PAKET BIMBINGAN KONSEP DIRI UNTUK SISWA KELAS VIII
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Siswa yang duduk di bangku SMP telah menginjak masa remaja dan mulai mencari identitas diri. Pada masa remaja ini terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan fisik tersebut terkadang menimbulkan ketidaksiapan pada sebagian remaja sehingga ketidaksiapan itu membuat remaja menjadi kurang memahami jati diri. Remaja yang kurang memahami jati diri, akan selalu takut dan ragu untuk melangkah atau bertindak. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa jati diri atau identitas diri merupakan proses terbentuknya konsep diri remaja. Terkait dengan konsep diri, konselor mempunyai tugas untuk membimbing siswa agar menemukan konsep diri serta menumbuhkan konsep diri yang positif pada diri siswa tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan layanan bimbingan tentang konsep diri. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam memahami konsep diri adalah dengan dikembangkannya paket bimbingan kionsep diri untuk siswa.
Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan paket bimbingan konsep diri untuk siswa SMP kelas VIII yang berterima secara teoritis dan praktis digunakan oleh konselor Sekolah Menengah Pertama sebagai media pemberian informasi tentang konsep diri. Pengembangan paket bimbingan konsep diri mengadaptasi langkah-langkah model pengembangan sistem instruksional Dick & Carey yang terdiri dari tahap (1) melakukan need assesment,(2) penyusunan paket bimbingan konsep diri, (3) uji ahli BK, uji ahli media (4) revisi dari uji ahli BK dan uji ahli media, (5)Uji coba calon pengguna produk, (6) revisi dari hasil uji coba calon pengguna produk yaitu konselor. Penilaian dilakukan oleh ahli bimbingan konseling, dan ahli media. Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket untuk penilaian uji ahli dan calon pengguna produk. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif jenis tendensi sentral (mode). Produk yang dikembangkan adalah Paket Bimbingan Konsep Diri untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Malang yang terdiri atas (1) panduan Paket Bimbingan Konsep Diri untuk konselor; dan (2) materi bimbingan konsep diri untuk siswa, yang terdiri dari tiga penggalan yaitu: (1) konsep diri (2) peranan konsep diri (3)
membangun konsep diri.
Hasil pengembangan menunjukkan tingkat kevalidan Paket Bimbingan Konsep Diri pada aspek kegunaan diperoleh skor 3 (uji ahli dan uji calon pengguna produk) dengan kriteria berguna. Pada aspek kemudahan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria mudah. Pada aspek ketepatan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria tepat. Pada aspek kemenarikan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria menarik. Hasil analisis data kualitatif menunjukkan bahwa terdapat beberapa komponen paket yang harus direvisi: (1) penggunaan istilah "kamu" pada langkah langkah kegiatan dalam paket bimbingan konsep diri diganti dengan istilah "anda", (2) Tampilan visual pada paket bimbingan terutama pada penggunaan frame di pinggir atau keliling isi , (3), warna teks font atau sub judul terlalu lemah, (4) ilustrasi atau gambar perlu ditambahkan, (5) bahasa sesuai dengan tingkatan siswa SMP, (6) perbanyak contoh-contoh yang berhubungan
dengan materi konsep diri.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang diberikan adalah: (1) konselor sebagai pembimbing hendaknya harus memahami prosedur bimbingan dan materi bimbingan agar siswa dapat mencapai tujuan bimbingan yang dikehendaki, (2) konselor dapat menambahkan media lain agar dapat menarik perhatian siswa dalam mempelajari materi konsep diri, (3) sebagai kelanjutan maka perlu uji coba produk kepada sasaran yaitu siswa agar mengetahui keefektifan produk yang dihasilkan.
Siswa yang duduk di bangku SMP telah menginjak masa remaja dan mulai mencari identitas diri. Pada masa remaja ini terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan fisik tersebut terkadang menimbulkan ketidaksiapan pada sebagian remaja sehingga ketidaksiapan itu membuat remaja menjadi kurang memahami jati diri. Remaja yang kurang memahami jati diri, akan selalu takut dan ragu untuk melangkah atau bertindak. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa jati diri atau identitas diri merupakan proses terbentuknya konsep diri remaja. Terkait dengan konsep diri, konselor mempunyai tugas untuk membimbing siswa agar menemukan konsep diri serta menumbuhkan konsep diri yang positif pada diri siswa tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan layanan bimbingan tentang konsep diri. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam memahami konsep diri adalah dengan dikembangkannya paket bimbingan kionsep diri untuk siswa.
Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan paket bimbingan konsep diri untuk siswa SMP kelas VIII yang berterima secara teoritis dan praktis digunakan oleh konselor Sekolah Menengah Pertama sebagai media pemberian informasi tentang konsep diri. Pengembangan paket bimbingan konsep diri mengadaptasi langkah-langkah model pengembangan sistem instruksional Dick & Carey yang terdiri dari tahap (1) melakukan need assesment,(2) penyusunan paket bimbingan konsep diri, (3) uji ahli BK, uji ahli media (4) revisi dari uji ahli BK dan uji ahli media, (5)Uji coba calon pengguna produk, (6) revisi dari hasil uji coba calon pengguna produk yaitu konselor. Penilaian dilakukan oleh ahli bimbingan konseling, dan ahli media. Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket untuk penilaian uji ahli dan calon pengguna produk. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif jenis tendensi sentral (mode). Produk yang dikembangkan adalah Paket Bimbingan Konsep Diri untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Malang yang terdiri atas (1) panduan Paket Bimbingan Konsep Diri untuk konselor; dan (2) materi bimbingan konsep diri untuk siswa, yang terdiri dari tiga penggalan yaitu: (1) konsep diri (2) peranan konsep diri (3)
membangun konsep diri.
Hasil pengembangan menunjukkan tingkat kevalidan Paket Bimbingan Konsep Diri pada aspek kegunaan diperoleh skor 3 (uji ahli dan uji calon pengguna produk) dengan kriteria berguna. Pada aspek kemudahan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria mudah. Pada aspek ketepatan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria tepat. Pada aspek kemenarikan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria menarik. Hasil analisis data kualitatif menunjukkan bahwa terdapat beberapa komponen paket yang harus direvisi: (1) penggunaan istilah "kamu" pada langkah langkah kegiatan dalam paket bimbingan konsep diri diganti dengan istilah "anda", (2) Tampilan visual pada paket bimbingan terutama pada penggunaan frame di pinggir atau keliling isi , (3), warna teks font atau sub judul terlalu lemah, (4) ilustrasi atau gambar perlu ditambahkan, (5) bahasa sesuai dengan tingkatan siswa SMP, (6) perbanyak contoh-contoh yang berhubungan
dengan materi konsep diri.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang diberikan adalah: (1) konselor sebagai pembimbing hendaknya harus memahami prosedur bimbingan dan materi bimbingan agar siswa dapat mencapai tujuan bimbingan yang dikehendaki, (2) konselor dapat menambahkan media lain agar dapat menarik perhatian siswa dalam mempelajari materi konsep diri, (3) sebagai kelanjutan maka perlu uji coba produk kepada sasaran yaitu siswa agar mengetahui keefektifan produk yang dihasilkan.
Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan paket bimbingan konsep diri untuk siswa SMP kelas VIII yang berterima secara teoritis dan praktis digunakan oleh konselor Sekolah Menengah Pertama sebagai media pemberian informasi tentang konsep diri. Pengembangan paket bimbingan konsep diri mengadaptasi langkah-langkah model pengembangan sistem instruksional Dick & Carey yang terdiri dari tahap (1) melakukan need assesment,(2) penyusunan paket bimbingan konsep diri, (3) uji ahli BK, uji ahli media (4) revisi dari uji ahli BK dan uji ahli media, (5)Uji coba calon pengguna produk, (6) revisi dari hasil uji coba calon pengguna produk yaitu konselor. Penilaian dilakukan oleh ahli bimbingan konseling, dan ahli media. Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket untuk penilaian uji ahli dan calon pengguna produk. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif jenis tendensi sentral (mode). Produk yang dikembangkan adalah Paket Bimbingan Konsep Diri untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Malang yang terdiri atas (1) panduan Paket Bimbingan Konsep Diri untuk konselor; dan (2) materi bimbingan konsep diri untuk siswa, yang terdiri dari tiga penggalan yaitu: (1) konsep diri (2) peranan konsep diri (3)
membangun konsep diri.
Hasil pengembangan menunjukkan tingkat kevalidan Paket Bimbingan Konsep Diri pada aspek kegunaan diperoleh skor 3 (uji ahli dan uji calon pengguna produk) dengan kriteria berguna. Pada aspek kemudahan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria mudah. Pada aspek ketepatan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria tepat. Pada aspek kemenarikan diperoleh skor 3 (uji ahli dan calon pengguna produk) dengan kriteria menarik. Hasil analisis data kualitatif menunjukkan bahwa terdapat beberapa komponen paket yang harus direvisi: (1) penggunaan istilah "kamu" pada langkah langkah kegiatan dalam paket bimbingan konsep diri diganti dengan istilah "anda", (2) Tampilan visual pada paket bimbingan terutama pada penggunaan frame di pinggir atau keliling isi , (3), warna teks font atau sub judul terlalu lemah, (4) ilustrasi atau gambar perlu ditambahkan, (5) bahasa sesuai dengan tingkatan siswa SMP, (6) perbanyak contoh-contoh yang berhubungan
dengan materi konsep diri.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran yang diberikan adalah: (1) konselor sebagai pembimbing hendaknya harus memahami prosedur bimbingan dan materi bimbingan agar siswa dapat mencapai tujuan bimbingan yang dikehendaki, (2) konselor dapat menambahkan media lain agar dapat menarik perhatian siswa dalam mempelajari materi konsep diri, (3) sebagai kelanjutan maka perlu uji coba produk kepada sasaran yaitu siswa agar mengetahui keefektifan produk yang dihasilkan.
0 komentar:
Posting Komentar