Pertambahan tinggi badan remaja sangat cepat, disertai dengan adanya perubahan atau munculnya ciri-ciri kelamin sekunder seperti tumbuhnya bulu-bulu, perkembangan buah dada dan pinggul, serta datangnya menstruasi pada wanita, tumbuhnya jakun serta perubahan suara pada laki-laki.
Sejalan dengan perkembangan fisik, kemampuan berpikir remaja juga berkembang pesat, mereka telah mampu berpikir tahap tinggi, berpikir logis dan rasional. Dalam perkembangan sosial remaja mulai ingin mandiri, mereka ingin melepaskan diri dari ikatan keluarga dan membentuk ikatan dengan teman sebaya. Perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam segi fisik dan intelektual (berpikir) rupanya menimbulkan goncangan-goncangan dalam kehidupan emosi remaja. Suasana emosi remaja, terutama remaja awal (usia SMP) mudah sekali berubah, suasana yang riang gembira mudah sekali berubah menjadi rasa sedih yang mendalam, kemanjaan kepada orangtua dengan persoalan sepele bisa berubah menjadi rasa antipati.
a. Perkembangan Fisk
Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan tampak dari luar adalah perkembangan fisik. Pada masa remaja perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa remaja awal (usia SMP) anak-anak ini tampak tinggi-tinggi tetapi kurus, lengan, kaki dan leher mereka panjang-panjang, baru kemudian berat badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja, proporsi tinggi dan berat badan mereka seimbang. Pada usia 11-12 tahun tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda, pada usia 12-13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki, tetapi pada usia 14 -15 tahun anak laki-laki akan mengejarnya, sehingga pada usia 18-19 tahun tinggi badan anak laki-laki jauh dari wanita, lebih tinggi sekitar 7 sampai dengan 10 cm. Rata-rata pertambahan tinggi badan masih dapat diperkirakan, tetapi pertambahan berat lebih sulit diperkirakan. Hal itu disebabkan karena besarnya pengaruh faktor luar, seperti kondisi sosial ekonomi, pengaruh komposisi dan gizi makanan. Perubahan yang sangat cepat dalam tinggi ini, tidak berjalan sejajar dengan kekuatan dan keterampilannya. Keduanya agak tertinggal dibandingkan dengan tinggi badan. Anak yang pada usia SD jagoan dalam olahraga, pada usia SMP mengalami sedikit kemunduran karena belum ada penyesuaian dengan perubahan-perubahan fisik yang dialami, gerak-gerik mereka pun tampak kaku dan canggung.
Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang sangat cepat, pada masa remaja berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Ciri-ciri kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-alat produksi, baik pada pria maupun wanita. Pada awal masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah, dan pengalaman ini merupakan pertanda bahwa mereka telah memasuki masa kematangan seksual. Pengalaman pertama menstruasi pada wanita, seringkali dirasakan oleh remaja sebagai sesuatu yang mengagetkan, menakutkan, menimbulkan rasa cemas, takut dan malu. Adakalanya mereka menutup-nutupi atau menyembunyikan pengalaman tersebut. Penerangan dan bimbingan dari orangtua terutama dari ibu sangat diperlukan menjelang mereka memasuki masa remaja. Pengalaman mimpi basah pertama pada anak pria, juga menimbulkan kekagetan walaupun tidak sebesar pada anak wanita. Setelah pengalaman tersebut biasanya terjadi perubahan perhatian dan perasaan terhadap lawan jenis. Ciri-ciri kelamin sekunder, berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan (pada bagian tertentu lebih cepat dan lebat), perubahan suara menjadi semakin rendah-besar (lebih-lebih pada pria), membesarnya buah dada dan puting susu pada wanita, tumbuhnya jakun pada pria. Dengan perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder ini, secara fisik remaja mulai menampakkan ciri-ciri orang dewasa.
Masih dalam kaitan dengan perkembangan fisik, pada masa remaja juga terjadi perkembangan hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar endocrine yang masuk dalam darah. Hormon yang terpenting yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan seksual adalah testoterone dan estrogen. Keduanya ada, baik pada pria maupun wanita, tetapi konsentrasi yang tinggi dari testosterone ada pada pria, sehingga sering disebut sebagai hormon kepriaan dan estrogen terkonsentrasi tinggi pada wanita disebut hormon kewanitaan. Memang kedua jenis hormon tersebut memengaruhi perkembangan karakteristik kepriaan dan kewanitaan. Hormon tersebut tidak hanya memengaruhi perkembangan seksual, tetapi juga pertumbuhan fisik.
Testosterone merangsang pertumbuhan otot dan tulang-tulang, baik pada pria maupun wanita. Sampai dengan usia sekolah dasar pertumbuhan otot dan tulang keduanya sama, tetapi pada masa remaja terdapat perbedaan. Pertumbuhan otot-otot dan tulang-tulang pria lebih besar dan panjang dibandingkan wanita. Perbedaan keduanya diperbesar oleh pengaruh dari lingkungan. Pria dituntut dan mereka mengerjakan pekerjaan dan latihan-latihan yang banyak menggunakan otot, sehingga pertumbuhan otot dan tulang-tulang mereka menjadi lebih pesat.
Estrogen merangsang pertambahan penyimpanan lemak di bawah kulit, dan mendorong pematangan tulang-tulang sehingga mencapai bentuk dan kekuatan sebagai orang dewasa. Dalam usia sekolah dasar pria dan wanita dengan rangsangan estrogen memiliki jumlah lemak yang hampir sama, sekitar seperlima dari tubuhnya, tetapi pada masa pubertas, pertambahannya menjadi berbeda. Pertambahan timbunan lemak pada wanita lebih banyak dibandingkan pria. Hal itulah yang menimbulkan penampilan pria berbeda dengan wanita. Pria tampil lebih kekar, otot dan kulitnya lebih kasar, sedang wanita lebih lembut, licin, dan halus. Sudah tentu kelembutan dan kehalusan otot dan kulit wanita akan berkurang apabila dia melakukan pekerjaan dan latihan-latihan kekuatan otot yang keras. Demikian juga halnya pada pria, kekuatan dan kekasaran otot dan kulitnya akan berkurang apabila dia jarang sekali melakukan pekerjaan dan latihan-latihan kekuatan otot.
0 komentar:
Posting Komentar